Al-Ahzab ayat 53: “Dan jika kalian (para shahabat) meminta suatu hajat (kebutuhan)
kepada mereka (istri-istri Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam)
maka mintalah dari balik hijab. Hal itu lebih bersih (suci) bagi kalbu
kalian dan kalbu mereka.” dari ayat ini kita daapat mengambil sejuta arti kawan, dan dari ayat ini pula hati saya gelisah memikirkan tentang berjuta dosa yang telah saya lakukan, namun disisi lain pikiran saya mencoba untuk menalarkan dan menjawaab tentang sejuta persoalan tentang adakah PACARAN DALAM ISLAM,
dari sinilah otak saya mulai mengajukan pertanyaan-pertanyaan yang sebissa mungkin bisa dipecahkan, yang pertama bayak orang mengatakan pacaran adalah suatu hal yang dilakukan sebagai salah satu persiapan sebelum menikah, katanya biar ndak canggung pas malam pertama, sebelum saya merasionalkannya, izinkan saya untuk mengartikan apa itu cinta, dalam ISLAM cinta yang sesungguhnya hanyalah hak Allah semata, karena pada hakekatnya allahlah yang mahha cinta dari segala cinta, dan cinta kepada lawan jenis hanyalah cinta sebatas shahwat saja. kadang kita berfikikir akan pilihan kita yang paling tepat, seolah dia yang akan menjadi jodoh yang terbaik untuk kita, namun apakah anda pernah berfikir kalau Allah telah mempersiapkan jodoh yang lebih baik daripada apa yang anda idamkan selama ini. karena itulah jang sekali-kali anda putus asa dan marah kepada Allah, karena sebenarnya Allah lebih mengetahui apa yang terbaik untuk kita dan apa yang buruk untuk kita. hanya Allahlah yang mampu menyatukan dua hati yang baik menurutnya, dan mampu memisahkan dua hati yang buruk untuknya. oleh karena itu kawan jangan terlalu menyayangi seseorang secara berlebihan dan juga jangan membenci orang secara berlebihan karena orang yang kamu benci mungkin suatu saat akan menjadi pendamping hidupmu. dalam hal ini saya juga pernah menayakan kebada beberapa tokoh salah satunya ayah saya KH.CHAMID DJAZURI beliau berkata "Tidak ada kata I LOVE YOU dalam CINTA sebelum kita mengucapkan kata QOBILTUL NIKAHA" , dalam hal ini saya juga menayakan kepada kakak pertama saya,ACHMAD SAYYIDUL UMAM AL-HAMID M.Hum "beliau mengatakan bahwa sesungguhnya cinta adalah syahadat(kesaksian mata yang langsung dari hati) bukan nadzoro(kesaksian mata yang dinalar oleh otak) oleh karenanya banyak orang yang mengingkari hakekat cintanya dan lebih mengutamakan sahwatnya saja" sedangkan menurut kakak ke dua saya, IZZUL ISLAM AL-HAMID M.Si, "cinta adalah sesuatu yang timbul karena ada rasa ketertarikan kepada lawan jenis, beliau membagi cinta menjadi tiga bagian. yang pertama adalah cinta syaitan yaitu cinta yang hanya untuk memenuhi syahwatnya semata yang kedua adalah cinta jin yaitu cinta yang mengunakan jin sebagai penyatu antara kedua hati yang awalnya sulit untuk bersatu, dan yang ketiga adalah cinta surga, yaitu cinta yang datang dari allah dan cinta yang lahir dari dua orang yang saling mencintai, insyaallah cinta yang seperti ini bukan hanya cinta sehidup semati tapi cinta abadi sampai disurga. Sedangkan menurut kakak ketiga NAILIL MUHIBIN AL-HAMID S.E, "Cinta sesungguhnya ada karena allah yang menghendakinya, cinta hadir bukan karena keterpaksaan, dan salah jika orang mengatakan kalau cinta butuh sebuah pengorbanan, karena yang ada dalam cinta hanyalah kebahagiaan. karena jika ada dua orang yang saling mencintai Allah akan mencukupkan kebutuhan keduanya, karena itu dua orang yang saling mencintai senantiasa akan selalu melengkapi kekurangan satu dengan yang lainnya. Oke kawan dari beberapa pendapat para tokoh diatas tadi kita dapat mengambil beberapa pelajaran tentang cinta dan dapat saya simpulakan bahwah cinta tidak perlu dipelajari tapi cintalah yang akan mengajarkan semuanya kepada kita.
