
Pengenalan
Tanaman Penting Dataran Rendah
Laporan
Praktikum
Oleh :
Kelompok
5 / Golongan G
Akhmad Ma’lufil Waro (151510601138)
PROGRAM STUDI AGROTEKNOLOGI
LABORATORIUM FISIOLOGI TUMBUHAN
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS JEMBER
2015
BAB 1. PENDAHULUAN
- Latar BelakangPertumbuhan tanaman sangat ditentukan oleh bentuk wilayah dan jenis tanah. Bentuk wilayah dinyatakan dengan besaran lereng, dimana wilayah tersebut dikelompokkan kedalam suatu wilayah datar, berombak, bergelombang, berbukit, atau bergunung dengan lereng yang semakin meningkat. Iklim, bentuk wilayah, jenis tanah menjadi factor utama dalam pertumbuhan tanaman. Dataran rendah adalah suatu wilayah yang memiliki ketinggian <200 Mdpl dengan kisaran suhu 23 oC hingga 28oC.Dataran rendah umumnya terletak di daerah dekat pantai dan jauh dari bukit dan pegunungan. Dataran rendah dataran rendah sebagian besar di manfa’atkan sebagai lahan pertanian, dan sisanya sebagai pemukiman. Tanaman dataran tinggi tidak bisa hidup pada dataran rendah, karena dataran rendah memimliki kelembapan yang relatif rendah namun suhunya lebih panas yang menyebabkan air pada dataran rendah lebih cepat menguap sebelum sebelum diserap secara optimal oleh tumbuhan. Tropografi juga mempengaruhi pertumbuhan tanaman karena tropografi mempengaruhi kondisi iklim mikro, itensitas cahaya, solum tanah dan lain-lain. Tanaman tinggi ada juga yang bisa hidup di dataran rendah tetapi setelah melalui beberapa modifikasi dan rekayasa tergantung pada penyesuaian tanaman terhadap habitatnya.Tanaman penting adalah tanaman yang mampu tumbuh dan berproduksi optimal dalam suatu wilayah. Tanaman penting dataran rendah adalah tanaman yang mampu beradaptasi pada habitatnya serta dapat tumbuh dan berproduksi secara optimal. Pada dataran rendah banyak ditemui tanaman-tanaman hortikultura.
- TujuanSupaya mahasiswa mengetahui dan mengenal tanaman – tanaman penting yang berhabitat di daerah dataran rendah serta morfologi dan taksonominya.BAB 2. TINJAUAN PUSTAKA
Dataran rendah merupakan
suatu lahan hamparan luas pada suatu daerah, apabila diukur dari permukaan laut
memilki ketinggian kurang lebil 200 m dpl. Suhu pada daerah dataran rendah
mencapai 23 sampai 28 derajat celsius sepanjang tahun. Pada daerah dataran
rendah terdapat berbagai macam tamanan yang tumbuh baik seperti tanaman
perkebunan, sawah, ladang, tanaman hortikultura dan lain sebagainya. Di daerah
lingkungan tropik, iklim memegang peranan penting dalam menentukan jenis
tanaman yang dibudidayakan dan menentukan dalam penentuan hasil akhir
(Goldsworthy dan Fisher, 1992).
Daerah
dataran rendah merupakan daerah yang cenderung lebih cepat berkembang daripada
daerah yang memiliki topografi lebih tinggi. Hal ini dibuktikan dengan
perubahan penggunaan lahan dataran rendah sebagai pusat kota atau pemukiman.
Hal ini menyebabkan berkurangnya lahan untuk pertanian dan vegetasi yang ada di
daerah tersebut (Putranto dan Kusuma, 2009).
Brokoli
merupakan tanaman dataran tinggi yang juga dapat berproduksi di daerah dataran
rendah namun banyak mengalami kendala dalam proses produksinya. Salah satu
kendala yang dihadapi oleh brokoli adalah kendala agroklimat karena untuk dapat
menginisiasi bunga brokoli, brokoli memerlukan temperature yang rendah pada
akhir fase vegetatif. Apabila syarat tersebut tidak terpenuhi fase vegetatif
akan terus berlanjut (Jaya, 2009).
