Monday, 2 November 2015

Laporan Praktikum Pengenalan Tanaman Penting Dataran Rendah


Pengenalan Tanaman Penting Dataran Rendah
Laporan Praktikum
Oleh :
Kelompok 5 / Golongan G
Akhmad Ma’lufil Waro            (151510601138)







PROGRAM STUDI AGROTEKNOLOGI
LABORATORIUM FISIOLOGI TUMBUHAN
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS JEMBER
2015



BAB 1. PENDAHULUAN
    1. Latar Belakang
              Pertumbuhan tanaman sangat ditentukan oleh bentuk wilayah dan jenis tanah. Bentuk wilayah dinyatakan dengan besaran lereng, dimana wilayah tersebut dikelompokkan kedalam suatu wilayah datar, berombak, bergelombang, berbukit, atau bergunung dengan lereng yang semakin meningkat. Iklim, bentuk wilayah, jenis tanah menjadi factor utama dalam pertumbuhan tanaman. Dataran rendah adalah suatu wilayah yang memiliki ketinggian <200 Mdpl dengan kisaran suhu 23 oC hingga 28oC.
      Dataran rendah umumnya terletak di daerah dekat pantai dan jauh dari bukit dan pegunungan. Dataran rendah  dataran rendah sebagian besar di manfa’atkan sebagai lahan pertanian, dan sisanya sebagai pemukiman. Tanaman dataran tinggi tidak bisa hidup pada dataran rendah, karena dataran rendah memimliki kelembapan yang relatif rendah namun suhunya lebih panas yang menyebabkan air pada dataran rendah lebih cepat menguap sebelum sebelum diserap secara optimal oleh tumbuhan. Tropografi juga mempengaruhi pertumbuhan tanaman karena tropografi mempengaruhi kondisi iklim mikro, itensitas cahaya, solum tanah dan lain-lain. Tanaman tinggi ada juga yang bisa hidup di dataran rendah tetapi setelah melalui beberapa modifikasi dan rekayasa tergantung pada penyesuaian tanaman terhadap habitatnya.
      Tanaman penting adalah tanaman yang mampu tumbuh dan berproduksi optimal dalam suatu wilayah. Tanaman penting dataran rendah adalah tanaman yang mampu beradaptasi pada habitatnya serta dapat tumbuh dan berproduksi secara optimal. Pada dataran rendah banyak ditemui tanaman-tanaman hortikultura.

    1. Tujuan
      Supaya mahasiswa mengetahui dan mengenal tanaman – tanaman penting yang berhabitat di daerah dataran rendah serta morfologi dan taksonominya.



      BAB 2. TINJAUAN PUSTAKA
Dataran rendah merupakan suatu lahan hamparan luas pada suatu daerah, apabila diukur dari permukaan laut memilki ketinggian kurang lebil 200 m dpl. Suhu pada daerah dataran rendah mencapai 23 sampai 28 derajat celsius sepanjang tahun. Pada daerah dataran rendah terdapat berbagai macam tamanan yang tumbuh baik seperti tanaman perkebunan, sawah, ladang, tanaman hortikultura dan lain sebagainya. Di daerah lingkungan tropik, iklim memegang peranan penting dalam menentukan jenis tanaman yang dibudidayakan dan menentukan dalam penentuan hasil akhir (Goldsworthy dan Fisher, 1992).
Daerah dataran rendah merupakan daerah yang cenderung lebih cepat berkembang daripada daerah yang memiliki topografi lebih tinggi. Hal ini dibuktikan dengan perubahan penggunaan lahan dataran rendah sebagai pusat kota atau pemukiman. Hal ini menyebabkan berkurangnya lahan untuk pertanian dan vegetasi yang ada di daerah tersebut (Putranto dan Kusuma, 2009).
Brokoli merupakan tanaman dataran tinggi yang juga dapat berproduksi di daerah dataran rendah namun banyak mengalami kendala dalam proses produksinya. Salah satu kendala yang dihadapi oleh brokoli adalah kendala agroklimat karena untuk dapat menginisiasi bunga brokoli, brokoli memerlukan temperature yang rendah pada akhir fase vegetatif. Apabila syarat tersebut tidak terpenuhi fase vegetatif akan terus berlanjut (Jaya, 2009).
Daerah dataran rendah banyak dijumpai tanaman-tanaman seperti tanaman hortikultura. Tanaman hortikultura merupakan suatu cabang ilmu yang mempelajari budidaya tanaman sayuran, buah-buahan, bunga-bungaan, atau tanaman hias. Pada umumnya, isi kebun di Indonesia adalah tanaman buah-buahan, sayuran, tanaman obat, dan tanaman penghasil rempah-rempah. Tanaman hortikultura yang dibudidayakan di dataran rendah merupakan suatu usaha yang berpola komersil dan diusahakan secara monokultur di ladang produksinya yang luas. Kedudukan tanaman hortikultura sangat penting kedudukannya selain untuk memenuhi kebutuhan pokok manusia juga dapat menjadi sumber vitamin dan mineral (Indah dkk, 2009)
Tumbuhnya tumbuhan  pada dataran rendah dapat dipengaruhi oleh faktor iklim, struktur tanah, bentuk morfologi dan fisiologi tanaman. Iklim pada dataran rendah meliputi kelembaban yang rendah, curah hujan rendah, intensitas cahaya tinggi, suhu tinggi, dan tekanan atmosfer tinggi. (Saree et al., 2012).


