Sunday, 15 July 2018

Maxgan (Cerita dari seorang dokter muda, beristri empat)


Savana
MAXGANMaxgan dalam perjalanan pulang dari pendakian di puncak mahameru, ini sudah ketiga kalinya maxgan di puncak mahameru, maxgan adalah seorang pencinta alam dan sering melakukan kegiatan sosial di bidang medis, diusianya yang masih muda maxgan memiliki kepedulian yang tinggi terhadap setiap orang yang membutuhkan bantuannya. Saat itu tanggal 12 Agustus 2017 di savana mahameru, maxgan berpapasan dengan seorang wanita yang sedang terluka. Wanita itu adalah ceng na, seorang treveler dari china yang sangat suka menjelajah di Indonesia. Maxgan merasa iba melihat wanita itu dan berusaha untuk menghapirinya “ hai, bolehkah saya membantumu, lukamu sangat parah”. Cengna “tidak, aku baik-baik saja” berusaha untuk tegar, meski terlihat begitu lemah dan sempoyongan. Maxgan  mengacungkan telunjuknya yang mengarah tepat di bagian luka cengna “lihatlah lukamu, seharusnya kamu dirawat di rumah sakit, janganlah menolak, kamu akan sembuh dalam dua minggu”. Cengna heran melihat ketulusan pria yang baru di kenalnya, dia membuka ransel yang dibawa di pundaknya dan mengambil cermin dan memperlihatkannya kepada maxgan “ siapa kamu, bolehkah aku mengenalmu”, “aku adalah bayangan dalam cermin itu, temanku biasa memanggilku maxgan” ceng na adalah gadis lugu yang sulit untuk berkenalan dengan orang baru, sehingga dia memburtuhkan bantuan cermin untuk berkenalan. Magan menatap ke arah savana, dan memanggil temannya yang sudah jauh meninggalkannya, untuk membantunya membopong ceng na ke rumah sakit di daerah Kota Malang.

Rumah Sakit
        Maxgan adalah dokter muda yang tidak pernah meninggalkan pasiennya sampai sembuh. Di salah satu rumah sakit di kota malang Maxgan dengan sabar merawat cengna. Tak terasa sudah dua minggu maxgan selesai menjalankan tugasnya merawat cengna dan dia berenca untuk pulang. Sore itu setelah dua minggu di rumah sakit maxgan berpamitan dengan cengna, namun cengna yang sendirian berusaha untuk membujuk maxgan, agar maxgan mau menemaninya berkeliling menelusuri indahnya kota malang “pliss, jangan tinggalkan aku, temani aku jalan-jalan, aku tidak tahu apa-apa di sini”. Maxgan “Baiklah, dua hari ini aku bisa menemanimu jalan-jalan ke kota malang. Cengna begitu bahagia, dan di segera bergegas mengambil barang-barang yang biasa ia gunakan untuk treveler di lemari kamar rumah sakit tempat dia di rawat. Dua hari berlalu, cengna kembali ke negara asalnya, sebelum pergi dia bertanya ke maxgan “apakah kita akan bertemu lagi”. Maxgan “aku yakin suatu saat nanti kita akan bertemu lagi, dan saat itu aku akan sangat bahagia, karena dapat menemuimu lagi, entah di mana nanti kita akan dipertemukan.

