Saturday, 10 October 2015

LAPORAN PRAKTIKUM PERTUMBUHAN PUCUK DAN AKAR

Image result for universitas jember\

Pertumbuhan Meristematik Pucuk dan Akar
Laporan Praktikum
Oleh
Kelompok 4 / Golongan B
  1. Akhmad Ma’lufil Waro            (151510601138)





PROGRAM STUDI AGROTEKNOLOGI
LABORATORIUM FISIOLOGI TUMBUHAN
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS JEMBER
2015


BAB 1. PENDAHULUAN
    1. Latar Belakang
Pertumbuhan adalah suatu proses pertambahan baik volume, bobot dan jumlah sel. Pada tumbuhan terdapat jaringan yang masih muda dan aktif membelah membentuk jaringan lain yang disebut jaringan meristem. Jaringan Meristem terbagi menjadi tiga berdasarkan letaknya, yaitu jaringan meristem apex, jaringan meristem lateral, jaringan meristem interkalar.
Meristem Apikal (meristem ujung), merupakan meristem yang terdapat pada ujung-ujung batang dan akar. Jaringan ini menyebabkan pemanjangan pada akar dan batang, maka disebut dengan pertumbuhan primer. Pertumbuhan primer menghasilkan beberapa jaringan baru yang disebut jaringan primer. Meristem Lateral (meristem samping). Jaringan ini merupakan meristem yang letaknya disamping atau mengelilingi. Jaringan ini menyebabkan pembesaran pada akar dan batang. Pertumbuhan meristem lateral menyebabkan akar dapat menjalar ke daerah pertumbuhan untuk menyerap unsur hara dan nutrien. Pertumbuhan ini disebut dengan pertumbuhan sekunder. Pertumbuhan sekunder menghasilkan beberapa jaringan baru yang disebut jaringan sekunder.
Meristem Interkalar (meristem ruas) merupakan meristem yang terdapat diruas-ruas batang. Paktikum merupakan salah satu cara mepelajari pertumbuhan meristematic pucuk dan akar, untuk itu Mahasiswa perlu untuk mengadakan kegiatan praktikum agar dapat mengetahui, memahami dan mengerti pertumbuhan meristematik pada pucuk dan akar.

    1. Tujuan
  1. Supaya mahasiswa memahami dan mengerti pertumbuhan meristematik pada tumbuhan dan bagian-bagian tajuk dan akar yang mengalami pertumbuhan meristematik dominan.


BAB 2. TINJAUAN PUSTAKA

Raven dan Edwards (2001) menjelaskan akar adalah pembuluh tanaman yang berbeda dengan daun. Perbedaan ciri-ciri yang terjadi di tudung akar merupakan hasil dari jaringan sel apikal pada fase dewasa. Ciri-ciri yang sama antara keduanya terdapat dalam diagram yang berhubungan dengan jaringan meristem (Gregory, 2006).
Pertumbuhan tanaman diawali dengan perkecambahan. Selanjutnya, daun akan tumbuh bersamaan dengan tumbuhnya akar daun akan berperan sebagai tempat produksi makanan yang akan disebar keseluruh tubuh tanaman hingga akar. Akar juga akan menyerap nutrien di tanah dan menyalurkannya hingga daun (Lintang Ayu, Didik Indradewa, Erlina Ambarwati, 2012).
Krizek (1985) menyatakan terjadinya cekaman kekeringan pada fase pertumbuhan vegetatif menurunkan indeks luas daun, perkembangan tunas baru, dan nisbah tajuk-akar (Erni Royani Harahap, Luthfi A. M Siregar, Eva Sartini Bayu, 2013).
Pertumbuhan yang terjadi di pucuk (apikal) menandakan kelangsungan pertumbuhan dan hasil fotosintat sedang normal. Hasil uji menunjukkan pemangkasan pucuk pada tanaman cabai menunjukan bahwa pemangkasan tidak memberikan dampak yang baik dan buruk terhadap perkecambahan. Hal ini terjadi karena tanaman cabai mempunyai kemampuan melakukan kompensasi yang tinggi terhadap kehilangan bagian organ vegetatifnya. (Muhammad hatta, 2012).
Salisbury dan Ross (1995) auksin dapat memacu kerja giberelin dalam pemanjangan ruas-ruas batang sehingga menyebabkan meningkatnya jumlah tempat tumbuh daun (nodus) pada tunas batang yang selanjutnya terjadi penambahan jumlah daun. Sitokinin endogen membantu dalam proses pembelahan sel pada nodus tempat tumbuh daun dan memacu pertumbuhan tunas lateral (Suyanti, Mukarlina, Rizalinda, 2013 2 (2): 26 - 31)