Daerah dataran rendah banyak dijumpai tanaman-tanaman
seperti tanaman hortikultura. Tanaman hortikultura merupakan suatu cabang ilmu
yang mempelajari budidaya tanaman sayuran, buah-buahan, bunga-bungaan, atau
tanaman hias. Pada umumnya, isi kebun di Indonesia adalah tanaman buah-buahan,
sayuran, tanaman obat, dan tanaman penghasil rempah-rempah. Tanaman
hortikultura yang dibudidayakan di dataran rendah merupakan suatu usaha yang
berpola komersil dan diusahakan secara monokultur di ladang produksinya yang
luas. Kedudukan tanaman hortikultura sangat penting kedudukannya selain untuk
memenuhi kebutuhan pokok manusia juga dapat menjadi sumber vitamin dan mineral
(Indah dkk, 2009)
Tumbuhnya tumbuhan pada dataran rendah dapat dipengaruhi oleh
faktor iklim, struktur tanah, bentuk morfologi dan fisiologi tanaman. Iklim
pada dataran rendah meliputi kelembaban yang rendah, curah hujan rendah,
intensitas cahaya tinggi, suhu tinggi, dan tekanan atmosfer tinggi. (Saree et al., 2012).
BAB
3. METODE PRATIKUM
3.1
Waktu dan Tempat
Kegiatan pratikum Pengantar Ilmu
Tanaman mengenai Pengenalan Tanaman Penting Dataran Rendah dilaksanakan di Agrotechno Park, Desa Jubung, pada hari Minggu,
tanggal 25 Oktober 2015 pada pukul 07.00 – 09.00.
3.2
Bahan dan Alat
3.2.1 Bahan
1. Tanaman yang diamati
3.2.2 Alat
1. Tabel Pengamatan
2. Alat tulis
3. Penggaris
4. Meja dada
3.3
Cara Kerja
- Menyiapkan alat dan bahan
- Menetapkan objek tanaman yang diamati
- Menggambar bentuk tanaman yang diamati dan memberi keterangan bagian-bagiannya
- Mengisi tabel pengamatan
BAB 4. HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Hasil Pengamatan
Tabel 1. Morfologi Tanaman
Kedelai
No.
|
Tanaman
|
Organ/Bagian
|
Gambar
|
Keterangan
|
1
|
Kedelai
|
Akar
|
- Memiliki akar tunggang
- Terdapat bintil-bintil pada akar akibat
infeksi batkeri pengikat nitrogen yang bersimbioisis dengan tanaman kedelai
|
|
Batang
|
- Memiliki batang bercabang
- Terdapat kambium di dalam batang
|
|||
Daun
|
- Memiliki jenis daun menyirip, majemuk
dan trikolet
|
|||
Bunga
|
- Memiliki bunga berwarna ungu semi putih
|
|||
Buah
|
- Memiliki buah berupa polong- polong
kedelai
|
|||
Biji
|
- Memiliki biji berbentuk bulat
- Memiliki biji berkeping dua (dikotil)
|
|||
No.
|
Tanaman
|
Organ/Bagian
|
Gambar
|
Keterangan
|
2
|
Coleus Merah/ Iler
|
Akar
|
- Memiliki akar tunggang
|
|
Batang
|
- Memiliki batang berkayu
|
|||
Daun
|
- Permukaan kasar disertai bagian tepi
bergerigi
|
|||
Bunga
|
||||
Buah
|
||||
Biji
|
- Biji berbentuk serbuk berwarna hitam
mengilap
|
|||
No.
|
Tanaman
|
Organ/Bagian
|
Gambar
|
Keterangan
|
3
|
Kemuning
|
Akar
|
- Memiliki jenis perakaran tunggang
|
|
Batang
|
- Memiliki batang berukuran ±56,5 cm
|
|||
Daun
|
- Helaian daun bertangkai
- Bentuk bulat telur sungsang
|
|||
Bunga
|
- Memiliki jenis bunga majemuk yang
memiliki ukuran panjang ±1,3 cm dan lebar ±1 cm
|
|||
Buah
|
- Memiliki buah dengan panjang ±0,8 mm dan
diameter ±1 mm
|
|||
Biji
|
- Memiliki biji dikotil dengan diameter
antara 6-12 mm
|
4.2 Pembahasan
Berdasarkan
hasil pengamatan yang dilakukan di wilayah dataran rendah, terdapat berbagai
macam jenis tanaman yang dapat hidup dan berkembang biak, salah satu
diantaranya adalah tanaman kedelai, tanaman iler (coleus merah) dan tanaman kemuning.
Tanaman kedelai pada pengamatan ini termasuk ke dalam famili leguminosea dengan jenis spesies Glichine max. Biji kedelai termasuk ke
dalam tipe biji dikotil dengan tipe perkecambahan biji epigeal. Tanaman kedelai
termasuk ke dalam jenis tanaman C4 yang artinya bahwa tanaman kedelai melakukan
daur C4, hal ini dijelaskan oleh Ai (2012) yang menyatakan bahwa daur ini
disebut daur C4 karena sebagian besar senyawa yang pertama kali dihasilkan
adalah senyawa dengan 4 atom karbon yaitu asam malat dan asam aspartat. Tanaman
kedelai tumbuh di daerah dataran rendah dengan ketinggian kurang dari 200 m
dpl, namun menurut Yassi (2012) menyatakan bahwa terdapat beberapa jenis
kedelai yang mampu hidup di dataran dengan ketinggian antara 240-820 m dpl.
