oleh : AKHMAD MA' LUFIL WARO (MABA UNIVERSITAS JEMBER)
Setelah sekian lama
kita menantikan kemerdekaan yang sesungguhnya, merdeka dalam arti bebas dalam
segala hal. Merdeka tanpa ada batasan undang-undang. Merdeka dalam arti
meningkatnya taraf kesejahteraaan. Merdeka tanpa ada penindasan dan interfrensi
hukum. Merdeka dalam arti semua orang mampu memperoleh keadilan. Bukan hanya
merdeka dapat mengibarkan sang saka di negri sendiri. Meskipun sudah di akui
secara de facto dan dejure kita indonesia sebagai negara merdeka. Tapi
kemerdekaan seolah hanya menjadi sebuah status sebagai bangsa yang bebas
penjajahan dari pihak luar, namun tidak mendapatkan hak kemerdekaan di negri
sendiri.
Orde Baru yang
diharapkan oleh jutaan rakyat Indonesia mampu membawa dampak perubahaan dari
Orde Lama yang dipimpin oleh Sang Plokamator Soekarno. Namun harapan rakyat
kepada raja dari jawa Soeharto mulai sirna ketika Sang Raja mulai kehilangan
daya untuk memimpin, namun karna kerakusan akan kekuasaan Soeharto ingin meniru
Raja sebelumnya untuk menjadi Presiden seumur hidup. Kebosanan rakyat dengan
kerakusan sang presiden mulai diekspresikan dengan berbagai tindakan anarkis.
Siapa yang pantas untuk
disalahkan atas semua kejahatan yang terjadi hampir diseluruh pelosok
indonesia?. Siapa yang mau bertanggung jawab atas semua darah yang tumpah
sia-sia?. Inilah akibat dari kerakusan sang presiden pemimpin rezim orde baru.
Akibatnya pancasila sudah tak dihiraukan lagi sebagai dasar permersatu bangsa.
Di ambon ada perang antar etnis agama yang tak kunjung usai. Perang yang membuat
jutaan orang mengungsi, dan ribuan nya meninggal sia-sia ditangan saudara yang
seharusnya saling berjabat tangan bukan saudara yanga saling membunuh. Di aceh
ada pemberontakan oleh rakyat yang geram dengan nasib bangsa indonesia yang tak
kunjung membaik. Akibatnya membangkitkan semangat mantan greliyawan DI-TII
untuk memberontak kepada negara. Dan menuntut kemerdekaan Aceh untuk mendirikan
Negara Islam Aceh. Apakah ini cerminan rakyat indonesia, mungkin jika indonesia
mampu pulih dari segala keterpurukan yang melanda rakyat tidak mungkin akan
memberontak dan mau berpisah dengan NKRI. Sayangya rakyat sudah terlanjur
kecewa dan sudah tidak mempercayai bualan-bualan dari para pemberi janji.
Pada tahun 1997
Soeharto terpilih kembali sebagai presiden indonesia. Namun ditahun yang sama
kegeraman mahasiswa memuncak. Demonstrasi besar-besaran ditengah krisis ekonami
yang melanda indonesia. Krisis
moneter yang dialami bangsa Indonesia
adalah penyebab terbesar terjadinya penjarah dan penyerangan kepada Etnis Tionghooa.
Trikora
menjadi tuntutan utama rakyat Indonesia. Ditengah krisis ekonomi banyak sekali
pengusaha yang gulung tikar. Banyak sekali penjarahan oleh sekelompok orang
yang membutuhkan sesuap nasi tapi tidak mampu membeli dengan kringatnya. Karna
kringatnya sudah tidak mampu menghasilkan uang akibat PHK besar-besaran karena
krisis. Etnis tionghoa menjadi sasaran kelaparan rakyat diIndonesia. Yang
mengakibatkan banyak sekali Toko entis tionghoa yang dijarah. Banyak wanita
tionghoa menjadi korban pemerkosaan dan pembunuhan. sehingga mengakibatkan
etnis tionghoa yang mengungsi. Inilah akibat dari ketidak mampuan seorang
presiden dalam memimpin bangsa yang besar. Namun sayangnya permerintah hingga saat ini tidak
menyelidiki kasusu tersebut dengan alasan tidak ditemukannya bukti-bukti yang
lengkap.
