Thursday, 1 October 2015

Indonesia Menangis (Tragedi Kemanusiaan Terparah di Indonesia antara 1998 - 2002)

oleh : AKHMAD MA' LUFIL WARO (MABA UNIVERSITAS JEMBER)



Setelah sekian lama kita menantikan kemerdekaan yang sesungguhnya, merdeka dalam arti bebas dalam segala hal. Merdeka tanpa ada batasan undang-undang. Merdeka dalam arti meningkatnya taraf kesejahteraaan. Merdeka tanpa ada penindasan dan interfrensi hukum. Merdeka dalam arti semua orang mampu memperoleh keadilan. Bukan hanya merdeka dapat mengibarkan sang saka di negri sendiri. Meskipun sudah di akui secara de facto dan dejure kita indonesia sebagai negara merdeka. Tapi kemerdekaan seolah hanya menjadi sebuah status sebagai bangsa yang bebas penjajahan dari pihak luar, namun tidak mendapatkan hak kemerdekaan di negri sendiri.
Orde Baru yang diharapkan oleh jutaan rakyat Indonesia mampu membawa dampak perubahaan dari Orde Lama yang dipimpin oleh Sang Plokamator Soekarno. Namun harapan rakyat kepada raja dari jawa Soeharto mulai sirna ketika Sang Raja mulai kehilangan daya untuk memimpin, namun karna kerakusan akan kekuasaan Soeharto ingin meniru Raja sebelumnya untuk menjadi Presiden seumur hidup. Kebosanan rakyat dengan kerakusan sang presiden mulai diekspresikan dengan berbagai tindakan anarkis.
Siapa yang pantas untuk disalahkan atas semua kejahatan yang terjadi hampir diseluruh pelosok indonesia?. Siapa yang mau bertanggung jawab atas semua darah yang tumpah sia-sia?. Inilah akibat dari kerakusan sang presiden pemimpin rezim orde baru. Akibatnya pancasila sudah tak dihiraukan lagi sebagai dasar permersatu bangsa. Di ambon ada perang antar etnis agama yang tak kunjung usai. Perang yang membuat jutaan orang mengungsi, dan ribuan nya meninggal sia-sia ditangan saudara yang seharusnya saling berjabat tangan bukan saudara yanga saling membunuh. Di aceh ada pemberontakan oleh rakyat yang geram dengan nasib bangsa indonesia yang tak kunjung membaik. Akibatnya membangkitkan semangat mantan greliyawan DI-TII untuk memberontak kepada negara. Dan menuntut kemerdekaan Aceh untuk mendirikan Negara Islam Aceh. Apakah ini cerminan rakyat indonesia, mungkin jika indonesia mampu pulih dari segala keterpurukan yang melanda rakyat tidak mungkin akan memberontak dan mau berpisah dengan NKRI. Sayangya rakyat sudah terlanjur kecewa dan sudah tidak mempercayai bualan-bualan dari para pemberi janji.
Pada tahun 1997 Soeharto terpilih kembali sebagai presiden indonesia. Namun ditahun yang sama kegeraman mahasiswa memuncak. Demonstrasi besar-besaran ditengah krisis ekonami yang melanda indonesia. Krisis moneter yang  dialami bangsa Indonesia adalah penyebab terbesar terjadinya penjarah dan penyerangan kepada Etnis Tionghooa. Trikora menjadi tuntutan utama rakyat Indonesia. Ditengah krisis ekonomi banyak sekali pengusaha yang gulung tikar. Banyak sekali penjarahan oleh sekelompok orang yang membutuhkan sesuap nasi tapi tidak mampu membeli dengan kringatnya. Karna kringatnya sudah tidak mampu menghasilkan uang akibat PHK besar-besaran karena krisis. Etnis tionghoa menjadi sasaran kelaparan rakyat diIndonesia. Yang mengakibatkan banyak sekali Toko entis tionghoa yang dijarah. Banyak wanita tionghoa menjadi korban pemerkosaan dan pembunuhan. sehingga mengakibatkan etnis tionghoa yang mengungsi. Inilah akibat dari ketidak mampuan seorang presiden dalam memimpin bangsa yang besar. Namun sayangnya permerintah hingga saat ini tidak menyelidiki kasusu tersebut dengan alasan tidak ditemukannya bukti-bukti yang lengkap.