Tanaman kedelai memiliki akar tunggang berbintil, batangnya berkambium dan
memiliki tipe daun menyirip. Tanaman kedelai memiliki buah berupa polong
sedangkan bijinya bulat dan pipih. Tanaman kedelai termasuk ke dalam tanaman
pangan, sehingga banyak manusia yang memelihara dan membudidayakan tanaman
kedelai. Pembibitan tanaman kedelai dilakukan dengan menyebar benih ke lahan
pertanian tanpa mengolah tanah terlebih dahulu. Pemeliharaan tanaman kedelai
dimulai dengan melakukan pemupukan dasar menggunakan pupuk TSP dan NPK.
Pengairan lahan tanaman kedelai pada umumnya menggunakan sistem irigasi
sederhana. Pengendalian hama dan penyakit dilakukan dengan penyemprotan pestisida
dan insektisida, namun pada gulma tidak dilakukan penyemprotan karena jumlahnya
yang sedikit. Tanaman kedelai dapat dikatakan telah siap untuk dipanen apabila
telah berumur 80 hari setelah tanam dan ditandai dengan menguningnya serta
gugurnya daun. Setelah dilakukan pemanenan, maka biji kedelai hasil panen
dijemur selama 3 hari yang kemudian dibersihkan menggunakan mesin perontok. Biji
kedelai yang telah dibersihkan kemudian dikemas dalam karung dengan berat 50
kg/karung tanpa melakukan penyortiran. Limbah hasil biji kedelai yang tersisa
kemudian dibakar dan dijadikan pakan
ternak. Biji kedelai dipasarkan dalam bentuk mentah maupun olahan. Olahan biji
kedelai dapat berupa makanan (tahu dan tempe) maupun minuman (susu kedelai). Pemasaran
olahan kedelai mencakup wilayah lokal dengan sistem tawar-menawar.
Pengamatan selanjutnya dilakukan
pada tanaman iler (coleus merah). Tanaman iler termasuk ke dalam famili Lamiaceae dengan kelas Dicotyledonae, sehingga biji tanaman
iler termasuk biji dikotil. Tanaman iler memiliki jenis perakaran tunggang dan
batang berkayu. Daun tanaman iler memiliki tekstur kasar dengan tepi yang
bergerigi. Tanaman iler berasal dari kawasan Asia Tenggara dan banyak ditemukan
di daerah dataran rendah. Menurut Tari dkk. (2013), tanaman iler merupakan
jenis tanaman liar yang daunnya dapat dimanfaatkan sebagai obat luka karena
mengandung bahan kimia seperti minyak astiri, flavonoid, tanin dan zat aktif
lainnya, sehingga tanaman iler banyak dibudidayakan oleh petani. Berdasarkan
hasil wawancara kepada petani bahwa bibit tanaman iler didatangkan langsung
dati luar kota. Pembudidayaan tanaman iler diawali dengan penanaman bibit
dengan menggunakan polybag yang kemudian selang beberapa waktu dipindahkan ke
lahan. Lahan yang akan ditanami tanaman
iler terlebih dahulu dicangkul guna menggemburkan tanah. Setelah itu dilakukan
pemupukan 2 kali dalam 1 bulan. Sistem pengairan lahan menggunakan sprinkle.
Pengendalian hama dan penyakit menggunakan pestisida dan insektisida, namun
untuk pengendalian gulma hanya dilakukan pencabutan karena jumlah gulma yang
sedikit. Pemanenan tanaman iler dilakukan dengan memetik daunnya dan dapat
dilakukan kapan saja sesuai kebutuhan petani. Tanaman iler yang sudha dipanen
langsung dipasarkan ke lembaga-lembaga farmasi tanpa diolah terlebih dahulu.