Jika
saja pada tahun 1998 Soeharto mampu menangani krisis Moneter, tanpa harung
mengemis meminta utang ke bank untang dunia IMF. Seharusnya sebagai seorang
presiden yang sudah memimpin selama 32 tahun Soeharto paham dengan realitas
yang terjadi diIndonesia. Tahun yang seharunya menjai awal dari tujuh priode
kempemimpinan Soeharto untuk menjadikan Indonesia lebih baik, tapi malah
membuat bangsa sengsara dengan adanya krisis moneter yang takkunjung
usai.Indonesia tercatat sebagai Negara terparah yang mengalami krisis dan lima
puluh persen penduduk Indonesia berada dibawah garis kemiskinan serta menjalini
hidup yang memprihatinkan.
Sementara para
mahasiswa berusaha untuk merobohkan benteng terahir rezim orde baru. Semangat
para mahasiswa ini telah mengorbankan empat nyawa yang gugur akibat kebrutalan
TNI di trisakti. Sebilan aktivis diculik tanpa ada pemberitauah keberadaanya
hingga saat ini. Bagimana bangsa ini mau maju ketika sang pemimpin tidak mau
mendengar keluhan rakyat. Suara rakyat bukanlah bualan, tapi suara rakyat
adalah tuhan yang wajib dilakukan oleh seorang pemimpin. Karna kekuasaan penuh
negri ini bukan ditangan seorang presiden tapi ada pada rakyat. Presiden
hanyalah sebagai penyambuh lidah rakyat yang mewakili seluruh rakyat indonesia.
Ketika sang presiden melupakan rakyatnya, maka rakyat akan murka kepada
presiden. Kemurkaan rakyat ini pada era soeharto bukanya hilang namun bertambah
parah. Gerakan penuntut trikora bersatu demi kemakmuran bangsa indonesia,
mereka sudah bosan dengan bualan sampah soeharto dan menuntut untuk secapatnya
Soeharto harus turun dari tahta yang didudukinya selama 32 tahun.
Tanggal 18 Mei 1998, sore sekitar pukul 15.30 WIB, Harmoko di Gedung
DPR, yang dipenuhi ribuan mahasiswa, menyatakan bahwa demi persatuan dan
kesatuan bangsa, pimpinan DPR, baik Ketua maupun para Wakil Ketua, mengharapkan
Presiden Soeharto mengundurkan diri secara arif dan bijaksana.
Pidato Harmoko saat itu pun disambut gembira oleh ribuan mahasiswa yang mendatangi Gedung DPR itu. Namun kebahagiaan itu tidak berlangsung lama, karena pada malam harinya, pukul 23.00 WIB Menhankam/ Panglima ABRI Jenderal TNI Wiranto menyebut bahwa pernyataan Harmoko itu merupakan sikap dan pendapat individual, karena tidak dilakukan melalui mekanisme rapat DPR.
Tanggal 19 Mei 1998, sekitar pukul 09.00, Presiden Soeharto bertemu ulama dan tokoh masyarakat, yakni Ketua Umum PB Nahdlatul Ulama Abdurrahman Wahid, budayawan Emha Ainun Nadjib, Direktur Yayasan Paramadina Nurcholish Madjid, Ketua Majelis Ulama Indonesia Ali Yafie, Prof Malik Fadjar (Muhammadiyah), Guru Besar Hukum Tata Negara dari Universitas Indonesia Yusril Ihza Mahendra, KH Cholil Baidowi (Muslimin Indonesia), Sumarsono (Muhammadiyah), serta Achmad Bagdja dan Ma'aruf Amin dari NU. Setalah itu dengan senaknya Raja dari Tanah Jawa ini menyuruh Cak Nur(Nur Kholis Majid) untuk memimpit kabinet jilid 7, beruntung dengan kebesaran hatinya ca knur menolaknya. Selain itu panglima ABRI Wiranto juga menyarankan soeharto untuk segera mengundurkan diri.
Pidato Harmoko saat itu pun disambut gembira oleh ribuan mahasiswa yang mendatangi Gedung DPR itu. Namun kebahagiaan itu tidak berlangsung lama, karena pada malam harinya, pukul 23.00 WIB Menhankam/ Panglima ABRI Jenderal TNI Wiranto menyebut bahwa pernyataan Harmoko itu merupakan sikap dan pendapat individual, karena tidak dilakukan melalui mekanisme rapat DPR.