Jika saja pada tahun 1998 Soeharto mampu menangani krisis Moneter, tanpa harung mengemis meminta utang ke bank untang dunia IMF. Seharusnya sebagai seorang presiden yang sudah memimpin selama 32 tahun Soeharto paham dengan realitas yang terjadi diIndonesia. Tahun yang seharunya menjai awal dari tujuh priode kempemimpinan Soeharto untuk menjadikan Indonesia lebih baik, tapi malah membuat bangsa sengsara dengan adanya krisis moneter yang takkunjung usai.Indonesia tercatat sebagai Negara terparah yang mengalami krisis dan lima puluh persen penduduk Indonesia berada dibawah garis kemiskinan serta menjalini hidup yang memprihatinkan.
Sementara para mahasiswa berusaha untuk merobohkan benteng terahir rezim orde baru. Semangat para mahasiswa ini telah mengorbankan empat nyawa yang gugur akibat kebrutalan TNI di trisakti. Sebilan aktivis diculik tanpa ada pemberitauah keberadaanya hingga saat ini. Bagimana bangsa ini mau maju ketika sang pemimpin tidak mau mendengar keluhan rakyat. Suara rakyat bukanlah bualan, tapi suara rakyat adalah tuhan yang wajib dilakukan oleh seorang pemimpin. Karna kekuasaan penuh negri ini bukan ditangan seorang presiden tapi ada pada rakyat. Presiden hanyalah sebagai penyambuh lidah rakyat yang mewakili seluruh rakyat indonesia. Ketika sang presiden melupakan rakyatnya, maka rakyat akan murka kepada presiden. Kemurkaan rakyat ini pada era soeharto bukanya hilang namun bertambah parah. Gerakan penuntut trikora bersatu demi kemakmuran bangsa indonesia, mereka sudah bosan dengan bualan sampah soeharto dan menuntut untuk secapatnya Soeharto harus turun dari tahta yang didudukinya selama 32 tahun.
Tanggal 18 Mei 1998, sore sekitar pukul 15.30 WIB, Harmoko di Gedung DPR, yang dipenuhi ribuan mahasiswa, menyatakan bahwa demi persatuan dan kesatuan bangsa, pimpinan DPR, baik Ketua maupun para Wakil Ketua, mengharapkan Presiden Soeharto mengundurkan diri secara arif dan bijaksana. 
Pidato Harmoko saat itu pun disambut gembira oleh ribuan mahasiswa yang mendatangi Gedung DPR itu. Namun kebahagiaan itu tidak berlangsung lama, karena pada malam harinya, pukul 23.00 WIB Menhankam/ Panglima ABRI Jenderal TNI Wiranto menyebut bahwa pernyataan Harmoko itu merupakan sikap dan pendapat individual, karena tidak dilakukan melalui mekanisme rapat DPR.
Tanggal 19 Mei 1998, sekitar pukul 09.00, Presiden Soeharto bertemu ulama dan tokoh masyarakat, yakni Ketua Umum PB Nahdlatul Ulama Abdurrahman Wahid, budayawan Emha Ainun Nadjib, Direktur Yayasan Paramadina Nurcholish Madjid, Ketua Majelis Ulama Indonesia Ali Yafie, Prof Malik Fadjar (Muhammadiyah), Guru Besar Hukum Tata Negara dari Universitas Indonesia Yusril Ihza Mahendra, KH Cholil Baidowi (Muslimin Indonesia), Sumarsono (Muhammadiyah), serta Achmad Bagdja dan Ma'aruf Amin dari NU.
