Saturday, 21 March 2015

BUDIDAYA IKAN LELE lengkap(pembenihan,pilihan kolam,hama, dan kerugiannya)




Cara pembenihan ikan lele
Terdapat dua segmen usaha dalam budidaya ikan lele, yakni usaha pembesaran dan usaha pembenihan. Para peternak pembesaran biasanya tidak membenihkan sendiri. Lebih praktis bagi mereka untuk membeli benih dari peternak benih. Karena usaha pembenihan ikan lele memerlukan tingkat keterampilan dan ketelitian yang lebih tinggi.

Cara pemeliharaan dan perlakuan budidaya pembesaran berbeda dengan budidaya pembenihan. Akan lebih baik apabila peternak fokus terhadap salah satu segmen usaha tersebut. Setelah sebelumnya kami membahas segmen pembesaran ikan lele, kali ini kami akan membahas cara pembenihan ikan lele. Untuk mengetahui lebih jauh silahkan simak terus artikel ini.

Seleksi indukan ikan lele

Memilih indukan untuk pembenihan ikan lele hendaknya dimulai sejak calon indukan masih berukuran sekitar 5-10 cm. Pilih ikan lele yang mempunyai sifat-sifat unggul seperti tidak cacat, memiliki bentuk tubuh yang baik, gerakannya lincah, pertumbuhannya paling cepat dibanding lainnya. Kemudian pelihara calon-calon indukan unggul tersebut dalam kolam pemeliharaan tersendiri. Pemeliharaan calon indukan akan lebih baik bila diperlakukan lebih istimewa, dengan memberikan pakan berkualitas dan pengairan yang bagus.
Penyeleksian terhadap calon indukan untuk pembenihan ikan lele dilakukan setiap 2 minggu sekali. Jangan lupa pisahkan berdasarkan ukuran agar tidak saling kanibal. Lakukan secara berkala sampai mendapatkan indukan yang benar-benar baik. Ikan lele jantan bisa dijadikan indukan setelah berumur 8 bulan, sedangkan untuk lele betina setidaknya berumur satu tahun. Bobot indukan yang baik setidaknya mencapai 0,5 kg.
Setelah calon-calon indukan cukup umur dan ukuran, pilih indukan-indukan yang terlihat bugar, bebas penyakit dan bentuk tubuh yang bagus untuk proses pemijahan. Indukan yang akan dipijahkan sebaiknya dipelihara dalam kolam khusus. Pisahkan antara jantan dan betina agar tidak terjadi pembuahan diluar rencana.
Kolam khusus berfungsi untuk memelihara calon induk sampai siap matang gonad. Berikan pakan dengan mutu baik untuk mempercepat kematangan gonad. Jumlah pakan yang harus diberikan pada calon induk setidaknya 3-5% dari bobot tubuhnya setiap hari dan diberikan dengan frekuensi 3-5 kali sehari. Kepadatan kolam untuk pemeliharan indukan ini tidak boleh lebih dari 6 ekor per m2. Dari kolam ini indukan lele yang memenuhi kriteria matang gonad, diambil untuk dipijahkan.
Indukan betina yang telah matang gonad memiliki ciri-ciri sebagai berikut:
  • Bagian perut membesar ke arah anus, apabila diraba tersa lembek
  • Apabila diurut akan keluar telur berwarna hijau tua
  • Alat kelamin berwarna kemerahan dan terlihat membengkak
  • Warna tubuh berubah menjadi coklat kemerahan
  • Gerakannya lambat
Sedangkan untuk indukan jantan untuk pembenihan ikan lele hendaknya memiliki ciri-ciri sebagai berikut:
  • Tubuhnya ramping
  • Alat kelaminnya memerah
  • Warna tubuh akan terlihat coklat kemerahan
  • Gerakannya lincah

Teknik pemijahan ikan lele

Pemijahan atau mengawinkan ikan untuk pembenihan ikan lele bisa dilakukan dengan berbagai metode, baik yang alami atau intensif. Pemijahan alami yaitu perkawinan yang tidak memerlukan campur tangan manusia dalam proses pembuahan sel telur dengan sperma. Sedangkan pemijahan intensif merupakan proses perkawinan yang memerlukan intervensi manusia dalam proses pembuahannya. Terdapat beberapa cara populer yang biasa dipakai untuk memijahkan ikan lele secara intensif, yaitu:
  1. Penyuntikan hipofisa
  2. Penyuntikan hormon buatan
  3. Pembuahan in vitro (dalam tabung)
Untuk mengetahui secara lebih detail mengenai teknik-teknik di atas, silahkan baca artikel cara pemijahan ikan lele.

Pemeliharaan larva

Dari proses pemijahan akan dihasilkan larva ikan yang harus dibesarkan dalam tahap pembenihan ikan lele selanjutnya. Pisahkan larva dari induknya. Kualitas air kolam untuk pemeliharaan larva harus terjaga. Usahakan ada aerasi dengan aerotor untuk menyuplai oksigen. Suhu kolam harus dipertahankan pada kisaran 28-29oC. Pada suhu dibawah 25oC, biasanya akan terbentuk bintik putih pada larva yang menyebabkan kematian massal.
Apabila terjadi perubahan suhu, usahakan tidak terjadi secara ekstrim. Perubahan suhu kolam sebaiknya tidak berfluktuasi lebih dari 1oC. Banyak larva yang tidak mentolerir suhu yang berubah-ubah.
Hal penting lainnya adalah menjaga kebersihan kolam. Bersihkan kolam dari kotoroan dan sisa pakan dengan spons. Kotoran dan sisa pakan bisa menimbulkan gas amonia yang bisa memicu kematian larva.
Larva masih membawa persediaan makanan dalam dirinya, jadi tidak perlu diberi pakan hingga 3-4 hari. Setelah persediaan makanannya habis, larva harus segera diberi pakan. Pakan bisa berupa kuning telur yang telah direbus. Ambil bagian kuningnya, lumat hingga halus dan campurkan dengan 1 liter air bersih. Larutan tersebut cukup untuk 100.000 ekor larva.
Setelah larva berumur satu minggu, berikan pakan berpa cacing sutera (Tubifex sp.). Cacing ini bernilai gizi tinggi dan disukai benih ikan yang baru tumbuh. Pakan berupa cacing ini meringankan perawatan, karena bisa hidup dalam air dan tidak mengotori kolam. Sehingga meminimalkan resiko keracunan akibat sisa pakan yang membusuk.
Cacing sutera diberikan hingga larva berumur 3 minggu atau berukuran 1-2 cm. Setelah itu, larva bisa dikatakan telah menjadi benih ikan dan siap diberi pelet yang berbentuk tepung.

Pendederan benih

Pendederan adalah suatu tahapan untuk melepas benih ikan ke tempat pembesaran sementara. Proses pendederan merupakan salah satu tahapan penting dalam pembenihan ikan lele. Tempat pendederan biasanya berupa kolam kecil dengan pengaturan lingkungan yang ketat. Tahapan ini diperlukan karena benih ikan masih rentan terhadap serangan hama, penyakit dan perubahan lingkungan yang ekstrem. Benih ikan didederkan hingga siap untuk ditebar di kolam budidaya yang lebih luas.

a. Menyiapkan kolam pendederan

Kolam pendederan untuk pembenihan ikan lele bisa berupa kolam tanah, kolam semen atau kolam dari terpal. Tidak ada patokan luasan yang disarankan untuk kolam pendederan. Namun lebih baik tidak terlalu luas, sehingga lebih mudah dikontrol, misalnya ukuran 2×3 atau 3×4 m dengan kedalaman kolam 0,75-1 meter. Kolam tersebut juga harus memungkinkan di pasangi peneduh seperti paranet, untuk menghindari kematian benih karena terik matahari di musim kemarau.
Dalam menyiapkan kolam pendederan, perhatikan dengan seksama saluran masuk dan keluar pintu air. Gunakan jaring yang halus agar benih tidak bisa melintas saluran air dan tidak ada hama dari luar yang terbawa masuk ke kolam. Lakukan pengeringan kolam sebelum digunakan. Lebih baik apabila kolam dijemur untuk menghilangkan bibit penyakit yang mungkin tersisa dari aktivitas sebelumnya. Khusus untuk jenis kolam tanah yang akan digunakan untuk pembenihan ikan lele, lakukan pengolahan tanah dan pemupukan dasar kolam.
Pengisian air kolam untuk pembenihan ikan lele, hendaknya dilakukan secara bertahap. Pada tahap awal isi kolam dengan kedalaman 20-30 cm. Hal ini mengingat benih ikan masih sangat kecil, apabila kolam terlampau dalam benih tersebut akan kesulitan untuk berenang ke atas dan mengambil oksigen dari udara. Setelah benih membesar tambahkan kedalaman kolam secara bertahap, sesuaikan dengan ukuran benih ikan.