China
           Sebagai dokter muda yang suka melakukan kegiatan sosial, Maxgan tergabung dalam relawan Internasional di bawah naungan Perserikatan Bangsa-bangsa membantu menolong korban banjir di salah satu provinsi di China. Tanggal 2 januari 2018 Maxgan sampai di China, dan melakukan tugasnya sebagai relawan. Dua bulan sudah maxgan menjalakan tugasnya, dia ingin menjelajahi beberapa destinasi wisata di China. Sebelum berjalan-jalan di China maxgan melakukan khursus bahasa china di beijing, maxgan di ajar oleh Ndut Na Xi pemandu wisata berkewarganegaraan indonesia yang juga keturunan china. Ndut Na Xi diam-diam memendam perasaan dengan Maxgan, dan Maxgan mengetahuinya. Setiap hari setelah selesai khursus bahasa China Ndut Na XI ke apartemen Maxgan dan mengajaknya jalan-jalan. Tepat di pertengahan jalan menuju salah satu tempat wisata Ndut Na Xi bertanya kepada Maxgan “ Maxgan Bagaimana kalau aku jatuh cinta kepadamu”. Maxgan terdiam dan teringat saat ia menemani cheng na jalan-jalan di Malang. Ndut Na Xi mengagetkan Maxgan “Woi, aku Cuma bercanda kita sudah sampai” Di tempat wisata itu tiba-tiba Maxgan menunduk dan melepaskan tanganya di genggam erat oleh Ndut Na Xi. Maxgan menunduk ketikan melihat foto seorang wanita di papan reklame yang begitu anggun, foto itu adalah foto Chengna yang menjadi model iklan salah satu produk buatan china. Maxgan merasa aneh, mengapa dia terus teringat pada Cengna. 1 bulan telah berlalu kini saatnya Maxgan kembali ke Indonesia.

Yerusalem, Palestina
         Beberapa bulan kemudian Maxgan ditugaskan untuk membantu korban konflik Palestina dan Israel. Di palestina Maxgan di temani dua temannya, Sophitri dan Nisafir. Sebagai seorang treveler Maxgan tidak menyia-nyaiakan waktunya di Palestina. Dia membuka buku list liburan yang dia tulis semasa dia menjadi mahasiswa di salah satu Universitas di Jawa Timur. Maxgan, Sophitri dan Nisafir menjelajahi beberapa tempat di palestina, mereka bertiga begitu bahagia. Sudah satu minggu mereka bertiga menghabiskan waktu bersama-sama di palestina,dan tabungan mereka untuk jalan-jalan sudah mulai habis. Maxgan, Sophitri dan Nisafir berencana untuk pulang ke Indonesia. Kebagian dalam sekejap berupah menjadi sebuah konflik kecil, ketika mereka tidak bisa pulang karena ada blokade dari Israel. Sophitri menyalahkan Maxgan karena dia telah mengajak jalan-jalan ke palistina untuk waktu yang lama, perdebatan terjadi diantara mereka, meskipun Nisafir berusaha untuk mendamaikan dua sahabatnya. Satu hari kemudian Maxgan mendapat undangan makan malam dari  seseorang teman yang menjadi dokter di palestina.
                Maxgan mengajak Sophitri dan Nisafir untuk menemani makan malam bersama teman dokternya, sesampainya di rumah makan, Maxgan langsung di sambut oleh teman dokternya, “welcome to palestina bray, enjoy for this nighat. Okey”. Tidak begitu lama mereka berbincang-bincang datang seorang wanita yang menuju meja makannya. Wanita itu membelakangi pandangan maxgan, teman maxgan langsung membuka jaket wanita itu dan mengenalkannya kepada maxgan “ bray, this is cheng na, wanita yang aku ceritakan kemadamu, dialah yang mampu merubah hidupku”. Maxgan yang sudah terlanjur cinta begitu dalam kepada Cengna berusaha untuk tergar dan berjabat tangan untuk berkenalan dengan cengna “ Maxgan”. Cengna menanykan sesuatu kepada Maxgan “ Mata apa yang bisa di buat mandi”, Maxgan “ aku sudah menunggu jawaban itu hampir satu tahun”, pertanyaan itu adalah pertanyaan yang pernah di tanyakan cengna sewaktu mereka jalan-jalan di kota Malang. Teman dokter Maxgan tiba-tiba memutus pembicaraan diantara Maxgan dan Cengna. “ oke untuk semua, mohon perhatiaanya sebentar” teman dokternya tiba membungkukkan badan dan mengambil cincin di sakunya “Cengna, Will You Merry Me”, Sophitri dan Nisafir merasa aneh dengan sikap Maxgan, mereka mengenggam erat tangan Maxgan, seolah berusaha untuk menguatkan  Maxgan. Cincin yang dipasangkan di jemari Cengna tiba-tiba di basahi oleh tetesan air mata cengna, “Ma’af, aku tidak bisa menerima lamaranmu” Cengna langsung keluar dari rumah makan tersebut sambil meteskan air mata. Beberapa hari kemudian Maxgan menghampiri Cengna di salah satu hotel tempat Cengna Menginap di Palestina dan menggatan “Cengna, ini sudah kedua kalinya kita bertemu tanpa di sengaja, aku tidak tahu apakah kita memang ditakdirkan untuk bertemu, atau ini sebuah tanda kalau kita ditakdirkan untuk bersama”. “Aku tidak tahu, apakah kita memang di takdirkan untuk bersama, tapi aku yakin suatu saat nanti jika kamu bernar-benar di takdirkan untuk menemaniku hingga telah habis massaku, pasti kita akan di pertemukan kembali”, Cengna berusaha menyembunyikan perasaannya dan pergi meninggalkan Maxgan.

