Tuesday, 1 December 2015

Cara Ternak Sapi Potong yang Mudah dan Menguntungkan

Assalamualaikum juragan, ane punya cara ni, agar usaha juragan lebih maju, maka dari itu gan baca artikel ane ya. Sapi Potong atau dalam bahasa jawa disebut sapi lemusin ini teryata dagingnya sangat dibutuhkan di indonesia gan. Indonesia selama ini masih kekurangan stok daging sapi, sehingga negara ini harus mengimpor dari luar negri. Kok bisa, sapi potong aja beli dari luar negri? Gini gan ceritanya, dari tahun ketahun kebutuhan akan daging sapi potong ini terus meningkat, sementara stok yang tersedia dalam negri masih kurang, karena pertumouhan populasi sapi potong ini sangat lamban, dari tahun ketahunnya hanya berkisar 5% saja,  impor sapi bibit pada tahun 2005 mencapai 4.600 ekor atau setara dengan US$1.921.600, bakalan 265.200 ekor (US$107.731.000), daging sapi 21.484.000 ton (US$ 603.812.700), dan hati sapi 34.436.000 ton (US$3.803.800). Dari total impor daging dan sapi bakalan tersebut, 30% di antaranya berasal dari Australia, Selandia Baru, dan Amerika Serikat (Koran Tempo 2008). untuk itu saya mengajak juragan untuk membuka usaha ternak sapi potong, cara ternaknya mudah tapi hasilnya luar biasa.

1. CARA TERNAK SAPI POTONG

1.1 Sarana dan Peralatan

Sarana dan Peralatan merupakan hal yang mutlak dalam berternak sapi, berikut ini adalah sarana dan peralatan dalam berternak sapi

1.1.1 Kandang


Kandang bisa di bentuk ganda atau tunggal, tergantung dari jumlah sapi yang dimiliki juragan. Pada kandang tipe tunggal, penempatan sapi dilakukan pada satu baris . Pada kandang tipe ganda penempatannya dilakukan pada dua jajaran yang saling berhadapan dan tengahnya sisakan jalur untuk jalan. Pembuatan kandang untuk tujuan penggemukan (kereman) berbentuk tunggal bila sapinya hanya sedikit. Namun, apabila kegiatan penggemukan sapi ditujukan untuk komersial, ukuran kandang harus lebih luas dan lebih besar sehingga dapat menampung jumlah sapi yang lebih banyak. Lantai kandang harus diusahakan tetap bersih guna mencegah timbulnya berbagai penyakit. Lantai terbuat dari tanah padat atau semen, dan mudah dibersihkan dari kotoran sapi. Lantai tanah dialasi dengan jerami kering sebagai alas kandang yang hangat. Seluruh bagian kandang dan peralatan yang pernah dipakai harus disuci hamakan terlebih dahulu dengan desinfektan.  Ukuran kandang untuk seekor sapi jantan dewasa adalah 1,5 x 2 m. Sedangkan untuk seekor sapi betina dewasa adalah 1,8 x 2 m dan untuk seekor anak sapi cukup 1,5x1 m. Perlengkapan yang harus dipenuhi dalam pembutan kandang, yaitu : tempat pakan dan minum yang diletakkan diluar kandang, sapu, sikat, sekop, sabit, tempat mandi, dan tempat kawin.

1.2 Pembibitan

Dalam berternak sapi potong pembibitan harus diperhatikan dan dan dilakukan dengan baik. adapun yang harus diperhatikan dalam berternak sapi potong, bibit sapi potong yang baik, yaitu : mempunyai tanda telinga, matanya tampak cerah dan bersih, pernafasan tidak keluar lendir, kukunya tidak panas, tidak ada hama dan penyakit yang menempel pada kulit dan bulunya, tidak ada tanda mencret pada bagian ekor dan dubur, bulu tidak rontok, pusar bersih dan bening, tubuh besar berbentuk segi empat/bola, laju pertumbuhan cepat.

1.3 Pemeliharaan

pemeliharaan merupakan tahap yang paling rumit dalam ternak sapi potong. Pemeliharaan mencakup penyediaan pakan dan pengolahan kandang. Adapun tujuan penyediaan pakan dan pengolahan kandang, yaitu : Melindungai sapi dari hujan dan panas terik matahari, mempermudah perawatan dan pengawasan, Dapat memantau keehatan dan keamanan sapi, Dapat terpenuhi asupan gizi, menambah energi, mempercepat pertumbuhan dan penggemukan, menambah tenaga.
Makin baik kualitas dan mutu pakan yang diberikan pada sapi maka makin besar tenaga yang ditimbulkan dan masih besar pula energi yang tersimpan dalam bentuk daging. Pemberian pakan dapat dilakukan dengan 3 cara: yaitu penggembalaan (Pasture fattening), kereman (dry lot faatening) dan kombinasi cara pertama dan kedua. Penggembalaan dapat dilakukan sekitar 5-7 jam per hari, sehingga menghemat tenaga dan biaya untuk pakan dalam kandang.  Pakan  tambahan berupa dedak halus atau bekatul, bungkil kelapa, gaplek, ampas tahu. yang diberikan dengan cara dicampurkan dalam rumput ditempat pakan. Selain itu, dapat ditambah mineral sebagai penguat berupa garam dapur, kapus. Pakan sapi dalam bentuk campuran dengan jumlah dan perbandingan tertentu ini dikenal dengan istilah ransum. Pemberian pakan sapi yang terbaik adalah kombinasi antara penggembalaan dan keraman. Menurut keadaannya, jenis hijauan dibagi menjadi 3 katagori, yaitu hijauan segar, hijauan kering, dan silase. Macam hijauan segar adalah rumput-rumputan, kacang-kacangan (legu minosa) dan tanaman hijau lainnya. Rumput yang baik untuk pakan sapi adalah rumput gajah, rumput raja (king grass), daun turi, daun lamtoro. Hijauan kering berasal dari hijauan segar yang sengaja dikeringkan dengan tujuan agar tahan disimpan lebih lama. Termasuk dalam hijauan kering adalah jerami padi, jerami kacang tanah, jerami jagung, dsb.