BAB 3. METODE PRATIKUM
3.1 Waktu dan Tempat
            Kegiatan pratikum Pengantar Ilmu Tanaman mengenai Pengenalan Tanaman Penting Dataran Rendah dilaksanakan di  Agrotechno Park, Desa Jubung, pada hari Minggu, tanggal 25 Oktober 2015 pada pukul 07.00 – 09.00.

3.2 Bahan dan Alat
3.2.1 Bahan
1. Tanaman yang diamati

3.2.2 Alat
1. Tabel Pengamatan
2. Alat tulis
3. Penggaris
4. Meja dada

3.3 Cara Kerja
  1. Menyiapkan alat dan bahan
  2. Menetapkan objek tanaman yang diamati
  3. Menggambar bentuk tanaman yang diamati dan memberi keterangan bagian-bagiannya
  4. Mengisi tabel pengamatan



 
BAB 4. HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Hasil Pengamatan
 Tabel 1. Morfologi Tanaman Kedelai
No.
Tanaman
Organ/Bagian
Gambar
Keterangan
1
Kedelai

Akar

-     Memiliki akar tunggang
-     Terdapat bintil-bintil pada akar akibat infeksi batkeri pengikat nitrogen yang bersimbioisis dengan tanaman kedelai
Batang
-  Memiliki batang bercabang
-    Terdapat kambium di dalam batang
Daun
-  Memiliki jenis daun menyirip, majemuk dan trikolet
Bunga
-  Memiliki bunga berwarna ungu semi putih
Buah

-  Memiliki buah berupa polong- polong kedelai

Biji
-  Memiliki biji berbentuk bulat
-  Memiliki biji berkeping dua (dikotil)
No.
Tanaman
Organ/Bagian
Gambar
Keterangan
2
Coleus Merah/ Iler
Akar
-    Memiliki akar tunggang






Batang

-  Memiliki batang berkayu
Daun








-  Permukaan kasar disertai bagian tepi bergerigi


Bunga







Buah








Biji





-  Biji berbentuk serbuk berwarna hitam mengilap




No.
Tanaman
Organ/Bagian
Gambar
Keterangan
3
Kemuning

Akar

-     Memiliki jenis perakaran tunggang





Batang

-    Memiliki batang berukuran ±56,5 cm
Daun
-  Helaian daun bertangkai
-  Bentuk bulat telur sungsang



Bunga






-  Memiliki jenis bunga majemuk yang memiliki ukuran panjang ±1,3 cm dan lebar ±1 cm
Buah
-  Memiliki buah dengan panjang ±0,8 mm dan diameter ±1 mm



