Saturday, 31 January 2015

KEBAIKAN KATA JANCOK (Menurut pandangan santri)

Hai orang-orang yang beriman janganlah suatu kaum mengolok-olok kaum yang lain. Karena boleh jadi mereka yang diolok-olokan lebih baik dari mereka yang mengolok dan jangan pula wanita mengolok-olok wanita yang lain boleh jadi wanita yang diperolok lebih baik dari pada wanita yang mengolok-olok. Dan janganlah kamu mencela dirimu sendiri.
Dan janganlah kamu memanggil dengan gelar-gelar yang buruk. Seburuk-buruk panggilan ialah panggilan yang buruk sesudah iman dan barang siapa yang tidak bertobat, maka mereka itulah orang-orang yang dzalim. (QS. Al-Hujarat: 11), maka dari itu panggilah orang dengan nama yang baik. Seperti LUFIL jangan dipanggil mbah,ndut,nyep,ceng,asu atau kata yang menyakitkan hati lainya. terus apa hubungannya ayat ini dengan kata jancuk. Pingin tau, makannya baca sampai selesai.
Setiap daerah pasti punya ciri khas masing-masing. Kalian tau ngak kawan apa ciri khas kota Surabaya. Ya pasti yang terpikir dibenak kalian adalah kisah tentang hiu dan buaya, bonek mania, peristiwa 10 november, orangnya yang suka nekat. Padahal ada icon kota Surabaya yang saat ini mulai punah. Kata JANCOK. Pasti dipikiran kalian yang muncul adalah suatu kata yang jorok dan sangat menjijikkan. Makanya baca sampai selesai agar kalian ndak salah paham. Kata yang lahir di daerah yang terkenal dari kampus ITS ini memiliki beragam. Secara etimologi menurut Kamus Daring Universitas Gadjah Mada , istilah “jancuk, jancok, diancuk, diancok, cuk, atau cok" memiliki makna “sialan, keparat, brengsek (ungkapan berupa perkataan umpatan untuk mengekspresikan kekecewaan atau bisa juga digunakan untuk mengungkapkan ekspresi keheranan atas suatu hal yang luar biasa)”. ( "Universitas Gadjah Mada Online Dictionary"sumber : wikipdia). Sedangkan menut ahli sejarah Edi Samson, seorang anggota Cagar Budaya di Surabaya, istilah Jancok atau Dancok berasal dari bahasa Belandayantye ook” yang memiliki arti “kamu juga”. Istilah tersebut popular di kalangan Indo-Belanda sekitar tahun 1930-an. Istilah tersebut diplesetkan oleh para remaja Surabaya untuk mencemooh warga Belanda atau keturunan Belanda dan mengejanya menjadi “yanty ok” dan terdengar seperti “yantcook”. Sekarang, kata tersebut berubah menjadi “Jancok” atau “Dancok”. Salah satu versi asal-mula kata “Jancuk” berasal dari kata Da’Suk. Da’ artinya “meninggalkanlah kamu”, dan assyu’a artinya “kejelekan”, digabung menjadi Da’Suk yang artinya “tinggalkanlah keburukan”. Kata tersebut diucapkan dalam logat Surabaya menjadi “Jancok”.  Kata "Jancok" berasal dari kata Sudanco berasal dari zaman romusha yang artinya “Ayo Cepat”. Karena kekesalan pemuda Surabaya pada saat itu, kata perintah tersebut diplesetkan menjadi “Dancok”. Warga Kampung Palemahan di Surabaya memiliki sejarah oral bahwa kata “Jancok” merupakan akronim dari “Marijan ngencuk” (“Marijan berhubungan badan”). Kata encuk merupakan bahasa Jawa yang memiliki arti “berhubungan badan”[4], terutama yang dilakukan di luar nikah. Versi lain menyebutkan bahwa kata “Jancuk” berasal dari kata kerja “diencuk”. Kata tersebut akhirnya berubah menjadi “Dancuk” dan terakhir berubah menjadi “Jancuk” atau “Jancok”.(Sumber : Wikipedia "Sejarah Singkat Tentang JANCOK". ) dalam bahasa inggris jancok bersal dari kata FUCK, dan jancok koen berasal dari kata MOTHER FUCK YOU (ngawur rek ojok dipercoyo)
“Jancuk” itu ibarat sebilah pisau. Fungsi pisau sangat tergantung dari user-nya dan suasana psikologis si user. Kalau digunakan oleh penjahat, bisa jadi senjata pembunuh. Kalau digunakan oleh seorang istri yang berbakti pada keluarganya, bisa jadi alat memasak. Kalau dipegang oleh orang yang sedang dipenuhi dendam, bisa jadi alat penghilang nyawa manusia. Kalau dipegang orang yang dipenuhi rasa cinta pada keluarganya bisa dipakai menjadi perkakas untuk menghasilkan penghilang lapar manusia. Begitupun “jancuk”, bila diucapkan dengan niat tak tulus, penuh amarah, dan penuh dendam maka akan dapat menyakiti. Tetapi bila diucapkan dengan kehendak untuk akrab, kehendak untuk hangat sekaligus cair dalam menggalang pergaulan, “jancuk” laksana pisau bagi orang yang sedang memasak. “Jancuk” dapat mengolah bahan-bahan menjadi jamuan pengantar perbincangan dan tawa-tiwi di meja makan. (Sujiwo Tedjo, 2012, halaman x)
Jancuk merupakan simbol keakraban. Simbol kehangatan. Simbol kesantaian. Lebih-lebih di tengah khalayak ramai yang kian munafik, keakraban dan kehangatan serta santainya “jancuk” kian diperlukan untuk menggeledah sekaligus membongkar kemunafikan itu. (Sujiwo Tejo, 2012 : 397)
