Savana
Maxgan dalam perjalanan pulang dari pendakian di puncak mahameru,
ini sudah ketiga kalinya maxgan di puncak mahameru, maxgan adalah seorang
pencinta alam dan sering melakukan kegiatan sosial di bidang medis, diusianya
yang masih muda maxgan memiliki kepedulian yang tinggi terhadap setiap orang
yang membutuhkan bantuannya. Saat itu tanggal 12 Agustus 2017 di savana
mahameru, maxgan berpapasan dengan seorang wanita yang sedang terluka. Wanita
itu adalah ceng na, seorang treveler dari china yang sangat suka menjelajah di
Indonesia. Maxgan merasa iba melihat wanita itu dan berusaha untuk
menghapirinya “ hai, bolehkah saya membantumu, lukamu sangat parah”. Cengna
“tidak, aku baik-baik saja” berusaha untuk tegar, meski terlihat begitu lemah
dan sempoyongan. Maxgan mengacungkan
telunjuknya yang mengarah tepat di bagian luka cengna “lihatlah lukamu,
seharusnya kamu dirawat di rumah sakit, janganlah menolak, kamu akan sembuh
dalam dua minggu”. Cengna heran melihat ketulusan pria yang baru di kenalnya,
dia membuka ransel yang dibawa di pundaknya dan mengambil cermin dan memperlihatkannya
kepada maxgan “ siapa kamu, bolehkah aku mengenalmu”, “aku adalah bayangan
dalam cermin itu, temanku biasa memanggilku maxgan” ceng na adalah gadis lugu
yang sulit untuk berkenalan dengan orang baru, sehingga dia memburtuhkan
bantuan cermin untuk berkenalan. Magan menatap ke arah savana, dan memanggil
temannya yang sudah jauh meninggalkannya, untuk membantunya membopong ceng na
ke rumah sakit di daerah Kota Malang.
Rumah Sakit
Maxgan adalah dokter muda yang tidak
pernah meninggalkan pasiennya sampai sembuh. Di salah satu rumah sakit di kota
malang Maxgan dengan sabar merawat cengna. Tak terasa sudah dua minggu maxgan
selesai menjalankan tugasnya merawat cengna dan dia berenca untuk pulang. Sore
itu setelah dua minggu di rumah sakit maxgan berpamitan dengan cengna, namun
cengna yang sendirian berusaha untuk membujuk maxgan, agar maxgan mau
menemaninya berkeliling menelusuri indahnya kota malang “pliss, jangan
tinggalkan aku, temani aku jalan-jalan, aku tidak tahu apa-apa di sini”. Maxgan
“Baiklah, dua hari ini aku bisa menemanimu jalan-jalan ke kota malang. Cengna
begitu bahagia, dan di segera bergegas mengambil barang-barang yang biasa ia
gunakan untuk treveler di lemari kamar rumah sakit tempat dia di rawat. Dua
hari berlalu, cengna kembali ke negara asalnya, sebelum pergi dia bertanya ke
maxgan “apakah kita akan bertemu lagi”. Maxgan “aku yakin suatu saat nanti kita
akan bertemu lagi, dan saat itu aku akan sangat bahagia, karena dapat menemuimu
lagi, entah di mana nanti kita akan dipertemukan.
China
Sebagai dokter
muda yang suka melakukan kegiatan sosial, Maxgan tergabung dalam relawan
Internasional di bawah naungan Perserikatan Bangsa-bangsa membantu menolong
korban banjir di salah satu provinsi di China. Tanggal 2 januari 2018 Maxgan sampai
di China, dan melakukan tugasnya sebagai relawan. Dua bulan sudah maxgan
menjalakan tugasnya, dia ingin menjelajahi beberapa destinasi wisata di China.