b. Pelepasan benih

Benih ikan lele sudah bisa dipindahkan ke kolam pendederan setelah berumur 3 minggu dihitung sejak menetas di tempat pemijahan. Atau, kira-kira berukuran panjang 1-2 cm. Kepadatan tebar benih lele berkisar 300-600 ekor per m2.
Benih ikan yang masih kecil sangat sensitif terhadap perubahan lingkungan yang ekstrim. Oleh karena itu, memindahkan benih ikan ke kolam pendederan perlu kehati-hatian. Caranya, Gunakan wadah atau ember plastik, kemudian isi dengan dari kolam asal hingga penuh. Ambil benih ikan gunakan jaring yang halus, lalu masukkan ke dalam wadah tadi.
Setelah wadah terisi penuh, angkat dan pindahkan wadah tersebut ke kolam pendederan. Kemudian miringkan, sehingga air dalam wadah menyatu dengan air kolam pendederan. Diamkan sejenak dan biarkan benih ikan berenang keluar dengan sendirinya dari dalam wadah.

c. Pemberian pakan pembenihan ikan lele

Ketika benih masih berukuran 1-2 cm, gunakan tepung pelet yang memiliki kadar protein lebih dari 40 persen, karena pada umur tersebut benih lele membutuhkan banyak protein untuk perkembangan. Jenis pakan yang diberikan bisa berupa pelet jenis PSC atau pakan udang DO-A. Pemberian pakan jenis ini harus teliti, karena pakan akan tenggelam dan menumpuk di dasar kolam. Penumpukan sisa pakan akan membentuk amonia yang berbahaya bagi benih ikan. Selanjutnya benih ikan bisa dipindahkan ke kolam pendederan benih.
Apabila ikan sudah mencapai ukuran 2-3 cm berikan pakan F999 atau PF1000, atau jenis pelet yang berbentuk butiran kecil. Berikan pakan ini setidaknya hingga benih berukuran 4-6 cm. Pada prinsipnya, ukuran pakan harus disesuaikan dengan bukaan mulut benih ikan.
Pakan diberikan dengan frekuensi 4-5 kali sehari. Waktu pemberian pakan bisa dilakukan pada pagi, siang, sore dan malam hari. Karena ikan lele jenis binatang nokturnal atau aktif dimalam hari, hendaknya porsi pemberian makan pada malam hari lebih besar. Lamanya proses pendederan berkisar 5-6 minggu atau hingga benih ikan lele berukuran 5-7 cm.

Panen pembenihan ikan lele

Pembenihan ikan lele memakan waktu 8-9 minggu sejak benih menetas. Ukuran benih lele siap panen berkisar 5-7 cm. Cara pemanenan dilakukan dengan mengeringkan air kolam pelan-pelan hinga ikan berkumpul pada titik yang dalam atau saluran kemalir. Kemudian ambil ikan dengan jaring yang halus. Lakukan pengambilan ikan dengan hati-hati, karena benih tersebut masih rentan apabila mengalami luka pada permukaan tubuhnya. Tampung benih ikan dalam wadah yang telah diisi dengan air dari kolam yang sama agar ikan tidak mengalami stres.
Hal terakhir namun penting dalam pembenihan ikan lele, adalah menyiapkan pembeli bagi benih yang sudah siap panen. Karena apabila waktu panen terlambat karena benih belum ada pembelinya, peternak harus menanggung biaya pemeliharaan ekstra. Pada ujungnya, semakin lama panen tertunda akan semakin tipis marjin yang akan diterima peternak.
II.Cara Lengkap Budidaya Ikan Lele di Kolam Terpal - Sangat menarik bagi petani karena pasar terus. berkembang Pemerintah juga secara agresif memberikan dukungan melalui penelitian dan kampanye unggul benih lele.
Sehingga berbagai pusat muncul dari budidaya ikan lele di sejumlah daerah. Untuk mendapatkan manfaat maksimal, budidaya ikan lele tidak bisa dilakukan hanya kegiatan subsisten saja. Lele dapat hidup dalam kepadatan tebar tinggi dan rasio terhadap pertumbuhan yang baik. Dan ternyata lele juga mempunyai segudang manfaat ikan lele untuk kesehatan tubuh kita.

Cara Lengkap Budidaya Ikan Lele di Kolam Terpal
Cara Lengkap Budidaya Ikan Lele di Kolam Terpal
Oleh karena itu, budidaya ikan lele akan mendapat manfaat lebih jika dilakukan secara intensif.

Memilih bisnis ternyata tidak menjadi modal sesuatu yang besar. Banyak peluang binis besar, Anda bisa mendapatkannya dari sesuatu yang tampak sepele contoh budidaya ikan lele. Ikan berkumis masih dipandang sebelah mata oleh pebisnis.

Bahkan, ketentuan yang dijanjikan cukup besar. Gerai supermarket besar tenda di kios-kios pinggir jalan membutuhkan pasokan lele dalam jumlah besar secara teratur.

Lele adalah salah satu macam ikan tawar yang sudah dibudidayakan secara menyeluruh dan komersial oleh masyarakat Indonesia, khususnya di pulau Jawa:
  1. Bisa dilakukan di bidang budidaya sumber daya air yang terbatas meskipun jumlah tebar benih tinggi,
  2. Mudah dikendalikan oleh masyarakat,
  3. Pemasaran ini mudah, dan Venture modal yang dibutuhkan relatif rendah (tergantung pada ukuran dari biaya pakan),
  4. Selain itu, lele memiliki kandungan gizi tertinggi dibandingkan dengan jenis ikan perairan darat lainnya.

Kelebihan Cara Budidaya Ikan Lele Menggunakan Kolam Terpal

Pembuatan kolam terpal dapat dilakukan di pekarangan ataupun di halaman rumah. lahan yang digunakan berupa lahan yang belum dimanfaatkan atau lahan yang telah dimanfaatkan, tetapi Lebih Produktif. keuntungan dari kolam terpal adalah terhindar dari hewan pemangsa ikan, hewan piaraan, ikan terlihat lebih cerah, dan ular sawah.

Dilengkapi pengatur volume air yang bermanfaat untuk pemanenan dan dapat mempermudah penyesuaian ketinggian air sesuai usia ikan. dapat dijadikan peluang usaha skala kecil dan besar, Lele yang dihasilkan lebih berkualitas, lele terlihat tampak bersih, dan seragam. Lahan yang digunakan regular tidak berubah karena bukan kolam galian.
  • Menghindari dimangsa hama seperti ikan dan ular bidang liar.
  • Dilengkapi dengan volume air yang berguna untuk memfasilitasi perubahan air dan tanaman dan untuk memfasilitasi penyesuaian ketinggian air sesuai dengan usia ikan. 
  • Dapat digunakan sebagai peluang usaha kecil dan besar, 
  • Menghasilkan kualitas lele yang lebih tinggi, terlihat lele tampak bersih, dan seragam.
  • Penggunaan lahan tidak berubah karena tidak penggalian kolam renang atau kolam semen.