Percabangan akar literal merupakan hasil dari pembelahan akar inti. Percabangan itu membentuk dua atau lebih lingkaran yang telah berpisah dari akar utama. Lingkaran itu merupakan pembuluh angkut (xylem dan floem) yang telah menyusut dan menua. Lingkaran itu juga menendakan usia tumbuhan. (O. Mauer, E. Palátová, 2012).
Pertumbuhan akar bergantung pada bentuk heterogenitas. Perbedaan penepatan lokasi akar dan cekaman berkaitan dengan ketersediaan porsi nutrisi. Meskipun perakaran dan percabangannya ditentukan oleh gen, akar akan cepat berubah (terutama di kedalaman tanah) karena tekstur dan kerapatan tanah, kelembaban dan nutrisi serta persaingan akar lain (Michael J. Hutchings,Elizabeth A. John,Alan J. A. Stewart, 2000).
Perkembangan kasus perakaran menunjukkan nihilnya klasifikasi karakteristik husus dalam strategi diversitas akar. Simulasi susunan morfologi akar menunjukkan parameter persebaran ruang penyerapan khusus dalam sistem perakaran. Munculmya tipe akar berasal dari pengukuran data yang terbagi atas diameter, massa dan tipe kerapatan dominan (Gernot Bodner, Daniel Leitner, Alireza Nakhforoosh, Monika Sobotik, Karl Moder and Hans-Peter Kaul, 2013).



BAB 3. METODE PRAKTIKUM
3.1 Waktu dan Tempat
Praktikum Pengantar Ilmu Tanaman acara 1  pertumbuhan meristematik pucuk dan daun dilaksanakan pada hari minggu, 11 Oktober 2015 pukul 7.00 - 8.00 WIB di Laboratorium Fisiologi Tumbuhan Fakultas Pertanian Universitas Jember.

3.2 Bahan dan Alat
3.2.1 Bahan
  1. Kecambah kacang tanah
  2. Bibit kacang panjang yang dikecambahkan dalam polybag
3.2.2 Alat
  1. Aquadest
  2. Beaker glass
  3. Benang
  4. Kertas filter
  5. Object glass
  6. Penggaris
  7. Tinta cina (tinta hitam)
    1. Cara Kerja
      3.3.1 Pertunbuhan Akar
  1. Menyediakan suatu ruangan yang lembab dengan jalan melapisi sisi dalam beaker glass dengan kertas filter basah/lembab.
  2. Melapisi object glass dengan kertas filter kasar dan basah.
  3. Memilih 7 kecambah kacang panjang yang baik (lurus) dan sehat dengan akar lebih dari 1 cm.
  4. Memberi tanda kecil (titik) pada5 biji kecambah dengan tinta cina sebanyak 10 tanda mulai dari ujung akar dengan jarak interval 2 mm. memberi tanda dengan jarak 10 mm pada kecambah yang lain dari ujung akar sebagai control.
  5. Meletakkan kecambah-kecambah tersebut pada object glass dengan diikat. Usahakan ujung akar selalu menempel pada kertas filter. Memasukkanya ke dalam beaker glass yang lembab kemudian menyimpannya di tempat gelap.
  6. Melakukan pengamatan. Mengukur jarak diantara interval tanda setelah 48 jam, menghitung nilai rata-rata panjang pada masing-masing nomor interval (nomor interval 1 s/d10). Kemudian menyusunnya dalam tabel dan membuat grafiknya (nomor inrterval sebagai absis dan nilai rata-rata panjang interval sebagai ordinat)  dengan memakai kertas grafik.

3.3.2 Pertumbuhan Pucuk
  1. Menanam 7 biji kacang panjang dalam bak pasir dan biarkan berrtiolasi selama 4 hari di tempat gelap.
  2. Memberi 10 tanda pada epikotil dari 5 kecambah dengan interval 2 mm yang diambil dari pucuk tanaman dengan mengunakan titan cina.
  3. Memberi tanada dengan satu tanda 20 mm padakecambah yang lain dari pucuk tanaman sebagai control, kemudian tempatkan pada tempat yang gelap.
  4. Melakukan pengamatan. Mengukur jarak diantara interval tanda setelah 48 jam, menghitung nilai rata-rata panjang pada masing-masing nomor interval (nomor interval 1 s/d10). Kemudian menyusunnya dalam tabel dan membuat grafiknya (nomor inrterval sebagai absis dan nilai rata-rata panjang interval sebagai ordinat)  dengan memakai kertas grafik.