Sebelum berjalan-jalan di China maxgan melakukan khursus bahasa china di
beijing, maxgan di ajar oleh Ndut Na Xi pemandu wisata berkewarganegaraan
indonesia yang juga keturunan china. Ndut Na Xi diam-diam memendam perasaan
dengan Maxgan, dan Maxgan mengetahuinya. Setiap hari setelah selesai khursus
bahasa China Ndut Na XI ke apartemen Maxgan dan mengajaknya jalan-jalan. Tepat di
pertengahan jalan menuju salah satu tempat wisata Ndut Na Xi bertanya kepada
Maxgan “ Maxgan Bagaimana kalau aku jatuh cinta kepadamu”. Maxgan terdiam dan
teringat saat ia menemani cheng na jalan-jalan di Malang. Ndut Na Xi mengagetkan
Maxgan “Woi, aku Cuma bercanda kita sudah sampai” Di tempat wisata itu
tiba-tiba Maxgan menunduk dan melepaskan tanganya di genggam erat oleh Ndut Na
Xi. Maxgan menunduk ketikan melihat foto seorang wanita di papan reklame yang
begitu anggun, foto itu adalah foto Chengna yang menjadi model iklan salah satu
produk buatan china. Maxgan merasa aneh, mengapa dia terus teringat pada
Cengna. 1 bulan telah berlalu kini saatnya Maxgan kembali ke Indonesia.
Yerusalem, Palestina
Beberapa bulan kemudian Maxgan ditugaskan untuk membantu korban
konflik Palestina dan Israel. Di palestina Maxgan di temani dua temannya,
Sophitri dan Nisafir. Sebagai seorang treveler Maxgan tidak menyia-nyaiakan
waktunya di Palestina. Dia membuka buku list liburan yang dia tulis semasa dia
menjadi mahasiswa di salah satu Universitas di Jawa Timur. Maxgan, Sophitri dan
Nisafir menjelajahi beberapa tempat di palestina, mereka bertiga begitu bahagia.
Sudah satu minggu mereka bertiga menghabiskan waktu bersama-sama di palestina,dan
tabungan mereka untuk jalan-jalan sudah mulai habis. Maxgan, Sophitri dan
Nisafir berencana untuk pulang ke Indonesia. Kebagian dalam sekejap berupah
menjadi sebuah konflik kecil, ketika mereka tidak bisa pulang karena ada
blokade dari Israel. Sophitri menyalahkan Maxgan karena dia telah mengajak
jalan-jalan ke palistina untuk waktu yang lama, perdebatan terjadi diantara
mereka, meskipun Nisafir berusaha untuk mendamaikan dua sahabatnya. Satu hari
kemudian Maxgan mendapat undangan makan malam dari seseorang teman yang menjadi dokter di
palestina.
Maxgan
mengajak Sophitri dan Nisafir untuk menemani makan malam bersama teman
dokternya, sesampainya di rumah makan, Maxgan langsung di sambut oleh teman
dokternya, “welcome to palestina bray, enjoy for this nighat. Okey”. Tidak
begitu lama mereka berbincang-bincang datang seorang wanita yang menuju meja
makannya. Wanita itu membelakangi pandangan maxgan, teman maxgan langsung
membuka jaket wanita itu dan mengenalkannya kepada maxgan “ bray, this is cheng
na, wanita yang aku ceritakan kemadamu, dialah yang mampu merubah hidupku”.
Maxgan yang sudah terlanjur cinta begitu dalam kepada Cengna berusaha untuk
tergar dan berjabat tangan untuk berkenalan dengan cengna “ Maxgan”. Cengna
menanykan sesuatu kepada Maxgan “ Mata apa yang bisa di buat mandi”, Maxgan “
aku sudah menunggu jawaban itu hampir satu tahun”, pertanyaan itu adalah
pertanyaan yang pernah di tanyakan cengna sewaktu mereka jalan-jalan di kota
Malang. Teman dokter Maxgan tiba-tiba memutus pembicaraan diantara Maxgan dan
Cengna. “ oke untuk semua, mohon perhatiaanya sebentar” teman dokternya tiba
membungkukkan badan dan mengambil cincin di sakunya “Cengna, Will You Merry
Me”, Sophitri dan Nisafir merasa aneh dengan sikap Maxgan, mereka mengenggam
erat tangan Maxgan, seolah berusaha untuk menguatkan Maxgan. Cincin yang dipasangkan di jemari
Cengna tiba-tiba di basahi oleh tetesan air mata cengna, “Ma’af, aku tidak bisa
menerima lamaranmu” Cengna langsung keluar dari rumah makan tersebut sambil
meteskan air mata. Beberapa hari kemudian Maxgan menghampiri Cengna di salah
satu hotel tempat Cengna Menginap di Palestina dan menggatan “Cengna, ini sudah
kedua kalinya kita bertemu tanpa di sengaja, aku tidak tahu apakah kita memang
ditakdirkan untuk bertemu, atau ini sebuah tanda kalau kita ditakdirkan untuk
bersama”. “Aku tidak tahu, apakah kita memang di takdirkan untuk bersama, tapi
aku yakin suatu saat nanti jika kamu bernar-benar di takdirkan untuk menemaniku
hingga telah habis massaku, pasti kita akan di pertemukan kembali”, Cengna
berusaha menyembunyikan perasaannya dan pergi meninggalkan Maxgan.