Setalah itu dengan senaknya Raja dari Tanah Jawa ini menyuruh Cak Nur(Nur Kholis Majid) untuk memimpit kabinet jilid 7, beruntung dengan kebesaran hatinya ca knur menolaknya. Selain itu panglima ABRI Wiranto juga menyarankan soeharto untuk segera mengundurkan diri.
Bagi Soeharto tidak ada pilihan lain selain mengundurkan diri "Saya memutuskan untuk menyatakan berhenti dari jabatan saya sebagai Presiden RI, terhitung sejak saya bacakan pernyataan ini pada hari ini, Kamis 21 Mei 1998," ujar Soeharto saat membacakan surat pengunduran dirinya.Setelah soeharto turun bukan berarti masalah bangsa indonesia selesai begitu saja. Penyakit yang diderita bangsa ini akibat virus yang dibuat pada rezim orde baru sudah memasuki stadium empat. BJ.Habibipun  harus menanggung sakit yang dia tidak tau apa penyebabnya. Habibi berusa untuk melakukan keoterapy untuk menenangkan hati rakyat indonesia. Habiebi yang diragukan kemampuannya dalam memimpin Indonesia oleh Soeharto berusaha untuk menunjukan kemampuannya dalam memimpin Negri. Gebrakan-gebrakan baru dilakuakan oleh Habibi dimasa transisi negri ini. Mulai dari pemulihan dari krisis ekonomi yang berkepanjangan, membebaskan tahanan politik hingga membebaskan rakyat Timor Leste untuk mendirikan negara sendiri. Kempemimpinan Habibi tidak berlangsung lama. Hal ini disebabkan oleh virus yang ditularan oleh Soeharto ke BJ. Habibi, meskipun sebenarnya Habibi tidak tertular virus tersebut. Bagi rakyat semua orang yang dekat dengan Soeharto pasti tertulas virus tersebut. Habibi lengser dalam kurun waktu 565 hari memimpin negri ini.
Di bawah kepemimpinan Habibi, konflik-konflik kecil yang sebelumnya terjadi di Ambon berubah menjadi konflik besar yang mereka sebut sebagai perang saudara. Perang yang diawali oleh konflik preman dengan supir taksi. Laskar jihad berdatangan ke Ambon untuk mengembalikan kehormatan Islam. Haruskah darah saudara yang berbeda agama, namun satu bangsa pantas dikorbankan hanya untuk sebuah kehormatan yang mengkambing hitamkan Agama sebagai alasan?. Perang yang berlarut-larut ini bias reda setelah komunitas pemuda mengelar aksi damai dengan cara mengumkulkan keluarga muslim dan Kristen. Ambon kembali seperti sediakala meskipun masih banyak puing-puing kehancuran dan darah yang mewarnai jalan. Namun sakit hati dan dendam sudah padam, persaudaraan semakin kuat.
 Sejarah baru dari bangsa indonesia ditorehkan, untuk pertamakalinya dalam sejaran pemilihan Presiden bangsa ini menggunakan asas demokrasi. 48 Partai Politik saling besaing untuk memperebutkan RI satu secara demokratis dan LUBERJURDIL (langsung, umum, bebas, jujur, dan adil). Sebuah awal perubahan bangsa Indonesia. DPR yang dulu hanya menjadi tukang stempel Soeharto kini berubah menjadi Lembaga yang mengawasi kinerja pemerintahan. Pemilu menjadi kegiatan terahir BJ. Habibi. pemilu bisa menjadi alat kooptasi bagi pemerintah untuk meningkatkan respon rakyat terhadap kebijakan-kebijakan yang dibuatnya, dan pada saat yang sama memperkecil tingkat oposisi terhadapnya (Edelman, 171, Easton, 1965, Shils 1962, Zolberg, 1966).