BAB 4. PEMBAHASAN dan HASIL

4.1 HASIL PENGAMATAN

Tabel 1. Hasil Pengamatan Pertubuhan Akar

Jenis
Gambar
Ul
Int
Pegamatan
HO (mm)
H2 (mm)
Kacang Tanah

1
1
2
26
2
2
3
3
2
3
4
2
4
5
2
3

2
1
2
18
2
2
2
3
2
4
4
2
3
5
2
3

3
1
2
3
2
2
4
3
2
3
4
2
3
5
2
3

4
1
2
4
2
2
3
3
2
3
4
2
3
5
2
2

5
1
2
2
2
2
3
3
2
2
4
2
2
5
2
2




Jenis
Gambar
Ul
Int
Pegamatan
HO (mm)
H2 (mm)
Kacang Panjang

1
1
2
5
2
2
4
3
2
6
4
2
9
5
2
5

2
1
2
2
2
2
8
3
2
6
4
2
10
5
2
9

3
1
2
7
2
2
9
3
2
6
4
2
5
5
2
4

4
1
2
4
2
2
8
3
2
7
4
2
7
5
2
6

5
1
2
4
2
2
2
3
2
3
4
2
3
5
2
5
Tabel 2. Hasil Pengamatan Pertumbuhan Pucuk

    1. Pembahasan
  1. Pertumbuhan menunjukkan pertambahan ukuran dan berat kering yang tidak     dapat balik yang mencerminkan pertambahan protoplasma mungkin karena ukuran dan jumlahnya bertambah. Akar merupakan bagian tumbuhan yang berada di dalam tanah. Pada pertumbuhan akar terjadi pemanjangan dan percabangan berberapa millimeter sampai beberapa centimeter. Pertumbuhan terjadi pada ujung akar yang merupakan titik pertumbuhan primer yang terdapat jaringan meristematik, dan bias terjadi mekanisme dominasi apical. Ujung akar bentuknya meruncing yang gunannya untuk menembus tanah.
System pada pertumbuhan akar sangat dipengaruhi oleh texture dan struktur tanah. Pada tanah permeabel dengan kondisi kelembaban yang menguntungkan , akar dapat mencapai ke 60-100 cm tetapi mereka mungkin menembus lebih dalam ( Hermann 2005).
Pemanjangan akar terjadi karena perkembangan sel dari meristem apikal di ujung akar. Pemanjangan akar terjadi karena pembelahan sel yang terdapat di daerah pemanjangan sel. Pemberian IBA 75 ppm diduga mampu menginisiasi sel didaerah pemanjangan akar untuk terus membelah (Kusumo 1984).
Pada pertumbuhan pucuk terdapat meristem apical (meristem ujung). Jaringan ini menyebabkan pemanjangan pada pucuk. Pada pucuk juga terdapat hormon auksin yang menyebabkan terjadinya pemanjangan pada pucuk.
pembelahan dan pemanjangan sel-sel yang terdapat pada meristem apeks dan pemanjangan ruas-ruas batang(Salisbury dan Ross 1995).
Definisi Auxin itu sendiri  adalah salah satu hormon tumbuh yang tidak terlepas dari proses pertumbuhan dan perkembangan suatutanaman (Kogl dan Konstermans 1934)
  1. Zona eliminasi adalah tempat terjadinya transportasi, gutasi dan pendarahan pada tumbuhan. Factor-foktor yang mempengaruhi terjadinya eliminasi adalah suhu, cahaya, air, kelembapan, dan angin, stomata, akar.
Panjang perakaran suatu tanaman akan menghasilkan jangkauan penyerapan unsur hara yang lebih luas sehingga dapat meningkatkan jumlah unsur hara yang terkandung dalam tubuh tanaman. Jumlah daun mendukung proses fotosintesis yang menghasilkan fotosintat untuk pertumbuhan tanaman. Meningkatnya jumlah dan panjang akar menyebabkan peningkatan penyerapan unsur hara sehingga akumulasi fotosintat dan unsur hara semakin tinggi dan meningkatkan berat basah tanaman, sehingga berat kering tanaman juga meningkat. Hal ini sesuai dengan yang dikemukakan (Lakitan 2006).
  1. Jaringan Meristem terbagi menjadi tiga berdasarkan letaknya, yaitu jaringan meristem apex, jaringan meristem lateral, jaringan meristem interkalar.
Meristem Apikal (meristem ujung), merupakan meristem yang terdapat pada ujung-ujung batang dan akar. Jaringan ini menyebabkan pemanjangan pada akar dan batang, maka disebut dengan pertumbuhan primer. Pertumbuhan primer menghasilkan beberapa jaringan baru yang disebut jaringan primer. Meristem Lateral (meristem samping). Jaringan ini merupakan meristem yang letaknya disamping atau mengelilingi. Jaringan ini menyebabkan pembesaran pada akar dan batang. Pertumbuhan meristem lateral menyebabkan akar dapat menjalar ke daerah pertumbuhan untuk menyerap unsur hara dan nutrien. Pertumbuhan ini disebut dengan pertumbuhan sekunder. Pertumbuhan sekunder menghasilkan beberapa jaringan baru yang disebut jaringan sekunder. Meristem Interkalar (meristem ruas) merupakan meristem yang terdapat diruas-ruas batang.
Daerah meristematik pucuk batang mengalami pertumbuhan primer seperti yang terjadi pada akar, namun caranya lebih complek karena tidak hanya proliferasi aksis batang, namun juga pembentukan organ latelar lainnya (Campbell dkk., 2013).