Tanggal 19 Mei 1998, sekitar pukul 09.00, Presiden Soeharto bertemu ulama dan tokoh masyarakat, yakni Ketua Umum PB Nahdlatul Ulama Abdurrahman Wahid, budayawan Emha Ainun Nadjib, Direktur Yayasan Paramadina Nurcholish Madjid, Ketua Majelis Ulama Indonesia Ali Yafie, Prof Malik Fadjar (Muhammadiyah), Guru Besar Hukum Tata Negara dari Universitas Indonesia Yusril Ihza Mahendra, KH Cholil Baidowi (Muslimin Indonesia), Sumarsono (Muhammadiyah), serta Achmad Bagdja dan Ma'aruf Amin dari NU. Setalah itu dengan senaknya Raja dari Tanah Jawa ini menyuruh Cak Nur(Nur Kholis Majid) untuk memimpit kabinet jilid 7, beruntung dengan kebesaran hatinya ca knur menolaknya. Selain itu panglima ABRI Wiranto juga menyarankan soeharto untuk segera mengundurkan diri.
Bagi Soeharto tidak ada pilihan lain selain
mengundurkan diri "Saya
memutuskan untuk menyatakan berhenti dari jabatan saya sebagai Presiden RI,
terhitung sejak saya bacakan pernyataan ini pada hari ini, Kamis 21 Mei
1998," ujar Soeharto saat membacakan surat pengunduran dirinya.Setelah
soeharto turun bukan berarti masalah bangsa indonesia selesai begitu saja.
Penyakit yang diderita bangsa ini akibat virus yang dibuat pada rezim orde baru
sudah memasuki stadium empat. BJ.Habibipun harus menanggung sakit yang dia tidak tau apa
penyebabnya. Habibi berusa untuk melakukan keoterapy untuk menenangkan hati
rakyat indonesia. Habiebi yang
diragukan kemampuannya dalam memimpin Indonesia oleh Soeharto berusaha untuk
menunjukan kemampuannya dalam memimpin Negri. Gebrakan-gebrakan
baru dilakuakan oleh Habibi dimasa transisi negri ini. Mulai dari pemulihan
dari krisis ekonomi yang berkepanjangan, membebaskan tahanan politik hingga
membebaskan rakyat Timor Leste untuk mendirikan negara sendiri. Kempemimpinan
Habibi tidak berlangsung lama. Hal ini disebabkan oleh virus yang ditularan
oleh Soeharto ke BJ. Habibi, meskipun sebenarnya Habibi tidak tertular virus
tersebut. Bagi rakyat semua orang yang dekat dengan Soeharto pasti tertulas
virus tersebut. Habibi lengser dalam kurun waktu 565 hari memimpin negri ini.
Di
bawah kepemimpinan Habibi, konflik-konflik kecil yang sebelumnya terjadi di Ambon
berubah menjadi konflik besar yang mereka sebut sebagai perang saudara. Perang
yang diawali oleh konflik preman dengan supir taksi. Laskar jihad berdatangan
ke Ambon untuk mengembalikan kehormatan Islam. Haruskah darah saudara yang
berbeda agama, namun satu bangsa pantas dikorbankan hanya untuk sebuah
kehormatan yang mengkambing hitamkan Agama sebagai alasan?. Perang yang
berlarut-larut ini bias reda setelah komunitas pemuda mengelar aksi damai
dengan cara mengumkulkan keluarga muslim dan Kristen. Ambon kembali seperti
sediakala meskipun masih banyak puing-puing kehancuran dan darah yang mewarnai
jalan. Namun sakit hati dan dendam sudah padam, persaudaraan semakin kuat.
Sejarah baru dari bangsa
indonesia ditorehkan, untuk pertamakalinya dalam sejaran pemilihan Presiden
bangsa ini menggunakan asas demokrasi.