KH. Abdurrahman Wahid (Gus dur) menjadi Presiden pertama Era Reformasi didampingi Megawati Soekarno Putri sebagai Wakil Presiden. Berbagai cletukan dan gurauan gaya khas memimpin Gus Dur mewarnai pemerintahan Republik Indonesia. Melihat banyak sekali praktek-praktek Korupsi diIndonesia seorang Abdurahhman Wahid dengan tegas menghapus lembaga tersebut sepertihalnya Departemen Penerangan. Semenjak mengawali dipemerintahan Gusdur merupakan Presiden Indonesia yang menjungjung tinggi Humaniora. Gus Dur berusaha untuk mencontohkan kepada Indonesia dan Dunia bahwa ketentraman dan keharmonisan dalam hidup bernegara sangatlah penting. Era reformasi pertama ini diwarnai juga dengan berbagai konflik sosial. Konflik social yang terjadi dikalimantan barat. Maslah golangan menjadi factor utama penyebab konflik ini. Seorang pencuri etnis Madura tewas dihakimi massa yang ber etnis Dayak dan Melayu. Aksi balas dendam dilakukan oleh etnis Madura kepada etnis Dayak yang mengakibatkan terjadia aksi salang balas dendam hingga meluas keberbagai wilayah di Kalimantan Barat. Pemerintah berusaha mendamaikan konflik tersebut dengan mengajak tokoh masyarakat dari masing-masing etnis yang ada untuk membentuk Forum Komunikasi Masyarakat Kalimantan Barat. Dengan wadah tersebut segala permasalahan dicoba diselesaikan secara damai.
Konflik sosial di Kalimantan Barat ternyata terjadi juga di Kalimantan Tengah. Pada tanggal 18 Februari 2001 pecah konflik antara etnis Madura dan Dayak. Konflik itu diawali dengan terjadinya pertikaian perorangan antaretnis di Kalimantan Tengah. Ribuan rumah dan ratusan nyawa melayang sia-sia akibat pertikaian antaretnis tersebut. Sebagian pengungsi dari etnis Madura yang diangkut dari Sampit untuk kembali ke kampung halamannya di Madura ternyata juga menimbulkan masalah di kemudian hari. Kondisi Pulau Madura yang kurang menguntungkan menyebabkan sebagian warganya menolak kedatangan para pengungsi itu. Sampai sekarang pun pengungsi Sampit masih menjadi masalah pemerintah.
Konflik sosial di Sulawesi Tengah tepatnya di daerah Poso berkembang menjadi konflik antaragama. Kejadian bermula dipicu oleh perkelahian antara Roy Luntu Bisalembah (Kristen) yang kebetulan sedang mabuk dengan Ahmad Ridwan (Islam) di dekat Masjid Darussalam pada tanggal 26 Desember 1998. Entah isu apa yang berkembang di masyarakat perkelahian dua orang berbeda agama itu berkembang menjadi ketegangan antar agama di Poso, Sulawesi Tengah. Konflik tersebut juga menyebabkan ratusan rumah dan tempat ibadah hancur. Puluhan, bahkan ratusan nyawa melayang akibat konflik tersebut. Konflik sempat mereda, tetapi masuknya beberapa orang asing ke daerah konflik tersebut menyebabkan ketegangan dan kerusuhan terjadi lagi. Beberapa dialog digelar untuk meredakan konflik tersebut, seperti pertemuan Malino yang dilakukan pada tanggal 19–20 Desember 2001.