BAB 5. KESIMPULAN dan SARAN
5.1 Kesimpulan
            Kesimpulan pada percobaan ini menunjukkan bahwa letak daerah pemanjangan terdapat pada daerah akar dan tunas adalah bagian dari meristem apical pada ujung akar dan ujung batang kecambah kacang tanah dan kacang panjang.

5.2 Saran
            Untuk peraktikum selanjutnya sebaikya dalam melakukan pengukuran diperlukan sebuah kehati-hatian agar batang tunas dan akar tidak patah. Praktikum ini sebagai contoh untuk memperbaiki mekanisme praktikum kedepannnya.










DAFTAR PUSTAKA
Ali, A., G. A. Bhat, Mudasir A. 2012. Epigeal and Hypogeal Macroinvertebrate Diversity in Different Microhabitats of the Yusmarg Hill Resort (Kashmir, India). Ecologia Balkanica, 4(1): 21-30.

Godínez-Palma, S.K., et all. 2013. Complexes of D-Type Cyclins With Cdks During Maize Germination. Journal of Experimental Botany, 64(18): 5661-5671.

Iglesias-Fernández, R., et all. 2014. The Atcathb3 Gene, Encoding A Cathepsin B-Like Protease,Is Expressed During Germination Of Arabidopsis Thaliana And Transcriptionally Repressed By The Basic Leucine Zipper Protein GBF1. Journal of Experimental Botany, 65(8): 2009–2021.

Jeger, M.J., et all. 2001. Biotic Interactions In Plant–Pathogen Associations. Brithis: CABI Publishing.

Mistian, D., Meiriani dan Edison Purba. 2012. Respons Perkecambahan Benih Pinang (Areca Catechu L.) Terhadap Berbagai Skarifikasi dan Konsentrasi Asam Giberelat (GA3). Jurnal Online Agroekoteknologi, 1(1): 15-25.

Santoso, B.B.,  Hariyadi, Bambang S.P. 2014. Tinjauan Agro-Morfologi Perkecambahan Biji Jarak Pagar (Jatropha curcas L.). Jurnal Penelitian UNRAM, 2(12): 69-76.

Sari, A.A.A., Sumeru A dan Didik H. 2011. Pengaruh Kedalaman Tanam Benih Terhadap Perkecambahan dan Pertumbuhan Bibit Durian (Durio Zibethinus Murr.). Jurnal Fix, 3(9): 1-10.

Shaik, S.S.,  Massimiliano C., Helle J.M., Kim H.H., and Andreas B. 2014. Starch Bioengineering Affects Cereal Grain Germination And Seedling Establishment. Journal of Experimental Botany, 65(9): 2257–2270.

Sunarlim, N., Syukria I.Z. , dan Joko P. 2012. Pelukaan Benih dan Perendaman dengan Atonik pada Perkecambahan Benih dan Pertumbuhan Tanaman Semangka Non Biji (Citrullus vulgaris Schard L.). Jurnal Agroteknologi, 2(2): 29-32.

Susilowarno G, dkk. 2012. Biologi SMA untuk kelas XII. Jakarta: G














Related Posts

LAPORAN PRAKTIKUM PERTUMBUHAN PUCUK DAN AKAR
4/ 5
Oleh

Subscribe via email

Like the post above? Please subscribe to the latest posts directly via email.