Biji







-  Memiliki biji dikotil dengan diameter antara 6-12 mm

4.2 Pembahasan
                 Berdasarkan hasil pengamatan yang dilakukan di wilayah dataran rendah, terdapat berbagai macam jenis tanaman yang dapat hidup dan berkembang biak, salah satu diantaranya adalah tanaman kedelai, tanaman iler (coleus merah) dan tanaman kemuning. Tanaman kedelai pada pengamatan ini termasuk ke dalam famili leguminosea dengan jenis spesies Glichine max. Biji kedelai termasuk ke dalam tipe biji dikotil dengan tipe perkecambahan biji epigeal. Tanaman kedelai termasuk ke dalam jenis tanaman C4 yang artinya bahwa tanaman kedelai melakukan daur C4, hal ini dijelaskan oleh Ai (2012) yang menyatakan bahwa daur ini disebut daur C4 karena sebagian besar senyawa yang pertama kali dihasilkan adalah senyawa dengan 4 atom karbon yaitu asam malat dan asam aspartat. Tanaman kedelai tumbuh di daerah dataran rendah dengan ketinggian kurang dari 200 m dpl, namun menurut Yassi (2012) menyatakan bahwa terdapat beberapa jenis kedelai yang mampu hidup di dataran dengan ketinggian antara 240-820 m dpl. Tanaman kedelai memiliki akar tunggang berbintil, batangnya berkambium dan memiliki tipe daun menyirip. Tanaman kedelai memiliki buah berupa polong sedangkan bijinya bulat dan pipih. Tanaman kedelai termasuk ke dalam tanaman pangan, sehingga banyak manusia yang memelihara dan membudidayakan tanaman kedelai. Pembibitan tanaman kedelai dilakukan dengan menyebar benih ke lahan pertanian tanpa mengolah tanah terlebih dahulu. Pemeliharaan tanaman kedelai dimulai dengan melakukan pemupukan dasar menggunakan pupuk TSP dan NPK. Pengairan lahan tanaman kedelai pada umumnya menggunakan sistem irigasi sederhana. Pengendalian hama dan penyakit dilakukan dengan penyemprotan pestisida dan insektisida, namun pada gulma tidak dilakukan penyemprotan karena jumlahnya yang sedikit. Tanaman kedelai dapat dikatakan telah siap untuk dipanen apabila telah berumur 80 hari setelah tanam dan ditandai dengan menguningnya serta gugurnya daun. Setelah dilakukan pemanenan, maka biji kedelai hasil panen dijemur selama 3 hari yang kemudian dibersihkan menggunakan mesin perontok. Biji kedelai yang telah dibersihkan kemudian dikemas dalam karung dengan berat 50 kg/karung tanpa melakukan penyortiran. Limbah hasil biji kedelai yang tersisa kemudian dibakar dan  dijadikan pakan ternak. Biji kedelai dipasarkan dalam bentuk mentah maupun olahan. Olahan biji kedelai dapat berupa makanan (tahu dan tempe) maupun minuman (susu kedelai). Pemasaran olahan kedelai mencakup wilayah lokal dengan sistem tawar-menawar.
                 Pengamatan selanjutnya dilakukan pada tanaman iler (coleus merah). Tanaman iler termasuk ke dalam famili Lamiaceae dengan kelas Dicotyledonae, sehingga biji tanaman iler termasuk biji dikotil. Tanaman iler memiliki jenis perakaran tunggang dan batang berkayu. Daun tanaman iler memiliki tekstur kasar dengan tepi yang bergerigi. Tanaman iler berasal dari kawasan Asia Tenggara dan banyak ditemukan di daerah dataran rendah. Menurut Tari dkk. (2013), tanaman iler merupakan jenis tanaman liar yang daunnya dapat dimanfaatkan sebagai obat luka karena mengandung bahan kimia seperti minyak astiri, flavonoid, tanin dan zat aktif lainnya, sehingga tanaman iler banyak dibudidayakan oleh petani. Berdasarkan hasil wawancara kepada petani bahwa bibit tanaman iler didatangkan langsung dati luar kota. Pembudidayaan tanaman iler diawali dengan penanaman bibit dengan menggunakan polybag yang kemudian selang beberapa waktu dipindahkan ke lahan.  Lahan yang akan ditanami tanaman iler terlebih dahulu dicangkul guna menggemburkan tanah. Setelah itu dilakukan pemupukan 2 kali dalam 1 bulan. Sistem pengairan lahan menggunakan sprinkle. Pengendalian hama dan penyakit menggunakan pestisida dan insektisida, namun untuk pengendalian gulma hanya dilakukan pencabutan karena jumlah gulma yang sedikit. Pemanenan tanaman iler dilakukan dengan memetik daunnya dan dapat dilakukan kapan saja sesuai kebutuhan petani. Tanaman iler yang sudha dipanen langsung dipasarkan ke lembaga-lembaga farmasi tanpa diolah terlebih dahulu.
                 Pengamatan berikutnya dilakukan pada tanaman kemuning. Tanamn kemuning termasuk ke dalam genus Murroya dengan species Murroya Paniculata (L.) Jack.  Tanaman kemuning merupakan tanaman tahunan yang dapat dibudidayakan di kawasan dataran rendah. Berdasarkan keping bijinya, tanaman kemuning memiliki keping biji dikotil dengan tipe perkecambahan biji epigeal. Pada pengamatan ini tanaman kemuning memiliki akar tunggang. Batang tanaman kemuning berukuran 56 cm dengan panjang daun sekitar 3-4 cm. Buah kemuning berebentuk bulat berdiameter 1-2 mm dengan panjang 1 mm. Berdasarkan pengamatan Putri (2015), tanaman iler memiliki tinggi hingga 3-8 m dengan panjang daun sekitar 2-7 cm dan lebar antara 1-3 cm. Putri (2015) juga menyatakan bahwa buah kemuning berbentuk bulat telur atau memanjang dengan panjang 8-12 mm. Daun tanaman kemuning memiliki peranan bagi kehidupan manusia yaitu sebagai obat sehingga banyak petani yang membudidayakan tanaman kemuning. Proses budidaya tanaman kemuning diawali dengan pembibitan yang bibitnya diperoleh dari luar kota. Lahan yang digunakan kemudian dicangkul dan bibit disebar. Pemupukan dilakukan 1 bulan 2 kali menggunakan pupuk urea, sedangkan pengairan dilakukan 1 bulan 3 kali menggunakan mesin diesel atau sprinkle. Pengendalian penyakit dan hama menggunakan pestisida dan insektisida, namun untuk pengendalian gulma hanya dilakukan pencabutan secara manual karena jumlah gulma yang sedikit. Tanaman kemuning dapat dikatakan telah siap untuk dipanen apabila daunnya mulai layu. Pemanenan tanamna kemuning dilakukan secara manual yaitu dengan pemetikan daun. Pemasaran daun kemuning dilakukan dengan menjualnya ke lembaga farmasi tanpa melalui proses lebih lanjut.