Bondowoso, Indonesia
              Singkat cerita, Maxgan menikah dengan Ndut Na Xi, ketika Ndut Na Xi pergi ke Demak menemani turis Cina jalan-jalan di Indonesia. Setelah menikan dengan Ndut Na Xi , Maxgan menikah lagi dengan Sophitri, kerena dia tidak tega melihat sahabatnya dipakasa nikah oleh orang tuanya dengan pengusaha tua renta, sebagai sarat untuk melunasi orang tuanya, setelah memiliki dua Istri Maxgan memutuskan untuk menikah kembali dengan Nisafir, karena dia tidak mau melihat temannya bunuh diri, karena di tinggal suaminya. Cerita Maxgan yang mempunyai istri tiga sangat mashur di Kabupaten Bondowosa, karena sangat jarang ada dokter muda yang beristri tiga dan mampu bersikap adil kepada istri-istrinya. Sikapnya yang sangat adil terhadap istrinya menarik perhatian salah satu TV internasional. Kehidupan rumah tangga Maxgan di ekspos oleh TV Internasional tersebut dengan acara “ Three Wife”, acara tersebut di siarkan setiap hari senin dan kamis di 150 negara di seluruh dunia. Kisahnya yang begitu ispiratif terdengar oleh Cengna. Cengna memutuskan untuk untuk ke Bondowoso Indonesia untuk menemui Maxgan. Setiba di Bondowoso Cengna menemui tiga Istri Maxgan, Cengna menjelaskan kepada tiga istri Maxgan, bahwa dia sulit untuk melupakan Maxgan. Istri Maxgan menyadari bahwa suaminya juga masih mencintai cengna, mereka pun berniat untuk mempertemukan Maxgan dan Cengna. Mereka mengajak Maxgan ke Kawah Ijen, sesampai di kawah Ijen, tiba-tiba ada yang wanita yang bertanya dari belakang, “mata apa yang bisa di buat mandi” Maxgan sedik terkejut dan Menjawab “sudah 5 tahun aku menunggu jawaban itu” “Jawabannya adalah Mata Air” ketiga istrinya langsung menjawab, “wkwkwkwkw, garing mas-mas, jawaban koyok ngunu ngenteni nganti limang tahun”, ahirnya Maxgan dan Cengna menikah, dan acara TV tersebut berubah menjadi “The Perfectly Man In The World”. 30 tahun kemudian Maxgan masuk kedalam 10 laki-laki paling beruntung di Dunia, dan mendapatkaan Nobel kesetaraan Gender, serta mendapatkan gelar Doktor Kehormatan di berbagai Universitas di seluruh Dunia. Maxgan berhasil terpilih menjadi duta suami teladan Asia. Saat ini Maxgan hidup bahagia berssama istri-istrinya di Desa Wonosari Kecamatan Wonosari Kabupaten Bondowoso.

#Cerita di atas hanya fiktif belaka, mohon maaf bila ada kesamaan cerita, tempat atau peristiwa#

Related Posts

Maxgan (Cerita dari seorang dokter muda, beristri empat)
4/ 5
Oleh

Subscribe via email

Like the post above? Please subscribe to the latest posts directly via email.