48 Partai Politik saling besaing untuk memperebutkan RI satu secara demokratis
dan LUBERJURDIL (langsung, umum, bebas, jujur, dan adil). Sebuah awal perubahan
bangsa Indonesia. DPR yang dulu hanya menjadi tukang stempel Soeharto kini
berubah menjadi Lembaga yang mengawasi kinerja pemerintahan. Pemilu menjadi kegiatan
terahir BJ. Habibi. pemilu bisa
menjadi alat kooptasi bagi pemerintah untuk meningkatkan respon rakyat terhadap
kebijakan-kebijakan yang dibuatnya, dan pada saat yang sama memperkecil tingkat
oposisi terhadapnya (Edelman, 171, Easton, 1965, Shils 1962, Zolberg, 1966).
KH.
Abdurrahman Wahid (Gus dur) menjadi Presiden pertama Era Reformasi didampingi
Megawati Soekarno Putri sebagai Wakil Presiden. Berbagai cletukan dan gurauan
gaya khas memimpin Gus Dur mewarnai pemerintahan Republik Indonesia. Melihat
banyak sekali praktek-praktek Korupsi diIndonesia seorang Abdurahhman Wahid
dengan tegas menghapus lembaga tersebut sepertihalnya Departemen Penerangan.
Semenjak mengawali dipemerintahan Gusdur merupakan Presiden Indonesia yang
menjungjung tinggi Humaniora. Gus Dur berusaha untuk mencontohkan kepada
Indonesia dan Dunia bahwa ketentraman dan keharmonisan dalam hidup bernegara
sangatlah penting. Era reformasi pertama ini diwarnai juga dengan berbagai
konflik sosial. Konflik social yang terjadi dikalimantan barat. Maslah golangan
menjadi factor utama penyebab konflik ini. Seorang pencuri etnis Madura tewas
dihakimi massa yang ber etnis Dayak dan Melayu. Aksi balas dendam dilakukan
oleh etnis Madura kepada etnis Dayak yang mengakibatkan terjadia aksi salang
balas dendam hingga meluas keberbagai wilayah di Kalimantan Barat.
Pemerintah berusaha mendamaikan konflik tersebut dengan mengajak tokoh
masyarakat dari masing-masing etnis yang ada untuk membentuk Forum Komunikasi
Masyarakat Kalimantan Barat. Dengan wadah tersebut segala permasalahan dicoba
diselesaikan secara damai.
Konflik
sosial di Kalimantan Barat ternyata terjadi juga di Kalimantan Tengah. Pada
tanggal 18 Februari 2001 pecah konflik antara etnis Madura dan Dayak. Konflik
itu diawali dengan terjadinya pertikaian perorangan antaretnis di Kalimantan
Tengah. Ribuan rumah dan ratusan nyawa melayang sia-sia akibat pertikaian
antaretnis tersebut. Sebagian pengungsi dari etnis Madura yang diangkut dari
Sampit untuk kembali ke kampung halamannya di Madura ternyata juga menimbulkan
masalah di kemudian hari. Kondisi Pulau Madura yang kurang menguntungkan
menyebabkan sebagian warganya menolak kedatangan para pengungsi itu. Sampai
sekarang pun pengungsi Sampit masih menjadi masalah pemerintah.
Konflik
sosial di Sulawesi Tengah tepatnya di daerah Poso berkembang menjadi konflik
antaragama. Kejadian bermula dipicu oleh perkelahian antara Roy Luntu
Bisalembah (Kristen) yang kebetulan sedang mabuk dengan Ahmad Ridwan (Islam) di
dekat Masjid Darussalam pada tanggal 26 Desember 1998. Entah isu apa yang
berkembang di masyarakat perkelahian dua orang berbeda agama itu berkembang
menjadi ketegangan antar agama di Poso, Sulawesi Tengah. Konflik tersebut juga
menyebabkan ratusan rumah dan tempat ibadah hancur. Puluhan, bahkan ratusan
nyawa melayang akibat konflik tersebut. Konflik sempat mereda, tetapi
masuknya beberapa orang asing ke daerah konflik tersebut menyebabkan ketegangan
dan kerusuhan terjadi lagi. Beberapa dialog digelar untuk meredakan konflik
tersebut, seperti pertemuan Malino yang dilakukan pada tanggal 19–20 Desember
2001.
Sebagai bangsa Indonesia sudah
sepantasnya kita mengamalkan nilai-nilai yang terkandung dalam pancasil.