1.4  Penyakit Pada Sapi

Sapi potong merupakan hewan yang rentan terhadap penyakit. penyakit yang biasa diderita sapi potong, yaitu :

  • Penyakit antraks Penyebab: Bacillus anthracis yang menular melalui kontak langsung, makanan/minuman atau pernafasan. Gejala: demam tinggi, badan lemah dan gemetar, gangguan pernafasan, pembengkakan pada kelenjar dada, leher, alat kelamin dan badan penuh bisul, kadang-kadang darah berwarna merah hitam yang keluar melalui hidung, telinga, mulut, anus dan vagina, kotoran ternak cair dan sering bercampur darah, limpa bengkak dan berwarna kehitaman. Pengendalian: vaksinasi, pengobatan antibiotika, mengisolasi sapi yang terinfeksi serta mengubur/membakar sapi yang mati.
  • Penyakit mulut dan kuku (PMK) atau penyakit Apthae epizootica (AE) Penyebab: virus ini menular melalui kontak langsung melalui air kencing, air susu, air liur dan benda lain yang tercemar kuman AE. Gejala:  rongga mulut, lidah, dan telapak kaki atau tracak melepuh serta terdapat tonjolan bulat berisi cairan yang bening, demam atau panas, suhu badan menurun drastis, nafsu makan menurun bahkan tidak mau makan sama sekali, air liur keluar berlebihan. Pengendalian: vaksinasi dan sapi yang sakit diasingkan dan diobati secara terpisah,
  • Penyakit ngorok/mendekur atau penyakit Septichaema epizootica (SE) Penyebab: bakteri Pasturella multocida. Penularannya melalui makanan dan minuman yang tercemar bakteri. Gejala, kulit kepala dan selaput lendir lidah membengkak, berwarna merah dan kebiruan, leher, anus, dan vulva membengkak, paru-paru meradang, selaput lendir usus dan perut masam dan berwarna merah tua, demam dan sulit bernafas sehingga mirip orang yang ngorok. Dalam keadaan sangat parah, sapi akan mati dalam waktu antara 12-36 jam. Pengendalian: vaksinasi anti SE dan diberi antibiotika atau sulfa. 
  • Penyakit radang kuku atau kuku busuk (foot rot) Penyakit ini menyerang sapi yang dipelihara dalam kandang yang basah dan kotor. Gejala: mula-mula sekitar celah kuku bengkak dan mengeluarkan cairan putih keruh, kulit kuku mengelupas, tumbuh benjolan yang menimbulkan rasa sakit, sapi pincang dan akhirnya bisa lumpuh.
1.4 Pengendalian

Ada pepatah yang mengatakan lebih baik mencegah dari pada mengobati. Ternak sapi yang baik harus pula ada menejemen pengendalin penyakit yang baik. pengendalian penyakit yang baik adalah menjaga kesehatan sapi dengan selalu memantau kesehatan sapi, dengan cara menjaga kebersihan kandang beserta peralatannya, termasuk memandikan sapi, Sapi yang sakit dipisahkan dengan sapi sehat dan segera dilakukan pengobatan, Mengusakan lantai kandang selalu kering, Memeriksa kesehatan sapi secara teratur dan dilakukan vaksinasi sesuai petunjuk.


2. Panen

2.1 Hasil Utama dan Tambahan
  
Hasil utama yang diperoleh dari ternak sapi potong adalah daging yang memiliki kualitas tinggi. Kulit sapi juga bisa dimanfa'atkan sebagai bahan kerajinan dan kesenian. kotoran sapi bisa dibuat biogas dan pupuk kompos

3. Pasca Panen

3.1 Pemotongan

Ada beberapa prinsip teknis yang harus diperhatikan dalam pemotongan sapi agar diperoleh hasil pemotongan yang baik, yaitu: Ternak sapi harus diistirahatkan sebelum pemotongan, ternak sapi harus bersih, bebas dari tanah dan kotoran lain yang dapat mencemari daging, pemotongan ternak harus dilakukan secepat mungkin, dan rasa sakit yang diderita ternak diusahakan sekecil mungkin dan darah harus keluar secara tuntas, semua proses yang digunakan harus dirancang untuk mengurangi jumlah dan jenis mikroorganisme pencemar seminimal mungkin.

3.2  Pengulitan 

Pengulitan pada sapi yang telah disembelih dapat dilakukan dengan menggunakan pisau tumpul atau kikir agar kulit tidak rusak. Kulit sapi dibersihkan dari daging, lemak, noda darah atau kotoran yang menempel. Jika sudah bersih, dengan alat perentang yang dibuat dari kayu, kulit sapi dijemur dalam keadaan terbentang. Posisi yang paling baik untuk penjemuran dengan sinar matahari adalah dalam posisi sudut 45 derajat

3.3 Pengeluaran Jeroan 

Setelah sapi dikuliti, isi perut (visceral) atau yang sering disebut dengan jeroan dikeluarkan dengan cara menyayat karkas (daging) pada bagian perut sapi.

3.4 Pemotongan Karkas 

Akhir dari suatu peternakan sapi potong adalah menghasilkan karkas berkualitas dan berkuantitas tinggi sehingga recahan daging yang dapat dikonsumsipun tinggi.


Related Posts

Cara Ternak Sapi Potong yang Mudah dan Menguntungkan
4/ 5
Oleh

Subscribe via email

Like the post above? Please subscribe to the latest posts directly via email.