Sunday, 22 July 2018

Untuk Kawanku (Muhammad Ainul Yaqin)


“Harapan terbesar saya adalah dapat menggapai mimpi, cita-cita dan membahagiakan kedua orang tua, maka saya taruh harapan itu 5 cm di depan kening saya, sama seperti saya berjuang untuk masuk perguruan tinggi negri, semoga di ijabahi oleh allah amin.”
(Akun Fb. MAY, 26-07-2015).              
              MAY dilahirkan di Banyuwangi tahun 1996, MAY memiliki semangat yang tinggi, melebihi kawan-kawan yang lain di PS. Agribisnis Universitas Jember. Perjuangan MAY utuk masuk perguruan tinggi negri bukanlah hal yang mudah, dia harus rela menunggu satu tahun setelah lulus dari sekolah menengah atas di Gambiran. Dalam jangka waktu satu tahun MAY membuktikan semangatnya dengan kerja kerasnya. Dia tidak pernah gengsi dengan usianya yang satu tahun lebih tua. Putus asa adalah kata telah dia buang jauh dari pikirannya. Dia sempat diabaikan oleh kawan-kawanya, namun dengan semangatnya dia memutuskan untuk mencoba kembali keberuntungannya masuk ke perguruan tinggi. Dalam waktu satu tahun MAY tidak menganggur, dia bekerja untuk membantu meringankan beban orang tuanya. Dengan pakaian seadanya yang tanpak mencolok diantara ratusan siswa yang ada di sekolah yang pernah mengemblengnya selama tiga tahun. Kerja keras tidak akan pernah menghianati hasil, dia langsung diterima di tiga perguruan tinggi berbeda. Itulah cerita perjuangan yang diceritakan oleh MAY suwaktu kami berjalan menuju musala di kebun zelandia.
              Saya biasa memanggil dia sulaiman, meskipun nama asli pemberian orang tuanya adalah MAY, bahkan hingga saat ini masih sering salah, dan sering memanggil namanya dengan nama Sulaiman. Saya mengenal MAY ketika kegiatan PK2 Unej di SCABA Kodam Brawijaya Kabupaten Jember. Bagi saya MAY merupakan salah satu teman terbaik yang pernah saya kenal hidup saya. Saya bangga pernah mengenal MAY, kisah hidupnya merupakan inspirasi bagi saya, sesekalai saya teringat saat bercanda dengan MAY, namun hari ini tanggal 22/07/2018 MAY pergi meninggalkan ribuan sahabat yang menyayanginya. Dia pergi dalam perjuangan untuk memwujudkan mimpi, cita-cita dan harapan untuk membahagian orang tuanya. Selamat jalan kawanku, Muhammad Ainul Yakin (1996-2018).
“Apabila orang meninggal dalam keadaan menuntut ilmu, maka dia meninggal dalam keadaan syahid” Hadist Riwayat Ibnu Munir dalam Sahih Buhori

Related Posts

Untuk Kawanku (Muhammad Ainul Yaqin)
4/ 5
Oleh

Subscribe via email

Like the post above? Please subscribe to the latest posts directly via email.