            Sebagai bangsa Indonesia sudah sepantasnya kita mengamalkan nilai-nilai yang terkandung dalam pancasil. Pancasila bukanlah sekedar lima tulisan dasar tanpa arti. Pancasila merupakan dasar kehidupan berbangsa dan bernegara di Indonesia. Sekarang banyaknya prinsip: kebangsaan, internasionalisme, mufakat, kesejahteraan, dan ketuhanan, lima bilangannya. Namanya bukan Panca Dharma, tetapi saya namakan ini dengan petunjuk seorang teman kita ahli bahasa - namanya ialah Pancasila. Sila artinya azas atau dasar, dan diatas kelima dasar itulah kita mendirikan negara Indonesia, kekal dan abadi.(Soekarno, Ploklamator, Presiden pertama RI) 
Konflik antar agama yang sering terjadi di Indonesia adalah akibat dari kurangnya rasa persatuan dan toleransi antar umat Bergama. Dalam pancasila dijelaskan tentang pentingnya taqwa kepada tuhan yang maha esa, karnanya taqwa kepada tuhan yang maha esa wajib dianut oleh seluruh rakyat Indonesia.  Andaikan mereka sadar dan menerapkan nilai-nilai pancasila mungkin tidak akan ada lagi konflik social yang mengatas namakan agama. Sebagai umat Bergama sudah sepantasya sadar akan pentingnya rasa saling menghormati antar umat beragama, dan tidak memaksakan suatu agama dn kkepercayaan kepada orang lain, selain itu seorang umat beragama harus Saling menghormati kebebasan menjalankan ibadah sesuai dengan agama dan kepercayaannya.
Sila kedua juga menjelaskan tentang pentingnya Mengakui persamaan derajat persamaan hak dan persamaan kewajiban antara sesama manusia. Saling mencintai sesama manusia Mengembangkan sikap tenggang rasa.Tidak semena-mena terhadap orang lain. Menjunjung tinggi nilai kemanusiaan. Gemar melakukan kegiatan kemanusiaan.Berani membela kebenaran dan keadilan.Bangsa Indonesia merasa dirinya sebagai bagian dari seluruh umat manusia.
Persatuan Indonesia adalah modal utama dalam menjaga kerukunan dan ketentraman dalam kehidupan berbangsa dan bernegara karana didalamnya terkandung nilai-nilai Menempatkan kesatuan, persatuan, kepentingan, dan keselamatan bangsa dan negara di atas kepentingan pribadi atau golongan. Rela berkorban untuk kepentingan bangsa dan negara. Cinta Tanah Air dan Bangsa. Bangga sebagai Bangsa Indonesia dan ber-Tanah Air Indonesia. Memajukan pergaulan demi persatuan dan kesatuan bangsa yang ber-Bhinneka Tunggal Ika.
Dalam pemikiran prespektif pancasila juga tidak melupakan musyawarah dalam menyelesaikan suatu permasalahan yang ada. Karena pada hakekatnya manusia adalah maluk sosial, dimana satu dengan yang lainnya saling membutuhkan. Mengutamakan kepentingan negara dan masyarakat. Tidak memaksakan kehendak kepada orang lain. Mengutamakan musyawarah dalam mengambil keputusan untuk kepentingan bersama.  Musyawarah untuk mencapai mufakat diliputi semangat kekeluargaan. Dengan itikad baik dan rasa tanggung jawab menerima dan melaksanakan hasil musyawarah. Musyawarah dilakukan dengan akal sehat dan sesuai dengan hati nurani yang luhur. Keputusan yang diambil harus dapat dipertanggung jawabkan secara moral kepada Tuhan Yang Maha Esa, menjunjung tinggi harkat dan martabat manusia serta nilai-nilai kebenaran dan keadilan.
Serta sebagai bangsa yang besar mari bersama mewujudkan keadilan social bagi seluruh rakyat Indonesia Mengembangkan perbuatan-perbuatan yang luhur yang mencerminkan sikap dan suasana kekeluargaan dan gotong-royong. Bersikap adil. Menjaga keseimbangan antara hak dan kewajiban. Menghormati hak-hak orang lain. Dan selalu menananmkan sifat tolong menolong antar sesama.




Related Posts

Indonesia Menangis (Tragedi Kemanusiaan Terparah di Indonesia antara 1998 - 2002)
4/ 5
Oleh

Subscribe via email

Like the post above? Please subscribe to the latest posts directly via email.