Cara Awal Pengisian Air dan Bibit

1. Konstruksi kolam
Tahap utama dalam budidaya ikan lele adalah wadah budidaya baik kolam tanah maupun kolam terpal dan kali ini adalah cara budidaya ikan lele di kolam terpal. Bagian dalam kolam terpal dicuci dengan sabun untuk menghilangkan bau lem atau bahan kimia yang dapat membunuh benih ikan. Setelah itu, bagian dalam terpal dibilas bersih dan dikeringkan selama satu hari, kolam diisi dengan air hingga 20 cm.

Setelah kolam sudah terisi air diamkan selama kurang lebih satu minggu untuk proses pembentukan lumut dan untuk pertumbuhan fito plankton.

Kemudian tambahkan air lagi hingga mencapai 80 cm setelah ikan berangsung dewasa. Air yang telah ditinggalkan selama seminggu penuh dan diberikan daun-daun seperti daun singkong, atau pepaya. Tujuannya agar air berwarna hijau. air hijau untuk mencegah bau yang disebabkan karena penguapan air kolam dan harus dilakukan 25% penambahan dan penggantian air. 
2. Pemilihan Benih Unggul

Benih unggul dapat kita lihat dengan cara memperhatikan Ciri-ciri Sebagai Berikut :
  • Benih Terlihat aktif Melakukan oksigenasi;
  • Gesit, Agresif Dan cerah;
  • Ukuran Terlihat Sama Rata;
  • Warna Sedikit Lebih Terang;
3. Penebaran Benih
Siapkan benih 1000 lele dumbo/sangkuriang ukuran 1,5-2 inci". Untuk ukuran kolam 2m x 1m x 1m. jika budidaya yang di lakukan dalam kuota yang besar maka penebaran benih kita akumulasikan dengan perbandingan sesuai ketentuan diatas. Bibit yang baru dibeli jangan segera dimasukkan ke dalam wadah atau kolam untuk budidaya, tapi harus melalui tahap peredaman yang dapat menyesuaikan benih ikan dengan air di kolam habitat untuk ikan di budidaya. Baca Juga Manfaat ikan tuna

Langkah-langkah sebagai berikut :
  • Siapkan Bak / Ember;
  • Masukan air kolam yang akan di jadikan budidaya ikan kedalam ember/bak;
  • Masukan Benih Lele yang akan Di tebar;
  • Diamkan Selama Kurang lebih selama 30 Menit (tujuan agar benih ikan melakukan penyesuain dengan air kolam bakal budidaya) dan untuk menghilang stres ikan setelah di pindahkan dari habitat penangkaran dan akan masuk kehabitat baru.;
  • Setelah 30 menit benih dapat di tebar ke dalam kolam baik kolam tanah maupun kolam terpal.
Penebaran benih baik lakukan pada pagi atau malam hari karena di waktu pagi atau malam hari kondisi air relatip stabil.

Setelah lele berumur lebih dari 20 hari, lele perlu disortir dengan menggunakan bak penyortir berukuran 9 -12 cm. 
Alasannya dilakukan sortir karena, ikan lele yang lebih kecil akan sulit untuk mendapatkan makanan karena kalah cepat dengan yang lebih besar dan dapat memperlambat laju pertumbuhan ikan sebagian. Oleh karena itu, sejak awal kita harus menyiapkan dua kolam ukuran yang sama dengan tujuan untuk memisahkan ikan yang sudah di lakukan sortir.

Apabila tidak mempunyai lokasi yang cukup luas kita dapat menyiapkan kolam untuk ikan hasil sortir lebih kecil dari kolam budidaya. karena hanya ikan yang kecil saja yang di pindahkan ke kolam hasil sortir (kolam kecil untuk ikan yang kecil) dan kolam yang besar kita gunakan untuk ikan yang besar.
4. Pengaturan Kualitas air 
Air kolam akan berkurang karena proses penguapan maka perlu tambahkan air sampai tingkat air kembali ke posisi normal. Pada tingkat air 20 cm (bulan pertama), 40 cm (bulan kedua), dan 80 cm (bulan ketiga). 
Warna air yang terbaik bagi ikan lele berwarna hijau menunjukkan bahwa kualitas air yang baik untuk ikan lele. Lele tidak suka air jernih.

Dan air akan berubah merah ketikan ikan sudah dewasa untuk siap panen.
5. Kedalaman air 
Kolam jangan terlalu dangkal karena penguapan akan membuat ikan menjadi terlalu panas. Tentunya ini akan membuat ikan menjadi kelelahan dan mati. Solusinya adalah dengan menambahkan air telah surut kembali ke posisi yang telah ditentukan. 
Selain itu perlu untuk menambahkan tanaman air seperti kangkung, daun talas / talas, dan eceng gondok. Fungsi sebagai tanaman peneduh, selain itu juga dapat menyerap racun yang terkandung dalam air kolam. tingkat air kolam 20 cm (bulan pertama), 40 cm (bulan kedua), dan 80 cm (bulan ketiga). 
6. Tingkat Kejernihan Air 
Pada dasarnya lele tidak suka air jernih. Hal ini dapat dilihat dari sifat dan bentuk tubuhnya. pakan alam lele di malam hari menyebabkan lele tidak perlu penglihatan yang baik. Hal ini juga didukung dari bentuk tubuh memiliki kumis di sekitar mulut. Fungsi ini berguna untuk meraba makanan. 
Selain itu, sistem pernapasan ikan lele menggunakan labirin, yang berarti bernapas lele tidak bergantung pada oksigen terlarut dalam air. Dengan demikian, kondisi oksigen minimal lele dapat bertahan hidup air berlumpur tersebut. 
Meskipun ikan lele tidak suka air jernih, kita tidak bisa memasukan sembarangan air ke dalam kolam. 
Bisa jadi kita memasukan air yang mengandung bakteri dan parasit yang dapat menyebabkan penyakit. sebagai penangkalnya yaitu dengan memberikan daun seperti yang disebutkan di atas sehingga air berwarna hijau.

7. Pakan
Pakan dilakukan tiga kali sehari yaitu pukul 07:00 pagi, 17:00 dan 22:00. Makanan tidak selalu harus 3 kali sehari, bisa jadi 4 kali, tergantung pada kebutuhan ikan akan makan. 
Dalam proses pakan budidaya ikan diberikan dengan menggunakan jenis sentrat ikan 781-1 karena di dalamnya mengandung nutrisi yang di butuhkan ikan protein minimal 35%, lemak 10-16%, karbohidrat 15-25%, vitamin dan mineral. .
Pemberian pakan tidak boleh terlalu berlebihan karena akan menimbulkan berbagai macam jenis penyakit akibat pakan yang mengendap yang tidak termakan oleh ikan. akan menyebabkan amonia beracun. 

Tips : Pakan Alami Juga Bisa Di Berikan Seprti Kroto Semut Rangrang pakan ini akan lebih efektif dan efisien jika kita tau dan disini cara budidaya kroto untuk pakan ikan yang baik dan benar itu akan sangat menguntungkan bagi budidaya ikan lele.
8. Pengendalian Hama dan Penyakit 
Hama dan penyakit tidak bisa dianggap remeh karena sangat mempengaruhi baik volume produksi. maupun tingkat keberhasilan dalam budidaya ikan. Hama biasanya binatang yang berang-berang, burung pemakan ikan, kucing, dll Adapun penyakit seperti virus dan bakteri. 
Pencegahan adalah dengan menggunakan semacam penghalang sehingga tidak ada hewan liar yang masuk ke kolam dan makan benih lele. Untuk penyakit dapat diberikan obat-obatan yang banyak tersedia di toko perikanan, tergantung pada jenis penyakit yang menjangkit ikan lele. 
9. Panen 
Setelah Kurang lebih selama 90 hari, ikan akan dipanen. Pemanenan dilakukan dengan menyortir dengan memilih ikan yang layak untuk dikonsumsi (dijual) ukuran biasanya 4 sampai 7 ekor per kg atau sesuai dengan keinginan pembeli, maka ukuran yang lebih kecil dipelihara kembali.