Maka dari itu kawan jangan lihat luarnya saja tapi lihatlah dalamnya. Maka dari itu jangan menuduh orang yang mengatakan JANCOK termasuk orang yang buruk, jelek, dan tidak beradab. Nabi bersabda tdaklah dia berssaksi atas sesorang, bahwa ia kafir melaikan salah satu dari keduanya mendapatkannya. Jika ia mengatakan seseorang kafir, maka dia jadi seperti apa yang dikatakannya. Jika dia bukan seorang kafir.maka ia pun telah kafir karena mengkafirkannya.( sumber: kitab Maroqil ‘Ubudiyah) kafir yang dimaksut adalah menuh orang lain dengan maksut untuk menjelek-jelekannya. Karena itu lihat maksud orang tersebut mengatakan JANCOK. Karena JANCOK memiliki beragam arti dan tujuan.
Seperti memuji : Jancuk, tambah pinter ae koen gung. Jancok suwi ra petuk tambah ganteng koen riz.
Kata seru : wes cok, ra usah gombe, eleng gusti allah cok.
Untuk keakraban : cok piye kabarmu. Tambah sehat ae koen cok.
Meskipun ada yang untuk kejelekan. Gak ndang mati ae koen cok. Rupamu cok, tambah suwi tambah elek. Jancok, tambah goblok ae koen cok. Paham, ets tapi tunggu dulu karena pembasnnya belum selesai kawan. Karena itu jangan menilai orang dengan kejelekan hanya dengan melihat luarnya saja. Dan jangan merasa dirimu lebih baik dari orang yang kamu jelek-jelekan. Allah berfirman : Dan barang siapa allah menghendaki kesesatan, niscaya allah menjadikan dadanya sempit, seolah-olah dia sedang mendaki langit.
Seperti kata sujiwo tejo tadi jancok adalah kata yang mempunyai banyak makna tergantung niat dan tujuan orang tersebut saat mengucapkannya. Tapi sebaiknya kebiasaan mengatakan jancok ini ditinggalkan, dalam sebuah hadis dijelaskan”katakanlah yang baik lalu diam” yang dimaksut dalam hadis ini adalah lebih baik kamu diam dari pada berkata yang menurut orang lain memiliki konotasi buruk. Meskipun menurutmu itu baik. Karena setiap orang memiliki pandangan yang berbeda-beda.
Mulai sekarang ubah kebiasaanmu mengatakan JANCOK dengan menyebut nama allah dalam keadaan sedang maupun susah Karena dengan kamu menyebut nama allah maka allah akan memberikanmu pertolongan. Dan yakinlah kamu pasti bisa kawan allah berfirman barang siapa allah menghendaki dan memberikannya hidayah , niscaya dia melapangkan dadanya untuk memeluk agama islam.(QS. A-An’am :125) Dan dalam kitab maroqil ‘ubudiyah dijelaskan. Rosulullah S.A.W. bersabda. Sesungguhnya allah Swt Memaafkan bagi umatku apa yang dibisikan dalam hatinya sebelum dibicarakannya atau dikerjakannya. Menurut para ulama : yang dimaksud dengan itu adalah lintasan fikiran yang tidak menetap. Sama halnya apakah lintasan lintasan fikiran itu termasuk ghibah atau kufur atau yang lainnya.  Dalam sebuah hadist aukamaqol dijelaskan “ Hai orang-orang yang beriman berdzikirlah dengan menyebut nama allah. Dzikir yang sebanyak-banyaknya. Dan bertasbihlah kepadanya diwaktu pagi dan petang. Dialah yang memberi rahmat kepadamu dan malikat malaikatnya memohonkan ampunan untukmu, supaya mengeluarkan kamu dari kegelapan pada cahaya yang terang. Dan dialah maha penyayang kepada orang-orang yang beriman.
Untuk itu kawan mulai sekarang biasakan menyebut nama allah. Maka allah akan memberimu pahala yang sesuai. Dalam kitab Maroqil ‘Ubudiyah. Allah swt berfirman : Wahai anak adam, jika engkau menyebutku dalam keadaan sendiri, maka aku akan menjemputmu dalam keadaan sendirian. Jika engkau menyebutku dalam suatu majelis, maka allah akan menyebutmu dalam majlis yang lebih baik darinya. Artinya jika engkau menyebut nama allah dengan keadaan diam secara ikhlas dan menjahui riya’, maka Allah swt akan segera memberimu pahala yang sesuai dengan amalmu. Jika engkau menyebut allah swt dalam sekelompok orang untuk membanggakanya dan mengagungkan-Nya diantara para mahluk-Nya maka allah swt akan menyebutmu diantara para malakat yang didekatkan dan arwah para rosul untuk membanggakanmu dan mengagungkanmu.
Untuk itu kawan. Abilah kebaikan dan hikmah dari kata JANCOK jangan diambil keburukannya. Terimakasih telah sudi untuk membeca sampai selesai. Semoga bermanfa’at. Amin
Sumber : Wikipedia, Kitab Maroqil Ubudiyah karya Syeh Nawawi al jawi, Buku Djancuker karya sujiwo tejo, dan kalamullah kita suci Al-Qur’an al karim.
Salam dari penulis : Akhmad Ma’lufil Waro ( Santri PP. Miftahul  Ulum)





Related Posts

KEBAIKAN KATA JANCOK (Menurut pandangan santri)
4/ 5
Oleh

Subscribe via email

Like the post above? Please subscribe to the latest posts directly via email.