Pertanyaan yang tidak kalah menarik dari saya adalah Bagaimana kalau cinta hanya untuk sekedar sebagai pemacu MOTIVASI kita, 1. “Sesungguhnya dunia itu manis dan hijau (indah memesona), dan Allah Subhanahu wa Ta’ala menjadikan kalian sebagai khalifah (penghuni) di atasnya, kemudian Allah Subhanahu wa Ta’ala memerhatikan amalan kalian. Maka berhati-hatilah kalian terhadap dunia dan wanita, karena sesungguhnya awal fitnah (kehancuran) Bani Israil dari kaum wanita.” (HR. Muslim, dari Abu Sa’id Al-Khudri radhiyallahu ‘anhu). dari sini saya akan mencoba memikirkan tentang kaidah pacaran sebagai motivasi, alhamdulillah kawan, saya terlahir dari keluarga yang sangat peduli dengan pendidikan. kata ayah saya, ojok sampek bosen sinau masio wes pinter yo tetepo sinau masio wes tuwek yo tetep sinau" prinsip itulah kawan yang dpigang oleh keluarga saya, jadi jangan heran bila kakak saya yang sudah berumur 26 tahun masih belum menikah, tapi masih belajar, belajar, dan belajar. mungkin ini akibat dari prinsip ayah saya, soalnya ayah saya sendiri menikah pas umur 35 tahun itu saja setelah guru beliau mengizinkannya, andaikan guru ayah saya tidak mengizinkan mungkin sampai sekarang ayah saya masih belum menikah. oleh sebab itu kawan salah bila orang mengatakan cinta sebagai motivasi, bahkan dalam kitab tersohor karangan imam zarnuzi dijelaskan dilarang bagi penuntut ilmu untuk mendekati seorang wanita, karena seorang wanita adalah racun bagi seorang tolib.
Pertanyaan yang tidak kalah menarik dari saya adalah Bagaimana kalau cinta hanya untuk sekedar sebagai pemacu MOTIVASI kita, 1. “Sesungguhnya dunia itu manis dan hijau (indah memesona), dan Allah Subhanahu wa Ta’ala menjadikan kalian sebagai khalifah (penghuni) di atasnya, kemudian Allah Subhanahu wa Ta’ala memerhatikan amalan kalian. Maka berhati-hatilah kalian terhadap dunia dan wanita, karena sesungguhnya awal fitnah (kehancuran) Bani Israil dari kaum wanita.” (HR. Muslim, dari Abu Sa’id Al-Khudri radhiyallahu ‘anhu). dari sini saya akan mencoba memikirkan tentang kaidah pacaran sebagai motivasi, alhamdulillah kawan, saya terlahir dari keluarga yang sangat peduli dengan pendidikan. kata ayah saya, ojok sampek bosen sinau masio wes pinter yo tetepo sinau masio wes tuwek yo tetep sinau" prinsip itulah kawan yang dpigang oleh keluarga saya, jadi jangan heran bila kakak saya yang sudah berumur 26 tahun masih belum menikah, tapi masih belajar, belajar, dan belajar. mungkin ini akibat dari prinsip ayah saya, soalnya ayah saya sendiri menikah pas umur 35 tahun itu saja setelah guru beliau mengizinkannya, andaikan guru ayah saya tidak mengizinkan mungkin sampai sekarang ayah saya masih belum menikah. oleh sebab itu kawan salah bila orang mengatakan cinta sebagai motivasi, bahkan dalam kitab tersohor karangan imam zarnuzi dijelaskan dilarang bagi penuntut ilmu untuk mendekati seorang wanita, karena seorang wanita adalah racun bagi seorang tolib.
ISLAMIC courtship (Pacaran Islami) dalam pandangan santri
4/
5
Oleh
lufilahmad.blogspot.com