10. Selamat Mencoba !!!


III.HAMA LELE

Hama dan penyakit ikan lele

Pengendalian hama dan penyakit ikan leleHama dan penyakit ikan lele banyak ragamnya, beternak lele tanpa memperhitungkan resiko serangan hama dan penyakit akan membawa malapetaka.
Serangan hama dan penyakit ikan lele bisa dihindari dengan memperbaiki manajemen budidaya. Namun meskipun begitu, tetap saja masih ada faktor eksternal yang tidak bisa dielakkan 100 persen. Banyak hal-hal tidak terduga yang bisa terjadi ketika kita membudidayakan ikan lele.
Sumber hama dan penyakit ikan lele dari faktor internal, antara lain pengaturan pakan yang tidak tepat, benih yang membawa bibit penyakit, sampai pengaturan air yang buruk. Sedangkan dari faktor eksternal antara lain iklim, cuaca, sumber air, serangan wabah regional dan lain sebagainya.

Pengendalian hama ikan lele

Dalam beternak lele, hama merupakan gangguan yang bersumber dari organisme besar baik yang sifatnya predator, penggangu dan pesaing. Hama ikan lele yang bersifat predator adalah musang, linsang, dan ular. Di daerah perkotaan kucing pun kadangkala menjadi hama yang perlu di waspadai. Selain itu, ada juga katak yang merupakan predator bagi benih lele yang masih kecil.
Hama yang dikategorikan pengganggu adalah belut, terutama untuk yang beternak lele di kolam tanah. Binatang ini seringkali membuat lubang di pematang sehingga kolam bocor. Hama yang dikategorikan pesaing adalah Ikan gabus atau mujair, karena ikan ini bisa berkembang biak dalam kolam melalui saluran masuk atau keluar air.
Penanggulangan dari serangan hama bisa dilakukan dengan berbagai hal seperti memagari pinggiran kolam, menyaring jalan masuk dan keluar air, sampai menutup kolam dengan paranet. Apabila kita beternak lele secara intensif, biasanya gangguan hama jarang terjadi karena kolam relatif terawasi terus menerus.

Pengendalian penyakit ikan lele

Penyakit ikan lele hampir sama dengan penyakit yang ditemui pada ikan tawar lainnya. Penyakit yang biasa menyerang terdiri dari penyakit infeksi yang disebabkan jamur, protozoa, bakteri dan virus. Berikut beberapa penyakit ikan lele yang disebabkan oleh infeksi:
  • Penyakit bintik putih (white spot), penyebabnya adalah protozoa dari jenis Ichthyphyhirius multifillis. Penyakit ini menyerang hampir semua jenis ikan air tawar. Pada ikan lele banyak menyerang benih. Bintik-bintik putih tumbuh pada permukaan kulit dan insang. Bila terkena ikan akan mengosok-gosokkan badannya ke dinding atau dasar kolam. Peyakit ikan lele ini dipicu oleh kualitas air yang buruk, suhu air terlalu dingin dan kepadatan tebar ikan yang tinggi. Untuk mencegah agar ikan tidak terkena white spot, pertahankan suhu air pada kisaran 28oC dan gunakan air yang baik kualitasnya. Pengobatan untuk jenis penyakit ikan lele ini antara lain dengan cara merendam ikan dalam larutan formalin 25 cc per meter kubik air ditambah dengan malacit green 0,15 gram per meter kubik air selama 24 jam. Pada ikan lele yang sudah besar, penyakit ini juga bisa dihilangkan dengan memindahkan ikan ke kolam dengan suhu 28oC.
  • Penyakit gatal (Trichodiniasis) disebabkan oleh protozoa jenis Trichodina sp. Gejala penyakit ikan lele Trichodiniasis adalah ikan terlihat lemas, warna tubuh kusam dan sering menggosok-gosokan badannya ke dinding dan dasar kolam. Penyakit ikan lele ini menular karena kontak langsung dan juga lewat perantara air. Kepadatan ikan yang terlalu tinggi dan kekurangan oksigen disinyalir memicu perkembangannya. Penyakit ikan lele ini bisa dicegah dengan mengatur kepadatan tebar dan menjaga kualitas air. Penyakit ini bisa dihilangkan dengan merendam ikan dalam larutan formalin 40 ppm selama 12-24 jam.
  • Serangan bakteri Aeromonas hydrophila. Penyakit ikan lele yang ditimbulkan bakter ini menyebabkan perut ikan menggembung berisi cairan getah bening, terjadi pembengkakan pada pangkal sirip dan luka-luka disekujur tubuh ikan. Faktor pemicu penyakit ikan lele ini adalah penumpukan sisa pakan yang membusuk di dasar kolam. Untuk mencegahnya, upayakan pemberian pakan yang lebih tepat dan pertahankan suhu air 28oC. Pengobatan yang paling umum pada ikan benih adalah pemberian antibiotik Oksitetrasiklin (OTC). Caranya dengan mencampurkan OTC dengan pakan, takarannya 50 mg per kg pakan. Berikan selama 7-10 hari. Apabila penyakit ikan lele ini menyerang kolam pembesaran, gantilah air kolam dua kali sehari. Pada saat penggantian air, tambahkan garam dapur dengan takaran 100-200 gram per meter kubik.
  • Penyakit Cotton wall disease, penyebabnya bakteri Flexibacter Columnaris. Bakteri ini menyerang organ dalam seperti insang. Gejala yang ditimbulkannya adalah terjadi luka atau lecet-lecet pada permukaan tubuh, ada lapisan putih atau bintik putih, gerakan renang lambat dan ikan banyak mengambang. Faktor pemicunya adalah pembusukan sisa pakan didasar kolam dan suhu air yang naik terlalu tinggi. Pencegahannya dengan mengontrol pemberian pakan dan mempertahankan suhu air pada 28oC. Apabila ada anggaran lebih, berikan vaksin pada benih ikan. Utuk mengobati penyakit ikan lele adalah dengan memberikan OTC 50 mg per kg pakan yang diberikan 7-10 hari. Cara lainnya, rendam ikan dalam larutan OTC dengan dosis 3-5 ppm selama 12-24 jam. Ikan lele yang diberi antibiotik baru bisa dikonsumsi setelah dua minggu.
  • Penyakit karena serangan Channel catfish virus (CCV). Virus ini tergolong kedalam virus herpes. Ikan yang terinfeksi tampak lemah, berenang berputar-putar, sering tegak vertikal di permukaan, dan pendarahan dibagian sirip dan perut. Faktor pemicu penyakit ikan lele ini adalah fluktuasi suhu air, penurunan kualitas air dan kepadatan tebar yang tinggi. Untuk mencegah serangan virus ini adalah dengan cara memperbaiki manajemen budidaya, menjaga kebersihan kolam dan pemberian pakan yang berkualitas. Pengobatan ikan yang telah terinfeksi jenis virus ini belum diketahui. Namun penyakit ikan lele ini bisa pulih dengan meningkatkan kebersihan kolam seperti mengganti air kolam hingga ikan terlihat pulih.
Selain penyakit ikan lele di atas, terdapat juga sejumlah penyakit yang bukan disebabkan oleh infeksi melainkan disebabkan oleh kondisi lingkungan, seperti keracunan dan lain sebagainya. Berikut beberapa penyakit non-infeksi yang penting diketahui dalam beternak lele:
  • Penyakit kuning (Jaundice), penyakit ini akibat dari kesalahan nutrisi pakan. Penyebabnya antara lain kualitas pakan yang buruk, seperti telah kadaluarsa atau pakan disimpan di tempat lembab sehingga pakan rusak. Beberapa keterangan mengatakan jaundice bisa disebabkan oleh pemberian jeroan atau ikan rucah secara kontinyu. Keterangan lain mengatakan serangan jaundice bisa datang apabila dalam air kolam banyak terdapat alga merah.
  • Pecah usus atau Reptured Intestine Syndrom (RIS). Penyakit ikan lele ini terlihat dari gejalanya yang khas yaitu pecahnya usus. Penyebabnya adalah pemberian pakan yang berlebihan. Ikan lele merupakan ikan yang rakus, berapapun pakan yang kita berikan akan disantapnya sehingga akan memecahkan usus bagian tengah atau belakang. Untuk menghindarinya, lakukan pengaturan pemberian pakan yang efektif. Kebutuhan pakan ikan lele per hari adalah 3-6% dari berat tubuhnya dan harus diberikan secara bertahap, pagi, siang, sore atau malam hari.
  • Kekurangan vitamin, kasus kekurangan vitamin yang paling sering pada ikan lele adalah kekurangan vitamin C. Kekurangan vitamin ini akan mengakibatkan tubuh ikan bengkok dan tulang kepala retak-retak. Apabila terlihat penyakit ikan seperti ini, berikan vitamin mix yang banyak dijual di pasar. Dosisinya 1 gram per kg pakan lele diberikan selama 5-7 hari.
  • Penyakit keracunan, penyakit ini ditimbulkan karena faktor lingkungan seperti air yang tercemar pestisida, atau akibat kimia industri lainnya. Untuk menanggulanginnya, usahakan penggantian air kolam minimal sebanyak 20% setiap dua kali sehari.
IV .PENYEBAB KEGAGALAN

KENAPA BUDIDAYA LELE BISA RUGI DIMANA MANA???