Pancasila bukanlah sekedar lima tulisan dasar tanpa arti. Pancasila merupakan
dasar kehidupan berbangsa dan bernegara di Indonesia. Sekarang banyaknya
prinsip: kebangsaan, internasionalisme, mufakat, kesejahteraan, dan ketuhanan,
lima bilangannya. Namanya bukan Panca Dharma, tetapi saya namakan ini dengan
petunjuk seorang teman kita ahli bahasa - namanya ialah Pancasila. Sila artinya
azas atau dasar, dan diatas kelima dasar itulah kita mendirikan negara
Indonesia, kekal dan abadi.(Soekarno, Ploklamator, Presiden pertama
RI)
Konflik
antar agama yang sering terjadi di Indonesia adalah akibat dari kurangnya rasa
persatuan dan toleransi antar umat Bergama. Dalam pancasila dijelaskan tentang
pentingnya taqwa kepada tuhan yang maha esa, karnanya taqwa kepada tuhan yang
maha esa wajib dianut oleh seluruh rakyat Indonesia. Andaikan mereka sadar dan menerapkan
nilai-nilai pancasila mungkin tidak akan ada lagi konflik social yang mengatas
namakan agama. Sebagai umat Bergama sudah sepantasya sadar akan pentingnya rasa
saling menghormati antar umat beragama, dan tidak memaksakan suatu agama dn
kkepercayaan kepada orang lain, selain itu seorang umat beragama harus Saling
menghormati kebebasan menjalankan ibadah sesuai dengan agama dan
kepercayaannya.
Sila kedua juga menjelaskan tentang
pentingnya Mengakui persamaan derajat persamaan hak dan persamaan
kewajiban antara sesama manusia. Saling mencintai sesama manusia Mengembangkan
sikap tenggang rasa.Tidak semena-mena terhadap orang lain. Menjunjung tinggi
nilai kemanusiaan. Gemar melakukan kegiatan kemanusiaan.Berani membela
kebenaran dan keadilan.Bangsa Indonesia merasa dirinya sebagai bagian dari
seluruh umat manusia.
Persatuan
Indonesia adalah modal utama dalam menjaga kerukunan dan ketentraman dalam
kehidupan berbangsa dan bernegara karana didalamnya terkandung nilai-nilai
Menempatkan kesatuan, persatuan, kepentingan, dan keselamatan bangsa dan negara
di atas kepentingan pribadi atau golongan. Rela berkorban untuk kepentingan
bangsa dan negara. Cinta Tanah Air dan Bangsa. Bangga sebagai Bangsa Indonesia
dan ber-Tanah Air Indonesia. Memajukan pergaulan demi persatuan dan kesatuan
bangsa yang ber-Bhinneka Tunggal Ika.
Dalam pemikiran
prespektif pancasila juga tidak melupakan musyawarah dalam menyelesaikan suatu
permasalahan yang ada. Karena pada hakekatnya manusia adalah maluk sosial,
dimana satu dengan yang lainnya saling membutuhkan. Mengutamakan kepentingan
negara dan masyarakat. Tidak memaksakan kehendak kepada orang lain.
Mengutamakan musyawarah dalam mengambil keputusan untuk kepentingan
bersama. Musyawarah untuk mencapai
mufakat diliputi semangat kekeluargaan. Dengan itikad baik dan rasa tanggung
jawab menerima dan melaksanakan hasil musyawarah. Musyawarah dilakukan dengan
akal sehat dan sesuai dengan hati nurani yang luhur. Keputusan yang diambil
harus dapat dipertanggung jawabkan secara moral kepada Tuhan Yang Maha Esa,
menjunjung tinggi harkat dan martabat manusia serta nilai-nilai kebenaran dan
keadilan.
Serta sebagai bangsa yang besar mari
bersama mewujudkan keadilan social bagi seluruh rakyat Indonesia Mengembangkan
perbuatan-perbuatan yang luhur yang mencerminkan sikap dan suasana kekeluargaan
dan gotong-royong. Bersikap adil. Menjaga keseimbangan antara hak dan
kewajiban. Menghormati hak-hak orang lain. Dan selalu menananmkan sifat tolong
menolong antar sesama.
Indonesia Menangis (Tragedi Kemanusiaan Terparah di Indonesia antara 1998 - 2002)
4/
5
Oleh
lufilahmad.blogspot.com