Bondowoso, Indonesia
Singkat cerita,
Maxgan menikah dengan Ndut Na Xi, ketika Ndut Na Xi pergi ke Demak menemani
turis Cina jalan-jalan di Indonesia. Setelah menikan dengan Ndut Na Xi , Maxgan
menikah lagi dengan Sophitri, kerena dia tidak tega melihat sahabatnya dipakasa
nikah oleh orang tuanya dengan pengusaha tua renta, sebagai sarat untuk
melunasi orang tuanya, setelah memiliki dua Istri Maxgan memutuskan untuk
menikah kembali dengan Nisafir, karena dia tidak mau melihat temannya bunuh
diri, karena di tinggal suaminya. Cerita Maxgan yang mempunyai istri tiga sangat
mashur di Kabupaten Bondowosa, karena sangat jarang ada dokter muda yang
beristri tiga dan mampu bersikap adil kepada istri-istrinya. Sikapnya yang
sangat adil terhadap istrinya menarik perhatian salah satu TV internasional.
Kehidupan rumah tangga Maxgan di ekspos oleh TV Internasional tersebut dengan
acara “ Three Wife”, acara tersebut di siarkan setiap hari senin dan kamis di
150 negara di seluruh dunia. Kisahnya yang begitu ispiratif terdengar oleh
Cengna. Cengna memutuskan untuk untuk ke Bondowoso Indonesia untuk menemui
Maxgan. Setiba di Bondowoso Cengna menemui tiga Istri Maxgan, Cengna
menjelaskan kepada tiga istri Maxgan, bahwa dia sulit untuk melupakan Maxgan.
Istri Maxgan menyadari bahwa suaminya juga masih mencintai cengna, mereka pun
berniat untuk mempertemukan Maxgan dan Cengna. Mereka mengajak Maxgan ke Kawah
Ijen, sesampai di kawah Ijen, tiba-tiba ada yang wanita yang bertanya dari
belakang, “mata apa yang bisa di buat mandi” Maxgan sedik terkejut dan Menjawab
“sudah 5 tahun aku menunggu jawaban itu” “Jawabannya adalah Mata Air” ketiga
istrinya langsung menjawab, “wkwkwkwkw, garing mas-mas, jawaban koyok ngunu
ngenteni nganti limang tahun”, ahirnya Maxgan dan Cengna menikah, dan acara TV
tersebut berubah menjadi “The Perfectly Man In The World”. 30 tahun kemudian
Maxgan masuk kedalam 10 laki-laki paling beruntung di Dunia, dan mendapatkaan
Nobel kesetaraan Gender, serta mendapatkan gelar Doktor Kehormatan di berbagai
Universitas di seluruh Dunia. Maxgan berhasil terpilih menjadi duta suami teladan
Asia. Saat ini Maxgan hidup bahagia berssama istri-istrinya di Desa Wonosari
Kecamatan Wonosari Kabupaten Bondowoso.
#Cerita di atas hanya fiktif belaka, mohon maaf bila ada kesamaan
cerita, tempat atau peristiwa#
Maxgan (Cerita dari seorang dokter muda, beristri empat)
4/
5
Oleh
lufilahmad.blogspot.com