Bagaimana dengan hasil petani pembesaran di sekitar anda…….
Diberbagai  wilayah  banyak  yang bilang rugi dan rugi….banyak usaha lele yang gulung tikar…kenapa bisa terjadi…..
Harga lele per bulan januari 2015 ini berkisar antara 12.500 s/d 14.000
Kenapa bisa rugi…..
Kita lihat rata rata petani  tradisional tebar 2000 ekor per kolam….
Padahal diluar petani jarang pake full pelet pabrikan….biasanya di campur dengan pakan alternatif keong…..
Kita bisa kira kira kan petani tradisional ini memakai pelet 60 kg ditambah keong 20 kg….
Harga pakan 285.000 / sak(per daerah selisih beda dikit)….jadi pakan habis  570.000.benih anggap harga 180/ekor jd uang  untuk  benih 360.000…keong pastilah gratis…nyari disawah dan  empang pasti banyak….total pengeluaran adalah  930.000 ini belum listrik air dan tenaga kerja… KENAPA BISA RUGI????????
Ayo kita hitung dan analisa sederhana
Andai dengan tebar 2000 target  yang didapat adalah 200 kg (ini bila pakai pakan pellet murni )  kg lele terjual….uang yang didapat  2.800.000….
Nah harusnya kan tidak rugi…..malah untung banyak 1.870.000….benarkan…..kenapa bisa gulung tikar….
Kalau itu rugi kita bisa  hitung  berapa dapatnya….
Pengeluaran 930.000 berarti penjualan dibawa itu…kita ambil aja harga 14.000 maka 930.000 / 14.000 = 66 kg ( dibulatkan)…kalau itu rugi berrti hasilnya dibawah 66 kg dong …kenapa bisa begitu…banyak orang bilang itu ada yang maling atau masuk ke lumpur/ke tanah… padahal itu adalah wajar…dan sangat wajar sekali
Wajar karena  pakan pelet minim memancing lele makan sesama(kanibal) ditambah lagi ada pakan daging daging an(keong) yang membuat lele terbiasa dengan aroma daging sehingga bila ada lele yang terluka sedikit saja itu akan memancing lele yang sehat untuk menyerang dan memangsanya beramai ramai….ingat lele punya sungut yang berfungsi membaui makanan.ikan atau biota air yang mempunyai sungut/antenna/antenula  pasti tidak bisa melihat hanya memakai sungut untu membaui makanannya…ini yang tidak diketahui orang banyak…sehingga banyak orang bilang ke pembudidaya leleku di kasih keong daging atau ayam tiren lelenya cepat besar….ya iyalah cepat besar selain daging daging itu malamnyaa ada tambahan daging dari lele lainnya(pasti petani kasih pakan hanya pagi dan sore malam puasa padahal lele aktif malam hari)
Dan pergerakan lele yang muncul dipermukaan adalah yang besar besar yang kecil masih di bawah…ini yang dilihat orang ketika kasih pakan tiren terlihat ikan besar2 dan langsung dibuat kesimpulan..
Oleh karena itulah kenapa pas panen dapatnya sedikit yang kecil masih ada…dan banyak yang hilang…..
Dan ujung ujungnya rugi rugi dan rugi yang akhirnya gulung terpal.
Padahal bila memakai full pakan pabrikan keuntungan masih bisa di dapat minimal 30% maksimal 60 % dari operasionalnya..tetapi banyak orang yang tidak mau memakai pakan pellet semuanya karena harga pakan tinggi.mereka cenderung melihat harga pakan yang tinggi dan berpikir bakal rugi.padahal dimana mana usaha lele yang masih berdiri adalah yang memakai pakan full pellet pabrikan.hanya sebagian besar belum tahu cara menggunakannya.
Pakan pabrikan harga per kg berkisar 9800 / kg sedangkan harga jual lele masih 14.000 berrti ada selisih  4.200 per kg…bila tebar 2000 ekor  dengan hasil 200 kg bisa di dapat untung  840.000 dikurangi benih  360.000 jadi masih dapat  480.000 .padahal hasil ini memakai pakan pbrikan dengan cara budidaya asal asalan pakan 2 x yang penting gak irit pakan… di budidaya modern sistem ini “fcr”nya masih 1…
Disystem yang penulis tulis di modul ini bisa membuat “fcr”  menjadi 0,7 sampai 0,8 yang membuat keuntungan akan bertambah banyak……tentu saja bila orang itu disiplin dan mengikuti semua system yang penulis tulis dan tidak bermain sendiri dengan mencampur dengan system lain.contoh : di system yang saya tulis ada pakan per hari min 5 x…dari mulai subuh sampai jam 12 malam..dan juga harus rajin menulis semua pakan ,kejadian hujan atau warna air ,gantii airnya  di blangko monitoring yang disertakan di modul……
Kita hitung bila FCR 0,8 saja..pakan harga 9800 akan menjadi 7840…Untung Per Kg Yang Didapat 14.000 – 7840 = 6.160 bila hasil 200 kg maka untung nya =  1.232.000  dikurangi benih 360.000 menjadi  = 872.000….selisih 392.000 dengan selisih 0,2 FCRnya….bagaimana bila kolamnya banyak 20 kolam dengan panen 3 kolam per bulan….bagaimana bila tebarnya 4000 per kolam atau 6000 per kolam ……Lumayan bila tahu caranya…
System budidaya saya adalah system yang saya temukan sendiri  ketika bekerja di perusahaan swasta di sector pembenihan dan pembesaran ikan lele.pemiliknya (big bos kami) mendatangkan ahli ahli lele dari jawabarat,jawa timur jogyakarta,expatrist dari belanda dan jerman(dah habis ratusan juta rupiah untuk mendidik kami)…semua saya rangkum dan akhirnya menemukan system/teknik budidaya ini yang saya sederhanakan yang bisa digunakan oleh semua lapisan masyarakat tanpa menggunakan alat alat penunjang modrn lagi.
Modul yang saya tulis ‘HANYA’ UNTUK YANG PERNAH GAGAL DI BUDIDAYA LELE.yang masih pemula di harapkan jangan kontak atau memesan karena harganya terlalu mahal buat yang pemula  tapi harga tidak akan berarti bagi yang pernah gagal di budidaya lele…karena kerugian yang pernah didapat pasti lebih besar daripada harga modul ini…Untuk pemula bisa beli buku buku lele lainnya yang harganya jauh lebih murah di toko toko  buku paling harga sekitar 20.000 mpe 60.000.nanti bila ada kendala atau hasil kurang memuaskan baru hubungi  saya /penulis lagi.

