Pertumbuhan Meristematik Pucuk dan
Akar
Laporan Praktikum
Oleh
Kelompok 4 / Golongan B
- Akhmad Ma’lufil Waro (151510601138)
PROGRAM STUDI
AGROTEKNOLOGI
LABORATORIUM
FISIOLOGI TUMBUHAN
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS JEMBER
2015
BAB
1. PENDAHULUAN
- Latar Belakang
Pertumbuhan
adalah suatu proses pertambahan baik volume, bobot dan jumlah sel. Pada tumbuhan terdapat jaringan yang masih muda dan aktif membelah membentuk
jaringan lain yang disebut
jaringan meristem. Jaringan Meristem
terbagi menjadi tiga berdasarkan letaknya, yaitu jaringan meristem apex, jaringan
meristem lateral, jaringan meristem interkalar.
Meristem
Apikal (meristem ujung), merupakan meristem yang terdapat pada ujung-ujung
batang dan akar. Jaringan ini menyebabkan pemanjangan pada akar dan batang,
maka disebut dengan pertumbuhan primer. Pertumbuhan primer menghasilkan
beberapa jaringan baru yang disebut jaringan primer. Meristem Lateral (meristem
samping). Jaringan ini merupakan meristem yang letaknya disamping atau
mengelilingi. Jaringan ini menyebabkan pembesaran pada akar dan batang. Pertumbuhan
meristem lateral menyebabkan akar dapat menjalar ke daerah pertumbuhan untuk
menyerap unsur hara dan nutrien. Pertumbuhan ini disebut dengan pertumbuhan
sekunder. Pertumbuhan sekunder menghasilkan beberapa jaringan baru
yang disebut jaringan sekunder.
Meristem Interkalar
(meristem ruas) merupakan meristem yang terdapat diruas-ruas batang. Paktikum
merupakan salah satu cara mepelajari pertumbuhan meristematic pucuk dan akar,
untuk itu Mahasiswa perlu untuk mengadakan kegiatan praktikum agar dapat
mengetahui, memahami dan mengerti pertumbuhan meristematik pada pucuk dan akar.
- Tujuan
- Supaya mahasiswa memahami dan mengerti pertumbuhan meristematik pada tumbuhan dan bagian-bagian tajuk dan akar yang mengalami pertumbuhan meristematik dominan.
BAB
2. TINJAUAN PUSTAKA
Raven dan
Edwards (2001) menjelaskan akar adalah pembuluh tanaman yang berbeda dengan
daun. Perbedaan ciri-ciri yang terjadi di tudung akar merupakan hasil dari
jaringan sel apikal pada fase dewasa. Ciri-ciri yang sama antara keduanya
terdapat dalam diagram yang berhubungan dengan jaringan meristem (Gregory,
2006).
Pertumbuhan
tanaman diawali dengan perkecambahan. Selanjutnya, daun akan tumbuh bersamaan
dengan tumbuhnya akar daun akan berperan sebagai tempat produksi makanan yang
akan disebar keseluruh tubuh tanaman hingga akar. Akar juga akan menyerap
nutrien di tanah dan menyalurkannya hingga daun (Lintang Ayu, Didik Indradewa,
Erlina Ambarwati, 2012).
Krizek (1985) menyatakan terjadinya cekaman kekeringan
pada fase pertumbuhan vegetatif menurunkan indeks luas daun, perkembangan tunas
baru, dan nisbah tajuk-akar (Erni Royani Harahap, Luthfi A. M Siregar, Eva
Sartini Bayu, 2013).
Pertumbuhan
yang terjadi di pucuk (apikal) menandakan kelangsungan pertumbuhan dan hasil
fotosintat sedang normal. Hasil uji menunjukkan pemangkasan pucuk pada tanaman
cabai menunjukan bahwa pemangkasan tidak memberikan dampak yang baik dan buruk
terhadap perkecambahan. Hal ini terjadi karena tanaman cabai mempunyai
kemampuan melakukan kompensasi yang tinggi terhadap kehilangan bagian organ
vegetatifnya. (Muhammad hatta, 2012).
Salisbury dan Ross (1995) auksin dapat memacu kerja
giberelin dalam pemanjangan ruas-ruas batang sehingga menyebabkan meningkatnya
jumlah tempat tumbuh daun (nodus) pada tunas batang yang selanjutnya terjadi
penambahan jumlah daun. Sitokinin endogen membantu dalam proses pembelahan sel
pada nodus tempat tumbuh daun dan memacu pertumbuhan tunas lateral (Suyanti,
Mukarlina, Rizalinda, 2013 2 (2): 26 - 31)
Percabangan
akar literal merupakan hasil dari pembelahan akar inti. Percabangan itu
membentuk dua atau lebih lingkaran yang telah berpisah dari akar utama.