BAB 5. KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan
  1. Dataran rendah memiliki keanekaragaman jenis tanaman, salah satu diantaranya adalah tanaman kedelai, tanaman iler dan tanaman kemuning
  2. Tanaman kedelai dimanfaatkan manusia sebagai bahan pangan sedangkan tanaman iler dan tanaman kemuning dimanfaatkan sebagai obat
  3. Pemasaran tanaman kedelai, tanaman iler dan tanaman kemuning rata-rata dilakukan di wilayah pasar domestik

5.2 Saran
            Untuk memperoleh hasil pengamatan yang maksimal, pengamatan tidak hanya dilakukan pada satu kawasan dataran rendah, namun beberapa kawasan sehingga nantinya didapatkan berbagai jenis tanaman dataran rendah pada setiap kawasan yang berbeda. Hal ini bertujuan agar dapat mengetahui manfaat berbagai jenis tanaman dari berbagai wilayah yang ada di dataran. Informasi mengenai sistem pemasaran hasil produksi dilakukan dengan wawancara pada narasumber yang berbeda-beda guna mendapatkan informasi yang akurat.           





DAFTAR PUSTAKA
Goldsworthy,S.Y.,Fisher, 2011. Pertumbuhan dan Produksi Ubi Jalar di Dataran Rendah Pada Berbagai Varietas dan Sumber Stek. J. Agrivigor 10(3): 228-234.
Indah dkk,. 2012. Analisis Vegetasi Dasar di Bawah Tegakan Jati Emas (Tectona grandis L.) dan Jati Putih (Gmelina arborea Roxb.) di Kampus Universitas Andalas.  Universitas Andalas 1(2): 173-178
Jaya, I.K.D. 2011. Pengaruh Pemangkasan Cabang terhadap Hasil Tanaman Brokoli di Daerah Datarn Rendah dalam Crop Agro 2(1): 15-21.
Putranto, T.T., Kusuma, K.I. 2009. Permasalahan Air Tanah pada Daerah Urban. Teknik 30(1): 49-56.
Saree et al., 2012. Soil Carbon Sequestration Affected by Cropping Changes from Upland Maize to Flooded Rice Cultivation. Sustainable Energy & Environment 3(1):147-152

Ai, N.S. 2012. Evolusi Fotosintesis Pada Tumbuhan. Ilmiah Sains, 12(1): 28-34.


Tari, R., J. Posangi dan P.M. Wowor. 2013. Uji Efek Daun Iler (Coleus Atropurpureus [L.] Benth.) terhadap Penyembuhan Luka Insisi pada Kulit Kelinci (Oryctolagus Cuniculus). e-Biomedik, 1(1): 581-586.

Yassi, A. 2011. Evaluasi Pertumbuhan dan Produksi Beberapa Varietas Kedelai pada Wilayah Dataran Tinggi. Agrisistem, 7(1): 38-46.



Related Posts

Laporan Praktikum Pengenalan Tanaman Penting Dataran Rendah
4/ 5
Oleh

Subscribe via email

Like the post above? Please subscribe to the latest posts directly via email.