RAHASIA KEGAGALAN BUDIDAYA IKAN LELE

PENDAHULUAN


Dalam beberapa waktu belakangan ini banyak sekali masyarakat kita yang mencoba berbudidaya ikan lele baik di pembesaran maupun pembenihannya.Kebanyakan yang dipilih adalah pembesaran yang “katanya” lebih gampang. Faktor yang melatar belakangi budidaya di masyarakat kita adalah :
1. Kesulitan ekonomi masyarakat secara global
2. Mendapat informasi dari teman atau keluarga yang telah berkecimpung di budidaya lele
3. Tertarik dengan banyaknya buku buku tentang budidaya ikan lele
4. Adanya lahan kosong yang bisa bermanfaat bila dikembangkan
Pada kenyataannya setelah beberapa waktu berbudidaya ternyata banyak sekali yang menemui kegagalan.Beberapa kejadian yang sering terjadi dalam budidaya ikan lele adalah:
1. Banyak ikan lele yang hilang/sakit
2. Hasil atau tonase jauh dari harapan
3. Banyaknya kerugian yang dialami
Kalau dilihat dari harga di pasaran jelas sangat menggiurkan.1 kg ikan lele bisa sampai Rp 15.000.00. Inilah yang banyak budidayawan terjebak ingin mencoba budidaya ikan lele.padahal budidaya ikan lele bukan coba coba. Harga yang melambung tinggi harusnya bisa disimpulkan kalau budidaya ikan lele tidak semudah membalikkan telapak tangan.
Karena hal hal tersebut saya ingin meluruskan dan mencoba membantu masyarakat lewat tulisan yang mungkin secara tampilan tidak terlalu bagus tapi isi dari tulisan ini insyaAllah bisa bermanfaat bagi masyarakt pada umumnya dan pembudidaya ikan lele pada khususnya.
Didalam tulisan ini insya Allah akan dikupas lebih lanjut beberapa faktor yang menjadi kendala bagi budidaya ikan lele. Dan bila ada yang berminat dan serius menekuni budidaya ini bisa menghubungi penulis.


FAKTOR YANG MELATAR BELAKANGI BERBUDIDAYA IKAN LELE


Budidaya ikan lele sudah tidak asing bagi masyarakat Indonesia pada umumnya dan masyarakat pulau jawa pada khususnya. Harga benih maupun ikan lele konsumsi melambung tinggi. Inilah yang menggiurkan sebagian orang untuk berkecimpung dalam usaha budidaya ikan lele. Ada yang mempunyai modal tinggi maupun modal yang pas pas an mencoba peruntungan.Sayang sekali tekad yang dipunyai tidak disertai dengan pengetahuan tentang program budi daya lele dengan benar. Mereka hanya tahu setengah setengah.entah dari buku atau orang orang yang “katanya”sudah pernah berkecimpung dalam usaha itu awalau kebenarannya diragukan. Akhirnya budidaya yang dilakukan sekedar pekerjaan yang hanya membuang tenaga dan uang saja.

Faktor yang membuat masyarakat ingin berbudidaya adalah :
1. KESULITAN EKONOMI MASYARAKAT SECARA GLOBAL
Pada masa sekarang ini tidak dapat dipungkiri ekonomi kita terpuruk. Harga barang pokok melonjak drastis. Pendapatan sebulan yang dulu bisa untuk keperluan lain lain sekarang untuk beli lauk telur pun susah apalagi daging. Hal inilah yang memicu sesorang untuk mendapatkan hasil sampingan selain penghasilan pokok. Salah satu yang bisa diandalkan adalah budidaya ikan lele. Walaupun sampai sekarang jarang yang berhasil.Hal inilah yang menyebabkan harga ikan lele melambung tinggi. Barang langka di pasar maka harga barang akan naik dan permintaan meningkat.
2. MENDAPAT INFORMASI DARI TEMAN ATAU KELUARGA YANG TELAH BERKECIMPUNG DI BUDIDAYA LELE
Kalau dihitung banyak masyarakat kita yang sudah berkecimpung diusaha budidaya ikan lele. Sebanyak 80% menggunakan sistem tradisional dan hanya 20 % yang menggunakan sistem semi intensif dan intensif. Bagi orang awam gagal atau tidaknya budidaya yang tahu hanya pelaksananya saja. Masyarakat akan memandang bila ada lele yang banyak sekali dikolam berarti untung.Padahal belum tentu.Dan bila ada yang bertanya tentang hasil panen itu pasti jawabnya “ UNTUNG”. Kenapa jawabnya seperti itu padahal bila yang melihat orang budidaya pasti RUGI. Jawabnya: MALU. Inilah yang sering dipakai dimasyarakat kita.kita percaya omongan orang tanpa tahu kebenarannya.Setelah mengikuti teman kita baru kita tahu bahwa benar budidaya itu susah sah gampang. Budaya IKUT IKUT an inilah yang menjadikan banyak budidaya mengalami kegagalan.
3. Tertarik dengan banyaknya buku buku tentang budidaya ikan lele
Bila kita berkunjung ke toko buku baik yang besar maupun kecil banyak sekali dijual buku buku tentang budidaya ikan lele. Bagi masyarakat yang masih awam dari buku inilah mereka dapat ilmu tentang program budidaya ikan lele. Tapi patut disayangkan banyak buku buku itu justru menjerumuskan masyarakat yang baru pertama kali berkecimpung dalam budidaya ikan lele. Terutama pada bagian analisa usaha serta proses budidaya itu sendiri. Terkesan program yang ditawarkan terlalu muluk muluk. Keuntungan yang sangat besar hampir tidak ada resiko. Tetapi kenyataannya banyak yang mengalami kegagalan. Dalam tulisan ini penulis akan mengupas hal hal yang harusnya ada dalam budidaya
4. Adanya lahan kosong yang bisa bermanfaat bila dikembangkan
Di pedesaan banyak sekali tanah dan lahan kosong yang tidak produktif.Hal ini dimanfaatkan oleh sebagian orang untuk membuat kolam ikan.Sayang sekali kolam yang digunakan masih tradisional yaitu dengan cara membuat lubang atau kubangan sehingga bisa menjadi kolam ikan.Padahal ini sangat tidak efektif untuk budidaya ikan lele.Mengapa? Jawabanya ada dalam tulisan ini.

BEBERAPA PARADIGMA YANG KELIRU TENTANG BERBUDIDAYA

1. BENIH IKAN
Banyak dari teman teman budidaya kita meremehkan tentang benih ikan lele yang akan di tebar. Kita kadang “sembarangan” dalam hal memilih dan membeli benih ikan lele.
Mereka menyediakan bibit lele dari 2 kondisi yaitu dari pembenihan dengan kolam tanah dan tanpa tanah.Banyak yang melakukan pembesaran ikan lele di kolam terpal atau tembok yang tanpa tanah tapi bibit yang digunakan bibit lele dari kolam tanah. Padahal hal ini salah karena terdapat 2 kondisi yang berbeda.yaitu dari kondisi yang baik ke kondisi yang lebih ekstrem. Hasilnya pertumbuhan lambat,banyak yang kena penyakit dan bermuara pada hasil panen yang merosot tidak sesuai dengan keinginan.
Untuk mengetahui mengapa bisa seperti itu dan bagaimana cara mengatasinya dapat menghubungi penulis.