Lingkaran itu merupakan pembuluh angkut (xylem dan floem) yang telah
menyusut dan menua. Lingkaran itu juga menendakan usia tumbuhan. (O. Mauer, E.
Palátová, 2012).
Pertumbuhan akar bergantung pada bentuk heterogenitas.
Perbedaan penepatan lokasi akar dan cekaman berkaitan dengan ketersediaan porsi
nutrisi. Meskipun perakaran dan percabangannya ditentukan oleh gen,
akar akan cepat berubah (terutama di kedalaman tanah) karena tekstur dan
kerapatan tanah, kelembaban dan nutrisi serta persaingan akar lain (Michael J. Hutchings,Elizabeth A. John,Alan J. A. Stewart,
2000).
Perkembangan
kasus perakaran menunjukkan nihilnya klasifikasi karakteristik husus dalam
strategi diversitas akar. Simulasi susunan morfologi akar menunjukkan parameter
persebaran ruang penyerapan khusus dalam sistem perakaran. Munculmya tipe akar
berasal dari pengukuran data yang terbagi atas diameter, massa dan tipe
kerapatan dominan (Gernot Bodner, Daniel Leitner, Alireza Nakhforoosh, Monika
Sobotik, Karl Moder and Hans-Peter Kaul, 2013).
BAB
3. METODE PRAKTIKUM
3.1
Waktu dan Tempat
Praktikum Pengantar Ilmu Tanaman acara 1 pertumbuhan meristematik
pucuk dan daun dilaksanakan pada hari minggu, 11 Oktober 2015 pukul 7.00 - 8.00
WIB di Laboratorium Fisiologi Tumbuhan Fakultas Pertanian Universitas Jember.
3.2
Bahan dan Alat
3.2.1 Bahan
- Kecambah kacang tanah
- Bibit kacang panjang yang dikecambahkan dalam polybag
3.2.2 Alat
- Aquadest
- Beaker glass
- Benang
- Kertas filter
- Object glass
- Penggaris
- Tinta cina (tinta hitam)
- Cara Kerja3.3.1 Pertunbuhan Akar
- Menyediakan suatu ruangan yang lembab dengan jalan melapisi sisi dalam beaker glass dengan kertas filter basah/lembab.
- Melapisi object glass dengan kertas filter kasar dan basah.
- Memilih 7 kecambah kacang panjang yang baik (lurus) dan sehat dengan akar lebih dari 1 cm.
- Memberi tanda kecil (titik) pada5 biji kecambah dengan tinta cina sebanyak 10 tanda mulai dari ujung akar dengan jarak interval 2 mm. memberi tanda dengan jarak 10 mm pada kecambah yang lain dari ujung akar sebagai control.
- Meletakkan kecambah-kecambah tersebut pada object glass dengan diikat. Usahakan ujung akar selalu menempel pada kertas filter. Memasukkanya ke dalam beaker glass yang lembab kemudian menyimpannya di tempat gelap.
- Melakukan pengamatan. Mengukur jarak diantara interval tanda setelah 48 jam, menghitung nilai rata-rata panjang pada masing-masing nomor interval (nomor interval 1 s/d10). Kemudian menyusunnya dalam tabel dan membuat grafiknya (nomor inrterval sebagai absis dan nilai rata-rata panjang interval sebagai ordinat) dengan memakai kertas grafik.
3.3.2
Pertumbuhan Pucuk
- Menanam 7 biji kacang panjang dalam bak pasir dan biarkan berrtiolasi selama 4 hari di tempat gelap.
- Memberi 10 tanda pada epikotil dari 5 kecambah dengan interval 2 mm yang diambil dari pucuk tanaman dengan mengunakan titan cina.
- Memberi tanada dengan satu tanda 20 mm padakecambah yang lain dari pucuk tanaman sebagai control, kemudian tempatkan pada tempat yang gelap.
- Melakukan pengamatan. Mengukur jarak diantara interval tanda setelah 48 jam, menghitung nilai rata-rata panjang pada masing-masing nomor interval (nomor interval 1 s/d10). Kemudian menyusunnya dalam tabel dan membuat grafiknya (nomor inrterval sebagai absis dan nilai rata-rata panjang interval sebagai ordinat) dengan memakai kertas grafik.