Pengamatan berikutnya dilakukan
pada tanaman kemuning. Tanamn kemuning termasuk ke dalam genus Murroya dengan species Murroya Paniculata (L.) Jack. Tanaman kemuning merupakan tanaman tahunan
yang dapat dibudidayakan di kawasan dataran rendah. Berdasarkan keping bijinya,
tanaman kemuning memiliki keping biji dikotil dengan tipe perkecambahan biji
epigeal. Pada pengamatan ini tanaman kemuning memiliki akar tunggang. Batang tanaman
kemuning berukuran 56 cm dengan panjang daun sekitar 3-4 cm. Buah kemuning
berebentuk bulat berdiameter 1-2 mm dengan panjang 1 mm. Berdasarkan pengamatan
Putri (2015), tanaman iler memiliki tinggi hingga 3-8 m dengan panjang daun
sekitar 2-7 cm dan lebar antara 1-3 cm. Putri (2015) juga menyatakan bahwa buah
kemuning berbentuk bulat telur atau memanjang dengan panjang 8-12 mm. Daun
tanaman kemuning memiliki peranan bagi kehidupan manusia yaitu sebagai obat
sehingga banyak petani yang membudidayakan tanaman kemuning. Proses budidaya
tanaman kemuning diawali dengan pembibitan yang bibitnya diperoleh dari luar
kota. Lahan yang digunakan kemudian dicangkul dan bibit disebar. Pemupukan
dilakukan 1 bulan 2 kali menggunakan pupuk urea, sedangkan pengairan dilakukan
1 bulan 3 kali menggunakan mesin diesel atau sprinkle. Pengendalian penyakit
dan hama menggunakan pestisida dan insektisida, namun untuk pengendalian gulma
hanya dilakukan pencabutan secara manual karena jumlah gulma yang sedikit. Tanaman
kemuning dapat dikatakan telah siap untuk dipanen apabila daunnya mulai layu.
Pemanenan tanamna kemuning dilakukan secara manual yaitu dengan pemetikan daun.
Pemasaran daun kemuning dilakukan dengan menjualnya ke lembaga farmasi tanpa
melalui proses lebih lanjut.
BAB 5. KESIMPULAN DAN
SARAN
5.1 Kesimpulan
- Dataran rendah memiliki keanekaragaman jenis tanaman, salah satu diantaranya adalah tanaman kedelai, tanaman iler dan tanaman kemuning
- Tanaman kedelai dimanfaatkan manusia sebagai bahan pangan sedangkan tanaman iler dan tanaman kemuning dimanfaatkan sebagai obat
- Pemasaran tanaman kedelai, tanaman iler dan tanaman kemuning rata-rata dilakukan di wilayah pasar domestik
5.2 Saran
Untuk
memperoleh hasil pengamatan yang maksimal, pengamatan tidak hanya dilakukan
pada satu kawasan dataran rendah, namun beberapa kawasan sehingga nantinya didapatkan
berbagai jenis tanaman dataran rendah pada setiap kawasan yang berbeda. Hal ini
bertujuan agar dapat mengetahui manfaat berbagai jenis tanaman dari berbagai
wilayah yang ada di dataran. Informasi mengenai sistem pemasaran hasil produksi
dilakukan dengan wawancara pada narasumber yang berbeda-beda guna mendapatkan
informasi yang akurat.
DAFTAR
PUSTAKA
Goldsworthy,S.Y.,Fisher, 2011. Pertumbuhan dan Produksi Ubi Jalar
di Dataran Rendah Pada Berbagai Varietas dan Sumber Stek. J.
Agrivigor 10(3): 228-234.
Indah
dkk,. 2012. Analisis Vegetasi Dasar di Bawah Tegakan Jati Emas (Tectona
grandis L.) dan Jati Putih (Gmelina arborea Roxb.) di Kampus
Universitas Andalas. Universitas
Andalas 1(2): 173-178
Jaya, I.K.D. 2011. Pengaruh Pemangkasan Cabang terhadap Hasil
Tanaman Brokoli di Daerah Datarn Rendah dalam Crop Agro 2(1): 15-21.
Putranto, T.T., Kusuma, K.I. 2009. Permasalahan Air Tanah pada
Daerah Urban. Teknik 30(1): 49-56.
Saree et al., 2012. Soil Carbon
Sequestration Affected by Cropping Changes from Upland Maize to Flooded Rice
Cultivation. Sustainable Energy & Environment 3(1):147-152
Ai, N.S. 2012. Evolusi Fotosintesis Pada Tumbuhan. Ilmiah Sains, 12(1): 28-34.
Tari, R., J. Posangi dan P.M. Wowor. 2013. Uji Efek Daun Iler (Coleus Atropurpureus [L.] Benth.) terhadap Penyembuhan Luka Insisi pada Kulit Kelinci (Oryctolagus Cuniculus). e-Biomedik, 1(1): 581-586.
Yassi, A. 2011. Evaluasi Pertumbuhan dan Produksi Beberapa Varietas Kedelai pada Wilayah Dataran Tinggi. Agrisistem, 7(1): 38-46.
Laporan Praktikum Pengenalan Tanaman Penting Dataran Rendah
4/
5
Oleh
lufilahmad.blogspot.com