2. PAKAN
Banyak pembudidaya dalam mengelola pembesaran ikan lele menggunakan program pakan sesukanya dengan menghiraukan prosedur yang ada. Ada yang menggunakan pakan pelet standar tapi hanya sebagian atau malah kurang dari 50%. Mereka menambahkan pakan dengan daging,kerang,ayam mati,tikus mati dan beberapa daging yang tidak terpakai untuk porsi pakan ikan lele. Sepintas kalau dilihat memang ekonomis dari biaya pakan yang cukup mahal. Tetapi sebenarnya hal tersebut jusru akan merugikan petani budidaya. Boleh di cek yang menggunakan pakan tambahan tersebut diatas pasti mengalami kerugian total.Hasil panen menurun drastis misalnya harusnya menghasilkan 200 kg yang ada hanya 20 – 40 kg dengan tambahan adanya ikan lele berukuran super besar 3 – 5 ekor..Benar atau tidak?Setelah itu petani budidaya akan bingung kenapa bisa terjadi.padahal sudah diberi pakan tambahan yang kalau dilihat “Lebih bergizi dan berprotein”(Menurut perasaan).
Disini penulis ada jawabannya dan cara mengatasinya.bila berminatdapat menghubungi penulis untuk mendapatkan jawaban dan cara mengatasinya.
3. JUMLAH TEBAR
Untuk jumlah tebar sebagian besar petani budidaya ikan lele jarang yang menghitung berapa jumlah yang sesuai dengan kolam yang dipunyai. Tidak jarang untuk kolam denga luas 3 x 5 meter di beri bibit ikan lele lebih dari 10.000 ekor. Hasilnya banyak ikan yang tidak tumbuh. Muncul pertanyaan “ kok gak besar besar lele yang dipelihara.”. dan setelah dipanen lagi lagi hasil panen mengecewakan.selain tonase kurang dari yang diharapkan ikan yang dihasilkan kurus kurus dan tidak disukai pasar.Apa yang terjadi..
Lewat modul yang disusun oleh penulis akan didapat jawabannya dan dapat diketahui cara mengatasinya. Tertarik? Anda dapat menghubungi penulis.
4. KOLAM
Pemilihan kolam yang dipakai untuk budidaya kadang terlihat sepele.padahal itu menentukan keberhasilan dan kelangsungan budidaya lele itu sendiri. Banyak petani budidaya yang gulung tikar atau rugi terus menerus karena salah memilih bentuk kolam.Ada beberapa jenis kolam yang digunakan dalam budidaya ikan lele dari kolam beton/tembok,kolam tanah,kolam terpal atau perpaduan dua kolam tersebut.
Masing masing mempunyai kelebihan dan kelemahan masing masing..tetapi ada satu yang lebih ekonomis,efektif dan efisien..dan kolam itu adalah kolam terpal dengan desain tertentu.mengapa desain tertentu.karena ada beberapa keunggulan kolam itu dibanding kolam lain.salah satunya bisa menghemat biaya operasional dan praktis.ada kelebihan lain. Kelihatan sederhana tapi bisa dibuktikan keefektifan dan keefisiennya
Anda bisa dapatkan model kolam itu dengan menghubungi penulis untuk mendapatkan modul yang akan mengupas segala persoalan budidaya itu.
5. AREAL KOLAM
Yang dimaksud dengan areal kolam adalah tanah atau lahan yang akan digunakan untuk budidaya ikan lele.Kadang kita menggunakan areal luas yang seharusnya bisa menghasilkan 8 juta – 10 juta rupiah tetapi banyak yang hanya mendapatkan untung ratusan ribu bahkan merugi yang akhirnya terbengkalai menjadi lahan yang tidak efektif.
Didalam tulisan atau modul yang disusun penulis anda akan dapatkan cara memanfaatkan lahan seoptimal mungkin.

6. HILANG ATAU BERKURANGNYA IKAN LELE
Ada anggapan sebagian teman teman budidaya kita hilang atau berkurangnya ikan lele yang dibudidayakan karena akibat masuknya ikan kelumpur atau ada yang memancing.padahal anggapan itu belum tentu benar karena hilangnya ikan lele atau berkurangnya hasil itu murni disebabkan kesalahan prosedur budidaya.
Semua dikupas dalam tulisan di modul yang disusun oleh penulis.

HARAPAN PENULIS
Dengan disusunnya modul yang bisa dipesan diharapkan dapat :
1. Membantu pem budidaya ikan lele yang selama ini selalu rugi dalam budidaya ikan lele. Dan tidak terjerumus oleh buku buku yang hanya memberikan harapan setinggi langit tetapi tidak sesuai fakta.
2. Meningkatkan atau menambah penghasilan masyrakat Indonesia pada umumnya dan masyarakat jawa tengah pada khususnya.
3. Banyak lahan kosong yang dapat digunakan untuk menghasilkan uang untuk meningkatkan kesejahteraan.
4. Membantu program pemerintah untuk mengurangi angka pengangguran di Indonesia.

- JANGAN MELIHAT BENTUK BUKU ATAU MODUL DAN UANG YANG DIKELUARKAN,TETAPI LIHATLAH ISI DARI BUKU ITU YANG SEHARGA JUTA AN RUPIAH
- UNTUK MENDAPATKAN PENGHASILAN DAN PENDAPATAN YANG MELIMPAH SESEORANG HARUS BEKERJA KERAS DAN MEMERLUKAN MODAL.( BOHONG BILA TANPA MODAL,BEKERJA KERAS BISA MENDAPATKAN HASIL YANG MELIMPAH)



PENDAHULUAN
Dalam beberapa waktu belakangan ini banyak sekali masyarakat kita yang mencoba berbudidaya ikan lele baik di pembesaran maupun pembenihannya.Kebanyakan yang dipilih adalah pembesaran yang “katanya” lebih gampang. Faktor yang melatar belakangi budidaya di masyarakat kita adalah :
  1. Kesulitan ekonomi masyarakat secara global
  2. Mendapat informasi dari teman atau keluarga yang telah berkecimpung di budidaya lele
  3. Tertarik dengan banyaknya buku buku tentang budidaya ikan lele
  4. Adanya lahan kosong yang bisa bermanfaat bila dikembangkan
Pada kenyataannya setelah beberapa waktu berbudidaya ternyata banyak sekali yang menemui kegagalan.Beberapa kejadian yang sering terjadi dalam budidaya ikan lele adalah:
  1. Banyak ikan lele yang hilang/sakit
  2. Hasil atau tonase jauh dari harapan
  3. Banyaknya kerugian yang dialami
Kalau dilihat dari harga di pasaran jelas sangat menggiurkan.1 kg ikan lele bisa sampai Rp 15.000.00. Inilah yang banyak budidayawan terjebak ingin mencoba budidaya ikan lele.padahal budidaya ikan lele bukan coba coba. Harga yang melambung tinggi harusnya bisa disimpulkan kalau budidaya ikan lele tidak semudah membalikkan telapak tangan.
Karena hal hal tersebut saya ingin meluruskan dan mencoba membantu masyarakat lewat tulisan yang mungkin secara tampilan tidak terlalu bagus tapi isi dari tulisan ini insyaAllah bisa bermanfaat bagi masyarakt pada umumnya dan pembudidaya ikan lele pada khususnya.
Didalam tulisan ini insya Allah akan dikupas lebih lanjut beberapa faktor yang menjadi kendala bagi budidaya ikan lele. Dan bila ada yang berminat dan serius menekuni budidaya ini bisa menghubungi penulis.