BAB
4. PEMBAHASAN dan HASIL
4.1 HASIL PENGAMATAN
Tabel 1. Hasil Pengamatan Pertubuhan Akar
Jenis
|
Gambar
|
Ul
|
Int
|
Pegamatan
|
|
HO (mm)
|
H2 (mm)
|
||||
Kacang Tanah
|
1
|
1
|
2
|
26
|
|
2
|
2
|
3
|
|||
3
|
2
|
3
|
|||
4
|
2
|
4
|
|||
5
|
2
|
3
|
|||
2
|
1
|
2
|
18
|
||
2
|
2
|
2
|
|||
3
|
2
|
4
|
|||
4
|
2
|
3
|
|||
5
|
2
|
3
|
|||
3
|
1
|
2
|
3
|
||
2
|
2
|
4
|
|||
3
|
2
|
3
|
|||
4
|
2
|
3
|
|||
5
|
2
|
3
|
|||
4
|
1
|
2
|
4
|
||
2
|
2
|
3
|
|||
3
|
2
|
3
|
|||
4
|
2
|
3
|
|||
5
|
2
|
2
|
|||
5
|
1
|
2
|
2
|
||
2
|
2
|
3
|
|||
3
|
2
|
2
|
|||
4
|
2
|
2
|
|||
5
|
2
|
2
|
Jenis
|
Gambar
|
Ul
|
Int
|
Pegamatan
|
|
HO
(mm)
|
H2
(mm)
|
||||
Kacang
Panjang
|
1
|
1
|
2
|
5
|
|
2
|
2
|
4
|
|||
3
|
2
|
6
|
|||
4
|
2
|
9
|
|||
5
|
2
|
5
|
|||
2
|
1
|
2
|
2
|
||
2
|
2
|
8
|
|||
3
|
2
|
6
|
|||
4
|
2
|
10
|
|||
5
|
2
|
9
|
|||
3
|
1
|
2
|
7
|
||
2
|
2
|
9
|
|||
3
|
2
|
6
|
|||
4
|
2
|
5
|
|||
5
|
2
|
4
|
|||
4
|
1
|
2
|
4
|
||
2
|
2
|
8
|
|||
3
|
2
|
7
|
|||
4
|
2
|
7
|
|||
5
|
2
|
6
|
|||
5
|
1
|
2
|
4
|
||
2
|
2
|
2
|
|||
3
|
2
|
3
|
|||
4
|
2
|
3
|
|||
5
|
2
|
5
|
Tabel 2. Hasil Pengamatan Pertumbuhan
Pucuk
- Pembahasan
- Pertumbuhan menunjukkan pertambahan ukuran dan berat kering yang tidak dapat balik yang mencerminkan pertambahan protoplasma mungkin karena ukuran dan jumlahnya bertambah. Akar merupakan bagian tumbuhan yang berada di dalam tanah. Pada pertumbuhan akar terjadi pemanjangan dan percabangan berberapa millimeter sampai beberapa centimeter. Pertumbuhan terjadi pada ujung akar yang merupakan titik pertumbuhan primer yang terdapat jaringan meristematik, dan bias terjadi mekanisme dominasi apical. Ujung akar bentuknya meruncing yang gunannya untuk menembus tanah.
System pada
pertumbuhan akar sangat dipengaruhi oleh texture dan struktur tanah. Pada tanah
permeabel dengan kondisi kelembaban yang menguntungkan , akar dapat mencapai ke
60-100 cm tetapi mereka mungkin menembus lebih dalam ( Hermann 2005).
Pemanjangan
akar terjadi karena perkembangan sel dari meristem apikal di ujung akar.
Pemanjangan akar terjadi karena pembelahan sel yang terdapat di daerah
pemanjangan sel. Pemberian IBA 75 ppm diduga mampu menginisiasi sel didaerah
pemanjangan akar untuk terus membelah (Kusumo 1984).
Pada pertumbuhan pucuk terdapat meristem apical
(meristem ujung). Jaringan ini menyebabkan pemanjangan pada pucuk. Pada pucuk
juga terdapat hormon auksin yang menyebabkan terjadinya pemanjangan pada pucuk.
pembelahan
dan pemanjangan sel-sel yang terdapat pada meristem apeks dan pemanjangan
ruas-ruas batang(Salisbury dan Ross 1995).
Definisi Auxin itu sendiri adalah salah satu hormon tumbuh yang tidak
terlepas dari proses pertumbuhan dan perkembangan suatutanaman (Kogl dan
Konstermans 1934)
- Zona eliminasi adalah tempat terjadinya transportasi, gutasi dan pendarahan pada tumbuhan. Factor-foktor yang mempengaruhi terjadinya eliminasi adalah suhu, cahaya, air, kelembapan, dan angin, stomata, akar.
Panjang
perakaran suatu tanaman akan menghasilkan jangkauan penyerapan unsur hara yang
lebih luas sehingga dapat meningkatkan jumlah unsur hara yang terkandung dalam
tubuh tanaman. Jumlah daun mendukung proses fotosintesis yang menghasilkan
fotosintat untuk pertumbuhan tanaman. Meningkatnya jumlah dan panjang akar
menyebabkan peningkatan penyerapan unsur hara sehingga akumulasi fotosintat dan
unsur hara semakin tinggi dan meningkatkan berat basah tanaman, sehingga berat
kering tanaman juga meningkat. Hal ini sesuai dengan yang dikemukakan (Lakitan
2006).
- Jaringan Meristem terbagi menjadi tiga berdasarkan letaknya, yaitu jaringan meristem apex, jaringan meristem lateral, jaringan meristem interkalar.
Meristem
Apikal (meristem ujung), merupakan meristem yang terdapat pada ujung-ujung
batang dan akar. Jaringan ini menyebabkan pemanjangan pada akar dan batang,
maka disebut dengan pertumbuhan primer. Pertumbuhan primer menghasilkan
beberapa jaringan baru yang disebut jaringan primer. Meristem Lateral (meristem
samping). Jaringan ini merupakan meristem yang letaknya disamping atau
mengelilingi. Jaringan ini menyebabkan pembesaran pada akar dan batang.
Pertumbuhan meristem lateral menyebabkan akar dapat menjalar ke daerah
pertumbuhan untuk menyerap unsur hara dan nutrien. Pertumbuhan ini disebut
dengan pertumbuhan sekunder. Pertumbuhan sekunder menghasilkan
beberapa jaringan baru yang disebut jaringan sekunder. Meristem
Interkalar (meristem ruas) merupakan meristem yang terdapat diruas-ruas batang.
Daerah
meristematik pucuk batang mengalami pertumbuhan primer seperti yang terjadi
pada akar, namun caranya lebih complek karena tidak hanya proliferasi aksis
batang, namun juga pembentukan organ latelar lainnya (Campbell dkk., 2013).
BAB
5. KESIMPULAN dan SARAN
5.1
Kesimpulan
Kesimpulan pada
percobaan ini menunjukkan bahwa letak daerah pemanjangan terdapat pada daerah
akar dan tunas adalah bagian dari meristem apical pada ujung akar dan ujung
batang kecambah kacang tanah dan kacang panjang.
5.2
Saran
Untuk peraktikum
selanjutnya sebaikya dalam melakukan pengukuran diperlukan sebuah kehati-hatian
agar batang tunas dan akar tidak patah. Praktikum ini sebagai contoh untuk
memperbaiki mekanisme praktikum kedepannnya.
DAFTAR
PUSTAKA
Ali, A.,
G. A. Bhat, Mudasir A. 2012. Epigeal and Hypogeal Macroinvertebrate Diversity
in Different Microhabitats of the Yusmarg Hill Resort (Kashmir, India). Ecologia
Balkanica, 4(1): 21-30.
GodÃnez-Palma,
S.K., et all. 2013.
Complexes of D-Type Cyclins With Cdks During Maize Germination. Journal of
Experimental Botany, 64(18): 5661-5671.
Iglesias-Fernández,
R., et all. 2014. The Atcathb3 Gene, Encoding A Cathepsin B-Like
Protease,Is Expressed During Germination Of Arabidopsis Thaliana And
Transcriptionally Repressed By The Basic Leucine Zipper Protein GBF1. Journal
of Experimental Botany, 65(8): 2009–2021.
Jeger, M.J., et all. 2001.
Biotic Interactions In Plant–Pathogen Associations. Brithis: CABI
Publishing.
Mistian,
D., Meiriani dan Edison Purba. 2012. Respons Perkecambahan Benih Pinang (Areca Catechu L.) Terhadap Berbagai
Skarifikasi dan Konsentrasi Asam Giberelat (GA3). Jurnal Online Agroekoteknologi, 1(1):
15-25.
Santoso, B.B.,
Hariyadi, Bambang S.P. 2014. Tinjauan Agro-Morfologi Perkecambahan Biji
Jarak Pagar (Jatropha curcas L.). Jurnal Penelitian UNRAM, 2(12): 69-76.
Sari, A.A.A., Sumeru A dan Didik H. 2011. Pengaruh
Kedalaman Tanam Benih Terhadap Perkecambahan dan Pertumbuhan Bibit Durian (Durio
Zibethinus Murr.). Jurnal Fix, 3(9): 1-10.
Shaik,
S.S., Massimiliano C., Helle J.M., Kim
H.H., and Andreas B. 2014. Starch Bioengineering Affects Cereal Grain Germination
And Seedling Establishment. Journal of Experimental Botany, 65(9):
2257–2270.
Sunarlim,
N., Syukria I.Z. , dan Joko P. 2012. Pelukaan Benih dan Perendaman dengan
Atonik pada Perkecambahan Benih dan Pertumbuhan Tanaman Semangka Non Biji (Citrullus vulgaris Schard L.). Jurnal
Agroteknologi, 2(2): 29-32.
Susilowarno G, dkk. 2012. Biologi SMA
untuk kelas XII. Jakarta: G
LAPORAN PRAKTIKUM PERTUMBUHAN PUCUK DAN AKAR
4/
5
Oleh
lufilahmad.blogspot.com