FAKTOR YANG MELATAR BELAKANGI BERBUDIDAYA IKAN LELE
Budidaya ikan lele sudah tidak asing bagi masyarakat Indonesia pada umumnya dan masyarakat pulau jawa pada khususnya. Harga benih maupun ikan lele konsumsi melambung tinggi. Inilah yang menggiurkan sebagian orang untuk berkecimpung dalam usaha budidaya ikan lele. Ada yang mempunyai modal tinggi maupun modal yang pas pas an mencoba peruntungan.Sayang sekali tekad yang dipunyai tidak disertai dengan pengetahuan tentang program budi daya lele dengan benar. Mereka hanya tahu setengah setengah.entah dari buku atau orang orang yang “katanya”sudah pernah berkecimpung dalam usaha itu awalau kebenarannya diragukan. Akhirnya budidaya yang dilakukan sekedar pekerjaan yang hanya membuang tenaga dan uang saja.
Faktor yang membuat masyarakat ingin berbudidaya adalah :
1. KESULITAN EKONOMI MASYARAKAT SECARA GLOBAL
Pada masa sekarang ini tidak dapat dipungkiri ekonomi kita terpuruk. Harga barang pokok melonjak drastis. Pendapatan sebulan yang dulu bisa untuk keperluan lain lain sekarang untuk beli lauk telur pun susah apalagi daging. Hal inilah yang memicu sesorang untuk mendapatkan hasil sampingan selain penghasilan pokok. Salah satu yang bisa diandalkan adalah budidaya ikan lele. Walaupun sampai sekarang jarang yang berhasil.Hal inilah yang menyebabkan harga ikan lele melambung tinggi. Barang langka di pasar maka harga barang akan naik dan permintaan meningkat.
2. MENDAPAT INFORMASI DARI TEMAN ATAU KELUARGA YANG TELAH BERKECIMPUNG DI BUDIDAYA LELE
Kalau dihitung banyak masyarakat kita yang sudah berkecimpung diusaha budidaya ikan lele. Sebanyak 80% menggunakan sistem tradisional dan hanya 20 % yang menggunakan sistem semi intensif dan intensif. Bagi orang awam gagal atau tidaknya budidaya yang tahu hanya pelaksananya saja. Masyarakat akan memandang bila ada lele yang banyak sekali dikolam berarti untung.Padahal belum tentu.Dan bila ada yang bertanya tentang hasil panen itu pasti jawabnya “ UNTUNG”. Kenapa jawabnya seperti itu padahal bila yang melihat orang budidaya pasti RUGI. Jawabnya: MALU. Inilah yang sering dipakai dimasyarakat kita.kita percaya omongan orang tanpa tahu kebenarannya.Setelah mengikuti teman kita baru kita tahu bahwa benar budidaya itu susah sah gampang. Budaya IKUT IKUT an inilah yang menjadikan banyak budidaya mengalami kegagalan.
3. Tertarik dengan banyaknya buku buku tentang budidaya ikan lele
Bila kita berkunjung ke toko buku baik yang besar maupun kecil banyak sekali dijual buku buku tentang budidaya ikan lele. Bagi masyarakat yang masih awam dari buku inilah mereka dapat ilmu tentang program budidaya ikan lele. Tapi patut disayangkan banyak buku buku itu justru menjerumuskan masyarakat yang baru pertama kali berkecimpung dalam budidaya ikan lele. Terutama pada bagian analisa usaha serta proses budidaya itu sendiri. Terkesan program yang ditawarkan terlalu muluk muluk. Keuntungan yang sangat besar hampir tidak ada resiko. Tetapi kenyataannya banyak yang mengalami kegagalan. Dalam tulisan ini penulis akan mengupas hal hal yang harusnya ada dalam budidaya
4. Adanya lahan kosong yang bisa bermanfaat bila dikembangkan
Di pedesaan banyak sekali tanah dan lahan kosong yang tidak produktif.Hal ini dimanfaatkan oleh sebagian orang untuk membuat kolam ikan.Sayang sekali kolam yang digunakan masih tradisional yaitu dengan cara membuat lubang atau kubangan sehingga bisa menjadi kolam ikan.Padahal ini sangat tidak efektif untuk budidaya ikan lele.Mengapa? Jawabanya ada dalam tulisan
BEBERAPA PARADIGMA YANG KELIRU TENTANG BERBUDIDAYA
1. BENIH IKAN
Banyak dari teman teman budidaya kita meremehkan tentang benih ikan lele yang akan di tebar. Kita kadang “sembarangan” dalam hal memilih dan membeli benih ikan lele.
Mereka menyediakan bibit lele dari 2 kondisi yaitu dari pembenihan dengan kolam tanah dan tanpa tanah.Banyak yang melakukan pembesaran ikan lele di kolam terpal atau tembok yang tanpa tanah tapi bibit yang digunakan bibit lele dari kolam tanah. Padahal hal ini salah karena terdapat 2 kondisi yang berbeda.yaitu dari kondisi yang baik ke kondisi yang lebih ekstrem. Hasilnya pertumbuhan lambat,banyak yang kena penyakit dan bermuara pada hasil panen yang merosot tidak sesuai dengan keinginan.
Untuk mengetahui mengapa bisa seperti itu dan bagaimana cara mengatasinya dapat menghubungi penulis.
2. PAKAN
Banyak pembudidaya dalam mengelola pembesaran ikan lele menggunakan program pakan sesukanya dengan menghiraukan prosedur yang ada. Ada yang menggunakan pakan pelet standar tapi hanya sebagian atau malah kurang dari 50%. Mereka menambahkan pakan dengan daging,kerang,ayam mati,tikus mati dan beberapa daging yang tidak terpakai untuk porsi pakan ikan lele. Sepintas kalau dilihat memang ekonomis dari biaya pakan yang cukup mahal. Tetapi sebenarnya hal tersebut jusru akan merugikan petani budidaya. Boleh di cek yang menggunakan pakan tambahan tersebut diatas pasti mengalami kerugian total.Hasil panen menurun drastis misalnya harusnya menghasilkan 200 kg yang ada hanya 20 – 40 kg dengan tambahan adanya ikan lele berukuran super besar 3 – 5 ekor..Benar atau tidak?Setelah itu petani budidaya akan bingung kenapa bisa terjadi.padahal sudah diberi pakan tambahan yang kalau dilihat “Lebih bergizi dan berprotein”(Menurut perasaan).
Disini penulis ada jawabannya dan cara mengatasinya.bila berminatdapat menghubungi penulis untuk mendapatkan jawaban dan cara mengatasinya.
3. JUMLAH TEBAR
Untuk jumlah tebar sebagian besar petani budidaya ikan lele jarang yang menghitung berapa jumlah yang sesuai dengan kolam yang dipunyai. Tidak jarang untuk kolam denga luas 3 x 5 meter di beri bibit ikan lele lebih dari 10.000 ekor. Hasilnya banyak ikan yang tidak tumbuh. Muncul pertanyaan “ kok gak besar besar lele yang dipelihara.”. dan setelah dipanen lagi lagi hasil panen mengecewakan.selain tonase kurang dari yang diharapkan ikan yang dihasilkan kurus kurus dan tidak disukai pasar.Apa yang terjadi..
Lewat modul yang disusun oleh penulis akan didapat jawabannya dan dapat diketahui cara mengatasinya. Tertarik? Anda dapat menghubungi penulis.
4. KOLAM
Pemilihan kolam yang dipakai untuk budidaya kadang terlihat sepele.padahal itu menentukan keberhasilan dan kelangsungan budidaya lele itu sendiri. Banyak petani budidaya yang gulung tikar atau rugi terus menerus karena salah memilih bentuk kolam.Ada beberapa jenis kolam yang digunakan dalam budidaya ikan lele dari kolam beton/tembok,kolam tanah,kolam terpal atau perpaduan dua kolam tersebut.
Masing masing mempunyai kelebihan dan kelemahan masing masing..tetapi ada satu yang lebih ekonomis,efektif dan efisien..dan kolam itu adalah kolam terpal dengan desain tertentu.mengapa desain tertentu.karena ada beberapa keunggulan kolam itu dibanding kolam lain.salah satunya bisa menghemat biaya operasional dan praktis.ada kelebihan lain. Kelihatan sederhana tapi bisa dibuktikan keefektifan dan keefisiennya
Anda bisa dapatkan model kolam itu dengan menghubungi penulis untuk mendapatkan modul yang akan mengupas segala persoalan budidaya itu.
5. AREAL KOLAM
Yang dimaksud dengan areal kolam adalah tanah atau lahan yang akan digunakan untuk budidaya ikan lele.Kadang kita menggunakan areal luas yang seharusnya bisa menghasilkan 8 juta – 10 juta rupiah tetapi banyak yang hanya mendapatkan untung ratusan ribu bahkan merugi yang akhirnya terbengkalai menjadi lahan yang tidak efektif.
Didalam tulisan atau modul yang disusun penulis anda akan dapatkan cara memanfaatkan lahan seoptimal mungkin.
6. HILANG ATAU BERKURANGNYA IKAN LELE
Ada anggapan sebagian teman teman budidaya kita hilang atau berkurangnya ikan lele yang dibudidayakan karena akibat masuknya ikan kelumpur atau ada yang memancing.padahal anggapan itu belum tentu benar karena hilangnya ikan lele atau berkurangnya hasil itu murni disebabkan kesalahan prosedur budidaya.



Related Posts

BUDIDAYA IKAN LELE lengkap(pembenihan,pilihan kolam,hama, dan kerugiannya)
4/ 5
Oleh

Subscribe via email

Like the post above? Please subscribe to the latest posts directly via email.